Cari Berita berita lama

KoranTempo - Telkom Jakarta Ganti Nomor 16.305 SST Pelanggan

Jumat, 1 April 2005.
Telkom Jakarta Ganti Nomor 16.305 SST PelangganTelkom Jakarta Ganti Nomor 16.305 SST Pelanggan

PT Telkom Divisi Regional II Jakarta mulai 31 Maret pukul 24.00 WIB meng-upgrade 16.305 satuan sambungan telepon (SST) pelanggan. Titik lokasi yang mengalami penggantian itu antara lain STO Semplak (0251), STO Bojonegara (0254), dan STO Cikupa (021).

Dalam siaran persnya yang diterima Tempo kemarin, Manajer Public Relations Divisi Regional II Telkom, Rinto Dwi Hartono, mengatakan, untuk daerah Semplak, nomor yang diganti sebanyak 14.440 SST, yakni sambungan telepon dengan nomor 50xxxx menjadi 753xxxx dan 51xxxx menjadi 754xxxx.

Untuk daerah Bojonegara, kata Rinto, ada 1.682 SST yang akan diganti, yakni telepon dengan nomor 500xxx menjadi 5750xxx dan 501xxx menjadi 5751xxx. Sedangkan untuk daerah Cikupa, ada 183 nomor, yakni telepon dengan nomor 5930xxxx menjadi 5940xxxx.

Untuk menghindari salah sambung, Telkom juga telah memasang sistem pemberitahuan dengan tidak dipungut biaya. Sistem ini, menurut Rinto, akan memberitahukan adanya perubahan nomor itu. Sistem ini akan berlaku sampai tiga bulan. fajar wh

135 Pedagang di Glodok Tetap Jual VCD/DVD Porno dan Bajakan

JAKARTA � Penggerebekan yang dilakukan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya terhadap salah satu distributor CD/VCD porno dan bajakan di Glodok, kemarin, ternyata tak membuat pedagang lainnya jera. Dua jam setelah Satuan Perindustrian dan Perdagangan Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro jaya menggelar jumpa pers tentang keberhasilan pihaknya mengamankan 80 ribu keping barang bajakan itu, Tempo mengamati pusat perdagangan elektronik terbesar tersebut.

Dari pengamatan Tempo hingga pukul 15.30 WIB kemarin, tidak kurang dari 135 toko dan lapak kakilima yang menjual VCD/DVD porno dan bajakan serta kaset bajakan masih menggelar dagangannya. Para pedagang itu terkonsentrasi di beberapa titik, antara lain enam lapak di jalan yang memisahkan antara Pasar HWI-Lindeteves dan Glodok Makmur, 49 lapak di depan blok D sampai G Harco Glodok, 19 lapak di bibir Jalan Pinangsia, dan 61 toko yang tersebar dari blok A hingga F Pinangsia Raya Glodok.

Beberapa mobil boks kecil terlihat hilir-mudik menurunkan barang- barang bajakan itu di Jalan Pinangsia Raya. Sebagian pedagang tampak menawarkan barang itu kepada pengunjung yang kebetulan lewat. �Bos, BF-nya. Asli nih,� kata salah seorang pedagang sambil menunjukkan sebuah dus besar berisi ratusan DVD dan VCD dengan cover foto adegan porno.

Ironisnya, barang-barang terlarang itu dijual terang-terangan. Bahkan mereka menjual 15 meter dari Pos Polisi Glodok. Wakil Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Agung Sabar Santoso mengakui, pihaknya memiliki banyak keterbatasan dalam memberantas peredaran barang bajakan ini. �Tapi prinsipnya, jika ada yang menjual, akan kami tangkap,� ujarnya. raden rachmadi

Saksi: Adiguna yang Tempelkan Pistol

JAKARTA � Persidangan kasus pembunuhan Rudi Natong dengan terdakwa Adiguna Sutowo digelar dengan menghadirkan saksi Werner Saferna alias Wewen, 36 tahun, seorang pengunjung bar. Werner menegaskan, orang yang menempelkan pistol ke tangan kanannya dari arah samping beberapa detik setelah terjadinya penembakan terhadap Rudi adalah terdakwa Adiguna Sutowo. �Betul Adiguna yang menempelkan pistol ke saya. Saya ingat betul karena saya mengenalnya sebagai seorang public figure,� katanya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kemarin.

Werner menjelaskan, ia tidak melihat wajah pelaku penembakan karena pada saat itu posisinya dengan terdakwa bersampingan dalam jarak setengah meter. �Saya tidak tahu pasti apakah Adiguna yang meletuskan senjata api, tapi letusan berasal dari tempat Adiguna duduk,� katanya.

Hakim berkali-kali bertanya untuk menegaskan apakah benar orang tersebut adalah terdakwa Adiguna Sutowo. �Tidak confused bahwa yang bersangkutan adalah Adiguna. Ini menyangkut nasib orang,� ujar anggota majelis hakim Mulyani. �Saya yakin karena posisinya dekat sekali dari saya. Ia menempelkan dari sebelah kiri saat saya berdiri,� ujarnya.

Pada malam tahun baru 2005 itu, Werner sengaja pergi ke Island Bar karena ingin melihat disk jockey (DJ) Fauzi Naro. Sebelum terjadi penembakan, dia melihat terdakwa Adiguna meletakkan senjata api berwarna keperakan di meja bundar DJ, yang berjarak enam meter dari meja bar. �Saya tidak tahu siapa yang mengambil pistol itu, tapi beberapa detik setelah penembakan, Adiguna masih mengarahkan pistol ke korban sebelum menyerahkannya secara paksa ke saya,� ujarnya.

Setelah menerima pistol, Werner panik dan langsung memasukkan pistol yang masih berisi peluru tersebut ke saku kanan celananya karena ia takut orang-orang akan menuduhnya sebagai pelaku dan massa akan menghakiminya. Enam hari kemudian, ia menyerahkan pistol dan empat peluru kepada polisi. �Saya panik hingga hari kelima karena baru pada saat itu saya melihat orang dibunuh,� ujarnya.badriah

No comments:

Post a Comment