Cari Berita berita lama

Republika - Bolehkah Limpa Dibuang?

Minggu, 4 Maret 2007.

Bolehkah Limpa Dibuang?












Assalamualaikum wr wb Dr Zubairi Yth, Suami saya, 50 tahun, sakit kurang darah sejak lima tahun lalu. Saya masih ingat, waktu itu ia lemas dan pucat sekali, tidak kuat naik tangga ke lantai dua, padahal kamar kami ada di lantai atas. Sampai di rumah sakit, diperiksa kadar darah merahnya, ternyata tinggal 5,4 gram%. Saat hendak transfusi, ada masalah karena tidak ada darah yang cocok di bank darah, walaupun golongan darahnya sama-sama B. Saat itu dokter menjelaskan, suami saya menderita penyakit anemia yang tergolong hemolitik, akibat antibodi bentukan tubuhnya sendiri. Selama beberapa tahun penyakitnya terkontrol dengan baik. Sekitar delapan bulan lalu, perut suami saya membuncit yang ternyata akibat pembesaran limpa. Menurut dokter, limpa yang besar sekali tersebut harus diangkat. Pertanyaan saya, bukankah Allah SWT menciptakan setiap organ tubuh kita, untuk mempunyai peran masing-masing? Apakah ada bahayanya jika? Ida, Jakarta Waalaikumussalam wr wb Ibu Ida yang ba!
ik, Dari data yang Ibu sampaikan dan lampiran hasil laboratorium, khususnya tes Coombs yang positif, retikulosit, dan kadar bilirubin indirek tinggi, suami Anda memang sakit anemia hemolitik autoimun, yaitu ada penghancuran sel darah merah berlebihan (anemia hemolitik) yang terjadi akibat tubuh membentuk zat anti yang salah peran. Artinya antibodi yang seharusnya untuk melawan musuh, melawan bakteri, kuman tetapi malah merusak sel darah sendiri (autoimun). Pengobatannya tentu dengan obat yang menekan pembentukan auto-antibodi, baik dengan obat golongan kortikosteroid (misalnya prednison, prednisolon, deksametason), mengangkat limpa, dan obat-obat golongan imunosupresif. Kapan limpa perlu dibuang? Pembuangan limpa, atau istilah kedokterannya splenektomi dikerjakan, bila limpa terlalu besar sehingga menyebabkan penghancuran sel darah merah berlebihan, yang menimbulkan kurang darah/anemia. Atau bila limpa yang besar tersebut juga merusak trombosit, menyebabkan tubuh kekuranga!
n jumlah trombosit. Apakah peran limpa? Selain untuk menghanc!
urkan se
l darah merah yang umurnya sudah tua (sekitar 120 hari), limpa sebagai organ limfoid, seperti juga kelenjar getah bening, berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Namun untuk yang dewasa, fungsi tersebut sudah amat berkurang. Jadi serupa dengan usus buntu atau amandel (tonsil), bisa diangkat, dibuang tanpa menimbulkan efek samping. Untuk anak, perlu dilanjutkan dengan vaksinasi, antara lain untuk pneumokokus. Justru untuk kondisi suami, limpa malah berbahaya bila tidak dibuang, tentu perlu persiapan sebelum operasi, seperti juga persiapan untuk operasi yang lain, agar operasi berjalan lancar.
( )

No comments:

Post a Comment