Jumat, 12 Juli 2002.
Puluhan Gedung SD di Cianjur Selatan Tak Laik PakaiCianjur, 12 Juli 2002 10:17Sekitar 70 gedung sekolah dasar (SD) di sejumlah wilayah di Cianjur Selatan, Jabar, nyaris ambruk. Sehingga tidak layak sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM).
Diantara bangunan itu bahkan sudah ditopang tiang-tiang bambu sederhana yang setiap saat bisa mengundang bencana, bila tertiup angin kencang.
Dari pemantauan di lapangan, Jumat, kerusakan gedung SD di wilayah tersebut tampaknya sudah berlangsung cukup lama. Kondisi sarana dan prasarananya pun terlihat masih sangat sederhana. Bahkan ada ada SD hanya memiliki seorang orang guru, dibantu seorang tenaga kerja sukarela.
Padahal, jumlah murid dari tahun ke tahun terus bertambah, sehingga mengakibatkan mereka harus rela masuk kelas secara bergiliran.
Kepala Desa Giri Jaya, Kecamatan Tanggeung, Adang Ruswandi membenarkan kondisi seperti itu. Menurut dia, lebih dari separuhnya dari desa di Cianjur Selatan kekurangan sarana dan prasarana KBM.
"Jadi tak aneh bila dalam prakteknya, wajib bejar dikdas sembilan tahun di daerah kami baru sebatas basa-basi, karena tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai," tuturnya.
Disebutkan, di desanya misalnya, dari empat SD dan satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada, tiga bangunan SD kini tidak bisa dipakai untuk KBM. Yaitu SD Sinar Rahayu, Kampung Sinar Rahayu, SD Hegar Manah di Kampung Hegar Manah, dan SD Geger Bintang di Kampung Girijaya, desa setempat, yang kini ibarat `gubuk membusuk` dan hanya sebagian kecil ruangan yang bisa dipaksakan untuk kegiatan belajar.
"Kami khawatir bila dibiarkan, akan berakibat ambruknya bangunan itu dan untung-untung kalau tidak terjadi saat anak-anak belajar," sambung Adang.
Anggaran kecil
Sementara itu, sumber Antara di Dinas Pendididikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur menyebutkan, anggaran untuk proyek pembangunan dan renovasi gedung SD di kabupaten ini masih sangat kecil. Ini mengakibatkan upaya perbaikan dan pembangunan kembali gedung-gedung sekolah yang rusak tidak sepadan dengan anggaran yang ada.
Diharapkan ke depan, anggaran untuk pembangunan dan renovasi gedung sekolah diperbesar, baik yang bersumber dari pemerintah pusat maupun dari APBD. "Kita memang keteter dengan begitu banyaknya bangunan yang hampir ambruk dan membahayakan siswa dan guru, sementara anggaran yang ada sangat minim," ujar seorang pejabat terkemuka di dinas itu yang enggan disebut namanya.
Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur Acep Hidayat JD membenarkan tingkat kerusakan bangunan SD di wilayah Cianjur Selatan sangat tinggi. Menurutnya, masalah tersebut sebenarnya bukan karena persoalan minimnya anggaran, tetapi lebih disebabkan karena selama ini APBD yang ada tidak efisien.
"Kabupaten Cianjur yang telah terlanjur berkampanye melakukan penerapan syari`at Islam di daerahnya, seharusnya mesti malu, karena ternyata energi untuk membangun Cianjur terutama di sektor pendidikan yang disyari`atkan oleh agama, terbengkalai di depan mata," tandas Acep. [Tma, Ant]
No comments:
Post a Comment