Cari Berita berita lama

KoranTempo - Polisi Andalkan Temuan Sidik Jari dalam Kasus Bom DPR

Sabtu, 19 Juli 2003.
Polisi Andalkan Temuan Sidik Jari dalam Kasus Bom DPR Jakarta ---- Polisi saat ini berusaha menemukan dan mengumpulkan sidik jari secara lengkap dari tempat kejadian perkara ledakan bom di kompleks MPR/DPR. Menurut Kepala Polri Jenderal Pol. Da'i Bachtiar, temuan itu akan sangat berarti untuk pengungkapan kasus secara keseluruhan. "Kami cukup memperoleh sidik jari laten yang cukup lengkap," ujarnya kemarin sesuai salat Jumat di kompleks Mabes Polri, Jakarta.

Da'i menerangkan hal itu karena sejumlah tersangka anggota Jemaah Islamiyah yang berhasil ditangkap polisi menyangkal mengenali bagian-bagian bahan peledak bom DPR. Menurut Da'i, polisi bekerja tidak berdasarkan pengakuan, melainkan bukti-bukti ilmiah.

Karena itu, pihaknya saat ini sedang bekerja menyesuaikan sidik-sidik jari yang ditemukan dengan berbagai data simpanan yang dimiliki kepolisian. Jika ternyata tak ada kecocokan, menurut Da'i, sidik jari yang ditemukan di DPR tetap bermanfaat bagi kasus-kasus yang akan datang.

Ledakan bom mengguncang gedung MPR/DPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, itu terjadi Senin (14/7). Tidak ada korban jiwa. Ledakan yang terjadi di depan pintu ruang sentral AC gedung Nusantara IV itu memecahkan beberapa kaca setebal sekitar 1 sentimeter. Selain itu, rolling door penutup ruang AC jebol dan paku serta serpihan logam bertebaran di mana-mana hingga radius 50-75 meter.

Adapun soal barang bukti bahan peledak berupa pecahan besi berbentuk kerucut, Da'i mengakui memang tidak lazim beredar di masyarakat. Namun, dia tak berani memastikan barang itu datang dari militer. "Tidak saja kepada TNI, kami berkeliling untuk meneliti benda itu," ujarnya seraya menunjuk kerja sama dengan industri pengeboran dan penerbangan. wuragil

Filipina Belum Terima Tawaran Indonesia Soal Ghozi

JAKARTA --- Pemerintah Filipina hingga kemarin belum memberikan jawaban resmi atas tawaran Indonesia untuk mencari Fathur Rohman al-Ghozi, yang awal pekan lalu kabur dari penjara kepolisian Filipina. Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Marty Natalegawa pada hari kaburnya Ghozi, Senin (14/7), Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda telah berinisiatif menawarkan bantuan.

Keesokan harinya, melalui duta besar Filipina di Jakarta, Menteri Luar Negeri Filipina Blas Ople membalasnya dengan memberikan penghargaan atas tawaran itu. "(Tapi) hingga kini (kemarin) belum ada pernyataan resmi lainnya," ujarnya kemarin di kantornya, Jakarta.

Juru bicara Mabes Polri Brigjen Pol. Edward Aritonang mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, hingga saat ini yang ada hanyalah koordinasi berdasarkan komunikasi lisan. "Mereka kan sampai saat ini menduga (Ghozi) masih di sana (Filipina)," ujarnya.

Adapun Kepala Kepolisian RI Jenderal Da'i Bachtiar mengaku belum mendengar kabar dari Filipina bahwa Ghozi telah berada di Jakarta. Menurut Da'i, sejak Ghozi kabur, dia langsung memerintahkan aparatnya untuk memperketat pengawasan pintu-pintu yang biasa digunakan masuk warga asing. "Ketika di Malaysia kemarin, saya sudah bicarakan dengan kepolisian Malaysia untuk menyikapi larinya Ghozi. Mereka juga siap mengantisipasi semua kemungkinan itu," ujarnya. wuragil/fajar wh

Polisi Duga Anggota Jemaah Islamiyah Siapkan Perampokan

Semarang --- Kepolisian Jawa Tengah mengungkapkan, tersangka anggota Jemaah Islamiyah yang ditangkap di Semarang pekan lalu selain berencana melakukan aksi pengeboman, juga telah menyiapkan upaya perampokan ke beberapa bank dan menjarah ATM. "Ini terbukti dari dokumen kami dapatkan, bahwa mereka mempunyai target-target untuk melakukan perampokan," ujar Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Pol. Didi Widayadi, Rabu (16/6).

Perampokan itu, menurut Didi, adalah salah satu upaya penggalian dana untuk biaya operasi. Sejauh ini, pihaknya memang belum menemukan indikasi bahwa tersangka mendapatkan suntikan dana dari luar negeri.

Seperti diberitakan Polda Jawa Tengah telah menangkap Yusuf, 27 tahun, Heru Setiawan, 27 tahun, Siswanto, 25 tahun, dan Djoko, 25 tahun, seluruhnya adalah alumni Akademi Militer Islam Moro, Filipina Selatan. Bersama mereka, polisi menyita dua senjata FN, 19 ribu butir peluru kaliber 5,6 milimeter dan 65 PETN (bahan peledak daya tinggi). Mereka ditangkap di Jalan Taman Sri Rejeki Selatan VII/2, Semarang.

Didi mengungkapkan, berdasarkan dokumen tersebut, rencana aksi perampokan yang dirancang para tersangka termasuk sangat rapi. Menurut dia, rencana itu telah memuat denah sasaran, jalan alternatif untuk melarikan diri, serta data detail jumlah alat dan penjaga kemanan bank atau ATM yang akan dijarah. Dokumen juga mencatat apakah ruangan bank ada kamera monitor tidak.

Melihat data itu, Didi mensinyalir, 28 aksi perampokan yang terjadi di Jawa Tengah akhir-akhir ini beberapa di antaranya dilakukan kelompok tersangka. "Kini sedang kami coba analisis keterkaitan dengan kelompok ini," tuturnya.

Sementara itu dari hasil pemeriksaan diketahui, Mahmudi Haryono bin Slamet alisa Yoseph Adi Wirna alias Yusuf, bertugas sebagai peracik bom. Siswanto alias Antok kebagian mengerjakan komponen elektronik, Joko Adiyanto alias Luluk bagian logistik, dan Heru Siswanto alias Suyatno bertugas merebut simpati warga di sekitar rumah kontrakan. hudallah

No comments:

Post a Comment