Selasa, 7 Pebruari 2006.
BRI Syariah Resmikan 20 Cabang Baru
BRI sedang melakukan kajian dalam rangka memisahkan unit usaha syariahnya menjadi bank umum syariah.
MATARAM - Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara serentak membuka 113 kantor operasional baru yang tersebar di seluruh Indonesia, Senin (6/2). Dari jumlah tersebut, 20 di antaranya adalah kantor operasional BRI Syariah dan 93 lainnya adalah kantor operasional BRI konvensional. ''Kami melihat potensi besar masyarakat Indonesia untuk bertransaksi perbankan sejalan prinsip syariah,'' kata Direktur Utama BRI, Sofyan Basir saat meresmikan 113 cabang tersebut. Peresmian 113 jaringan baru BRI tersebut dilakukan secara simbolis dengan meresmikan beroperasinya cabang syariah baru di Kota Mataram, Nuda Tenggara Barat. Dari 20 kantor BRI Syariah yang diresmikan serentak tersebut, tercatat tujuh di antaranya adalah kantor cabang dan 13 lainnya adalah kantor cabang pembantu. Lokasi kantor tersebut tersebar di berbagai kota di Indonesia, mulai dari Jakarta, Jambi, Pontianak, Balikpapan, dan Mataram sendiri. Lebih lanjut Sofyan mengungkap untuk tahun 2006, BRI akan meningkatkan sosiali!
sasi perbankan syariah ke masyarakat. Menurut dia, prinsip bank syariah sejalan dengan masyarakat Indonesia yang mayoritasnya Muslim. Ia mengungkap, saat ini BRI Syariah tengah melakukan studi mengenai unit usaha syariahnya. BRI mengkaji kemungkinan untuk memisah unit usaha syariahnya menjadi bank syariah tersendiri (spin off). Menurut Sofyan, hal itu dilakukan lantaran melihat bahwa biasanya kemajuan pesat terjadi pada bank-bank yang berdiri sendiri, bukan yang berfungsi sebagai unit usaha syariah. Namun, kapan target unit usaha syariah belum disebutkan. Direktur BRI, Ventje Rahardjo, mengungkap BRI Syariah tetap menjadi pilar dari bank induk. Mereka serius ingin mengembangkan BRI Syariah. Dengan peresmian 20 unit kerja BRI Syariah ini, maka unit usaha syariah BRI telah memiliki 45 kantor layanan. Ke-45 kantor itu terdiri dari 27 kantor cabang Syariah dan 18 kantor cabang pembantu syariah (KCPS). Menurut pimpinan Bank Indonesia Mataram, I Made Sudja, BRI Syariah tercatat!
sebagai bank syariah yang memiliki kantor operasional paling !
banyak d
i seluruh Indonesia. Ia juga mengakui bahwa bank syariah termasuk berkembang cepat. '''Karena bank syariah terkait erat dengan sektor riil. Sehingga bank syariah ini mampu mengakomodasi dinamika sektor riil,'' kata Sudja. Namun Sudja mengingatkan, ada sejumlah tantangan bagi bank syariah. Antara lain adalah agar bank mampu mengembangkan variasi produknya atau lebih inovatif. Hal ini, katanya, agar bank syariah bisa menjangkau pasar lebih luas lagi. Hal lainnya, kata Sudja, adalah bersikap konsisten dengan prinsip syariah. ''Kegagalan selama ini biasanya diakibatkan karena tidak konsisten dengan prinsip tersebut,'' katanya. Mengenai kantor baru di Mataram, Kepala Unit Usaha Syariah BRI, Eko B Suharno, mengatakan wilayah NTB amat potensial bagi perbankan syariah. Populasi Mataram, menurut Eko, sebagian besar Muslim. Selain itu banyak masyarakat yang melakukan ibadah haji. Tak hanya itu, Eko juga mengatakan bahwa NTB amat berpotensi bagi pembiayaan BRI Syariah. Hal ini karena b!
anyak usaha kecil dan menengah yang menunjukkan kemampuan untuk maju. Saat ini total asset BRI Syariah pada 2005 mencapai Rp 685 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan tercatat mencapai angka Rp 609 miliar dengan dana pihak ketiga (DPK) yang terkumpul mencapai Rp 250,7 miliar. Menurut Eko, dana ini paling besar berasal dari deposito. BRI Syariah didirikan pada 17 April 2002. Dana hitungan usia yang relatif muda, kini bank ini telah memiliki 75.330 nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam acara peresmian ini, BRI juga menyerahkan bea siswa pada 30 orang orang. Bantuan lainnya adalah berupa dana bergulir kepada 10 pengusaha mikro pemula. BRI juga menyerahkan bantuan 20 ton beras senilai 100 juta rupiah kepada para korban bencana alam di wilayah NTB. Bantuan itu sebagian berasa dari dana Yayasan Baitul Maal BRI dan dari BRI sendiri.
(yyn )
No comments:
Post a Comment