Sabtu, 2 Maret 2002.
Polda Metro Kerahkan 200 PolisiJAKARTA -- Polda Metro Jaya menanggapi serius potensi kerusuhan etnis di Jakarta. Kemarin, mereka menerjunkan 200 personel polisi untuk mengusut penyebab bentrokan antaretnis di Jalan Raya Bekasi Km 26, Ujung Menteng, Jakarta Timur. "Kami curiga ada yang melakukan praktek adu domba untuk mengacau Jakarta," kata Kadispen Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Anton Bachrul Alam kepada Koran Tempo.
Sehari sebelumnya, kecurigaan serupa disampaikan Kasatserse Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Polisi I Putu Jayan. Putu melihat ada upaya adu domba antaretnis di balik peristiwa penganiayaan Sandi, buruh bangunan warga Madura, di Ujung Menteng dua hari lalu oleh enam orang bertopeng. Saat itu, orang-orang bertopeng tadi menuding Sandi mata-mata Madura yang menyusup ke warga Betawi. (Koran Tempo, 1/3)
Kasus ini kemudian melebar, bahkan dikait-kaitkan dengan bentrokan di PD Pasar Jaya, Kramatjati, Minggu (24/2). Kemudian pecahlah kerusuhan antaretnis Betawi dengan Madura itu pada Kamis (28/2) malam hingga Jumat (1/3) subuh. Bentrokan mereda setelah polisi dari Polres Jakarta Timur melerai. Dalam peristiwa itu jatuh korban 17 orang luka-luka.
Meski bentrok lebih besar terhindari, suasana masih mencekam. Sejumlah warga Betawi melakukan aksi sweeping (penyisiran) terhadap warga Madura, di Jalan Raya Bekasi KM 24, di depan perumahan Taman Modern yang berjarak dua kilometer dari lokasi bentrokan. Di situ, mereka membakar satu sepeda motor dan memukul dua pengendaranya.
Aksi sweeping berakhir setelah aparat Polres Bekasi datang membubarkan massa. Polisi kemudian menyita senjata tajam, bom molotov dan senjata api yang diperoleh dalam razia di Jalan Raya Bekasi perbatasan Bekasi-Jakarta Timur.
Setelah kerusuhan mereda, dua kelompok sepakat untuk berdamai. Kesepakatan berlangsung di kantor Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. "Jangan sampai kesalahan kecil ini diterjemahkan dalam bentuk kekerasan lagi," kata Camat Cakung Atma Sunjaya.
Dalam pertemuan itu, kelompok Madura diwakili Muzemmil dan Betawi diwakili H. Fadholi Al-Muhir. Hadir juga perwakilan masyarakat Banten yang diwakili H. Asmawi.
Menanggapi bentrok ini, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengingatkan agar warga terus memelihara kedamaian. "Dalam urusan kayak begitu, ada saja kelompok biang keroknya, tiap kali kan ada yang berposisi seperti itu," kata Sutiyoso.
Aparat keamanan dan Pemda DKI, kata Sutiyoso, harus mendalami latar belakang pertikaian tersebut dan mencegahnya agar tidak meluas. "Karena itu, polisi harus segera menindak pelakunya. Saya sudah telepon Kapolda dan beliau akan menangkap orang-orang itu," ujarnya.
Secara terpisah, Kapolsek Cakung Komisaris Polisi Unggul Budi Tutuko menginginkan bentrok berbau SARA yang akhir-akhir ini terjadi di Jakarta, terutama Jakarta Timur, di tingkat nasional. Menurut dia, penyelesaian di tingkat lokal tidak memadai.-nurlis/ebnu/lis/dimas
No comments:
Post a Comment