Jumat, 22 Agustus 2003.
Tak Pernah MemuaskanUngkapan Estee Lauder ini agak berlebihan, namun patut diakui parfum adalah bagian gaya hidup seseorang. Kendati tak semua orang mengakui membutuhkan parfum, tapi tak bisa disangkal semua orang butuh wewangian dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sejarahnya saja, parfum sudah dikenal berabad-abad lalu, sejak zaman Mesir kuno, dengan bentuk yang masih sederhana yakni, memakai balsam, salep atau kemenyan dari ekstrak tumbuhan. Tidak hanya Cleopatra, contoh pelaku sejarah yang menggemari wewangian, orang Yunani pun percaya wewangian sebagai media penghubung dengan para dewa dewi. Orang Romawi di abad pertengahan pun menggunakan minyak wangi sebagai pemikat hati lawan jenis. Pada masa runtuhnya kaisar, wewangian bisa dipakai untuk menutupi bau busuk penyakit.
Abad ke-15 parfum mulai mengawali masa keemasan. Kendati masih dipakai di kalangan tertentu seperti bangsawan atau kalangan jetset. Kini ada ribuan merek parfum yang sudah diproduksi, masing-masing menjual ikon penemunya. Yang kebanyakan dari kalangan desainer, pemilik rumah mode dan pengusaha kecantikan.
Lihat saja, mulai dari abjad A, seperti Aigner dengan deretan koleksi keharuman; Bvlgari yang dikenal mahal; Calven Klein yang disukai para pria dan wanita; Davidoff yang menyejukkan; hingga Yves Saint Laurent yang tersohor dengan nama parfum nan unik dan memberi sensasi, seperti Opium, Baby Doll dan Paris.
Setiap yang terlibat dalam dunia mode menginginkan namanya menjadi harum karena parfum. Jennifer Lopez yang artis saja menciptakan Glow. Dan Stella McCartney, putri musisi Paul McCartney yang bergelut dalam bidang merancang busana pun menginginkan namanya terukir di atas botol parfum. "Saya mau keharuman yang mencerminkan nuansa Inggris asal kelahiran saya. Ini cerminan suatu yang tradisional," katanya mengenai keharuman yang berbasis bunga mawar ini.
Setiap orang punya pilihan masing-masing. Lantaran itu, parfum lebih dianggap personal. Ada yang punya selera klasik atau loyal, ada pula yang suka berganti-ganti. Ini ada hubungannya dengan mood seseorang. Jadi banyak yang percaya, pilihan seseorang belum tentu cocok dengan orang lain. Ya itu tadi, setiap keharuman pasti berbeda asumsi.
Untuk menentukan pilihan parfum sebaiknya digunakan kertas blotters yang efektif mencerminkan sebuah keharuman ketimbang harus disemprotkan ke kulit. Kertas ini mampu menguapkan alkohol yang ada dalam kandungan parfum.
Pada dasarnya wangi parfum dibagi tiga macam, top note (keharuman awal) adalah ketika pertama kali tercium. Dalam beberapa menit top tone akan berubah menjadi middle note (wangi tengah) yang memberi karakteristik utama wewangian. Lebih dari 15 menit kemudian akan menjadi base notes (wangi akhir) yang menjadi dasar wewangian sesungguhnya.
Menurut Agnes, Marketing Communication Manager The Body Shop Indonesia, tren wewangian di London, Paris, New York dan kota besar lainnya sedang bergeser pada harum bunga-bungaan dan buah. "Karena bunga dianggap lebih dekat dengan para wanita." Lantaran itu, beberapa bulan lalu, kosmetika asal Inggris ini mengeluarkan lima parfum yang berbasis bunga. Mulai dari Indian Gardenia, Passion Flower, Pink Paper, Lemon Tea dan Magnolia.
Marketing Manager dari PT Luxasia, distributor produk minyak wangi Davidoff, Calvin Klein, dan Bvlgari mengakui, untuk beberapa merek memang mengambil kandungan bunga. Seperti kecenderungan yang terjadi di Paris yang menonjolkan unsur bunga sebagai keharumannya.
Michael Justisoesetya dari Ralph Lauren menyatakan, keharuman pria tak menggunakan kandungan bunga, namun penggunaan buah-buahan seperti yang terdapat dalam Ralph Lauren Blue diciptakan untuk memberi kesan segar dalam pemakaian sehari-hari. Seperti penggunaan ketimun segar, melon dan jeruk.
