Cari Berita berita lama

KoranTempo - Toba Pulp Berencana Kembali Catatkan Saham di Bursa Tahun Depan

Sabtu, 16 Agustus 2003.
Toba Pulp Berencana Kembali Catatkan Saham di Bursa Tahun DepanJAKARTA - PT Toba Pulp Lestari Tbk. berencana untuk kembali mencatatkan sahamnya (re-listing) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya tahun depan. Sejak kuartal pertama tahun lalu, saham perusahaan penghasil bubur kertas itu dicoret dari bursa efek karena telah berhenti beroperasi lebih dari empat tahun yang lalu.

Wakil Direktur Utama Toba Pulp Wagimin Wongso menyatakan, setelah memulai kembali operasinya pada akhir Maret lalu, perusahaan yang berdomisili di Sumatra Utara ini ingin berkonsentrasi pada upaya pemantapan produksi dan pemeliharaan lingkungan sekitar.

"Kami harus mengambil langkah-langkah konservatif," katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Toba Pulp di Jakarta kemarin.

Menurut Wagimin, rencana untuk kembali mencatatkan saham di bursa baru akan dilakukan setelah perusahaan dapat beroperasi selama setahun ke depan. "Kira-kira pada kuartal pertama atau kedua 2004," katanya.

Wagimin menjelaskan, Toba Pulp memang memiliki kewajiban untuk kembali mencatatkan sahamnya setelah mampu beroperasi. "Itu kewajiban kami kepada publik," tuturnya.

Adapun kemilikan saham Toba Pulp saat ini terdiri dari kreditor dan pemegang obligasi yang menguasai sebesar 40 persen saham, 30 persen dikuasai Stearn Capital, dan 30 persen dikuasai oleh pemegang saham pendiri dan publik.

Dia membantah kabar yang menyatakan bahwa Raja Garuda Mas (pemilik lama Toba Pulp) berada di belakang Stearn Capital. "Saat ini,� tuturnya, �sudah tidak ada lagi kepemilikan Garuda Mas di perusahaan ini.�

Manajer Hukum Toba Pulp Tjandra Putra menjelaskan, komposisi pemegang saham Toba Pulp mengalami perubahan setelah proses restrukturisasi utang rampung pada Oktober 2002.

Menurut dia, Toba Pulp memiliki kewajiban bilateral sebesar US$ 50 juta. Selain itu, punya kewajiban kepada para pemegang obligasi sebesar US$ 285 juta serta kewajiban kepada pihak penyuplai dan pihak lainnya sebesar US$ 12 juta.

Total utang yang dimiliki Toba Pulp sebesar US$ 347 juta. Seluruh utang itu, kata Tjandra, telah direstrukturisasi dengan pola konversi utang menjadi kepemilikan saham. Sehingga kreditor kini menguasai 40 persen saham.

Mengenai kepemilikan Stearn Capital yang mencapai sebesar 30 persen, Tjandra menjelaskan, hal ini akibat dari adanya injeksi modal sebesar US$ 50 juta. Menurut Tjandra, sebesar US$ 30 juta dari dana injeksi itu digunakan untuk modal kerja. Selain itu, untuk perawatan serta perbaikan alat dan mesin pabrik sebesar US$ 20 juta. "Suntikan itu kami gunakan semuanya untuk memulai operasi," katanya.

Di luar itu, Toba Pulp masih memiliki utang sebesar US$ 33 juta kepada kreditor terjamin. Utang tersebut direstrukturisasi menjadi pinjaman fasilitas satu, yang cicilan pokoknya baru akan dibayar pada tahun ketujuh setelah perusahaan kembali beroperasi. "Jadi, ada grace period (tenggat dispensasi pembayaran cicilan) selama tujuh tahun,� kata Tjandra. �Sedangkan bunganya tetap dibayar tiap enam bulan.�

Pencemaran lingkungan

Wagimin menjelaskan, di masa mendatang Toba Pulp akan memfokuskan upayanya untuk pemantapan produksi dan menjaga lingkungan sekitar pabrik dari pencemaran limbah. "Utang telah direstrukturisasi. Dan hingga saat ini kami belum ada niat membuat utang baru lagi," katanya.

Dia menambahkan, Toba Pulp mentargetkan, produksi bubur kertasnya hingga akhir tahun ini dapat mencapai 90-100 ribu ton. Dengan asumsi harga bubur kertas sebesar US$ 400 per ton, diharapkan Toba Pulp akan mampu menangguk penjualan sebesar US$ 40 juta (Rp 340 miliar).

Wagimin menegaskan, Toba Pulp pada tahun ini lebih memfokuskan perhatiannya pada usaha meminimalkan pencemaran lingkungan di sekitar pabrik. "Kami harus menjaga hubungan dengan penduduk sekitar dan lingkungan," katanya. Komitmen itu pun, kata Wagimin, ditunjukkan dengan dilakukannya penutupan pabrik rayon yang ditengarai sebagai penyebab pencemaran udara di sana.

Upaya lain yang akan dilakukan Toba Pulp, yaitu melakukan pengembangan masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik. Untuk keperluan itu, Toba Pulp akan menyisihkan satu persen dari laba bersih perusahaan pada setiap tahunnya. "Kami juga telah membangun jalan aspal di sekitar pabrik dan pemberian beasiswa," ujarnya. yura syahrul

No comments:

Post a Comment