Kamis, 2 Pebruari 2006.
135 Unit Bus Cina Siap Masuk Indonesia
Hempasan krisis ekonomi dan disusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, membuat perusahaan angkutan umum dalam negeri mengalami kesulitan. Karena permintaan dari para pengusaha angkutan umum itulah, kabarnya pemerintah melalaui Menkeu mengeluarkan kebijakan fiskal berupa keringanan bea masuk bagi impor kendaraan angkutan umum dalam jumlah yang konon dibatasi. Kebijakan Menteri Keuangan nomor 23 dan 24 tahun 2005, membuka peluang impor kendaraan angkutan umum dalam bentuk completely built-up (CBU). Keringanan bea masuk ini ditangkap oleh PT Indo Dongfeng Motor, untuk menggandeng perusahaan produsen bus Cina daratan. Pemilik PT Indo Dongfeng Motor, Koencoro, mengaku sangat hati-hati mengambil peluang untuk memasarkan bus buatan Cina di Indonesia. Sebab, masuknya motor Cina beberapa tahun lalu, diakuinya banyak hambatan. Bahkan tidak sedikit motor buatan Cina, seperti Jialing dan beberapa merek lainnya yang gagal berco!
kol di pasar motor Indonesia karena situasi yang kurang tepat. ''Mudah-mudahan kali ini situasi ekonomi lagi bagus, sehingga kami berani memasukan mobil Cina untuk pasar Indonesia,'' ucap Koencoro kepada Republika. Koencoro mengatakan, dengan melakukan survei ke pabrik-pabrik otomotif di Cina, akhirnya pihak PT Indo Dongfeng Motor memilih Golden Dragon sebagai mitranya. Bukan hanya produknya yang lumayan bagus, kata dia, namun juga faktor lainnya. Seperti, kesiapan penunjang tersedianya katalog dan panduan teknis dengan bahasa Inggris. ''Waktu saya survei, ada beberapa perusahaan besar di Cina yang masih menggunakan bahasa Kanji sehingga tidak dimengerti. Golden Dragon nampaknya sudah siap dengan pasar yang lebih luas,'' katanya. Di samping itu, jelas dia, pihak perusahaan memiliki semangat besar untuk membuka pasar di Indonesia. Sehingga, ibarat gayung pun langsung bersambut. Keinginan PT Indo Dongfeng Motor memasukkan mobil Cina, mendapat dukungan yang kuat dari Golden Dr!
agon. ''Ya, akhirnya kami sepakat impor bus Cina ini,'' ucap K!
oencoro.
Impor mobil bulit-up dari Cina juga didukung oleh Ditjen Perhubungan Darat. Bahkan instansi pemerintah ini menyokong adanya pilot project impor bus Cina. PT Indo Dongfeng Motor mendapat rekomendasi untuk menjadi importir guna membantu perusahaan angkutan umum yang ingin menambah atau mengganti angkutannya dengan arnmada yang bagus namun harganya terjangkau. Sampai saat ini, PT Indo Dongfeng Motor mendapat izin mengimpor chasis engine bus sebanyak 297 unit, sedangkan untuk impor bus dalam bentuk built-up (CBU) sebanyak 135 unit. Jumlah kuota impor itu atas dasar permintaan para pengusaha angkutan umum. PT Indo Dongfeng Motor telah memasang harga jual bus Golden Dragon yang kini sebabagi contoh didatangkan 3 tipe. Tipe bus besar Golden Dragon tipe 6119 panjang 11,9 meter, ditawarkan dengan harga sekitar Rp 650 juta on the road. Sementara untuk tipe bus sedang dengan panjang 8,9 meter ditawarkan Rp 475 juta on the road, dan bus terkecil dengan panjang 7,9 meter ditawarkan seha!
rga Rp 325 juta on the road. ''Ini sudah termasuk pengurusan surat-surat (bea balik nama),'' ujar Koentjoro.
(aja )
No comments:
Post a Comment