Karena bersifat pribadi, tidak sedikit orang yang amat loyal terhadap keharuman dan merek tertentu, terutama pria. Keharuman seperti Drakkar Noir, Polo botol hijau, Davidoff dan White Musk dari The Body Shop dipilih oleh pemakai loyal.
Loyal bukan berarti tak tergelitik mencoba wewangian baru. Setiap tahunnya ada beberapa produk baru diluncurkan. "Memang tak semua produk yang beredar di sana, beredar di sini (Indonesia). Lihat posisinya dulu," kata Michael. Ini ada hubungannya dengan harga. Kalau sebuah produk bisa mencapai satu juta lebih mungkin tak logis bila diedarkan di sini. Logis atau tidak, toh konsumen di Indonesia memang gila-gilaan kalau sudah mengeluarkan anggaran membeli parfum. Lihat saja angka penjualan Ralph Lauren Blue di dua pusat perbelanjaan ternama yang bisa mencapai 46 hingga 62 persen. Padahal harga yang dipatok untuk satu botol EDT 75 ml Rp 420 ribudan EDT 125 ml 570 ribu. Dan tak berarti seseorang hanya punya satu botol parfum di rumahnya. Makin tinggi status sosialnya, makin berderet pula botol parfum yang dimiliki. Apalagi kalau sudah menjadi kolektor parfum seperti yang dilakukan kalangan selebritas. Jadi wewangian tak pernah sepi peminat. evieta fadjar
Lima Keharuman Dunia The Body Shop
Rangkaian keharuman baru yakni, Floral Fragrance dari The Body Shop dengan perpaduan hasil tumbuhan dan bunga dari seluruh penjuru dunia yang dikemas dalam lima konsep keharuman, Indian Gardenia dari India, Passion Flower (Peru), Lemon Tea (Italia), Pink Pepper (Meksiko) dan Magnolia (China) dengan ciri khas mood masing-masing pemakainya. Semua varian ini dalam kemasan EDT Rp 249 ribu dan perfume oil Rp 200 ribu.
Ralph Lauren Blue
Warna biru memberi inspirasi bagi pencipta keharuman pria. Ralph Lauren sendiri yang menamakannya Ralph Lauren Blue atau Polo Blue. "Biru selalu memberi efek kesejukan," ia beralasan. Ia merasa dengan warna kalem itu ia seakan berada di tengah laut, menatap indahnya langit bahkan saat mengenakan jeans favorit yang juga berwarna biru.
Ada tiga sensasi keharuman ini, antara lain, Cool yang antara lain keharuman dari melon, ketimun segar, jeruk. Kemudian Warm yang merupakan keharuman bunga, dedaunan harum, sejenis kemangi Verbena dan terakhir Smooth dengan keharuman kayu-kayuan dan sejenis lumut yang menghasilkan keharuman lembut.
Koleksi Ralph Lauren Blue atau Polo Blue yang mulai dijual Mei lalu ini ada dalam edisi eau de toilette spray 75 ml Rp 420 ribu, dan 125 ml Rp 570 ribu, after shave gel 125 ml Rp 390 ribu dan deodorant stick 75 gr tanpa kandungan alkohol seharga Rp 220 ribu.
Omnia dari Bvlgari
Parfum Bvlgari memang punya kelas tersendiri di kalangan penyuka parfum. September mendatang, di Jakarta koleksi ini akan meluncurkan keharuman yang dieksplorasi dari belahan dunia timur, India bernama Omnia. Mengapa mengambil kekayaan dunia timur ini cukup beralasan bagi Bvlgari. Dunia timur dinilai memiliki keunikan tersendiri dalam soal wewangian, yang memberi dimensi baru bagi selera, warna dan keharuman modern.
Kandungan Keharuman bagi wanita ini kaya akan rempah seperti kunyit, jahe, kapulaga, lada hitam yang penuh misteri dibalut dengan kesegaran teh Masala sebagai jantungnya keharuman ini dan sedikit nuansa coklat putih dan kayu india. Untuk kemasan eau de parfum 65 ml Rp 900 ribu, 40 ml Rp 700.000 dan kemasan untuk mandi 200 ml Rp 470 ribu.
Echo dari Davidoff
Koleksi baru dari Davidoff yang menampilkan ciri khas keharuman pria. EDT 50 ml Rp 500 ribu, EDT 100 ml Rp 630 ribu. evieta fadjar
Terima kasih infonya gan.
ReplyDeleteLumayan buat nambah wawasan.
Wangi the body shop yang banyak disukai.
----------