Cari Berita berita lama

KoranTempo - Mereka yang Berbahasa Aramaik

Selasa, 3 Agustus 2004.
Mereka yang Berbahasa AramaikAnda ingin menikmati bahasa yang digunakan Isa Almasih secara langsung tidak hanya dalam film Passions of the Christ? Datanglah ke Irak jika keadaan sudah damai. Di sana ada minoritas yang masih menggunakan bahasa Aramaik--bahasa lingua franca zaman Nabi Isa--sebagai bahasa sehari-hari. Mereka adalah bangsa Assiria, etnis minoritas Kristen di Irak.

Meski sekarang minoritas, Assiria memiliki sejarah ribuan tahun di Irak. Penanggalan mereka, misalnya, sudah berumur lebih enam ribu tahun. Seribu tahun lebih tua dibanding penanggalan Yahudi dan empat ribu tahun lebih tua dari penanggalan Masehi yang kita pakai.

Assiria pernah menguasai seluruh wilayah Timur Tengah pada sekitar seribu tahun Sebelum Masehi. Kehancuran kerajaan Israel, sehingga 10 suku lenyap dan sekarang yang tersisa adalah keturunan dua suku selamat, juga akibat serbuan Assiria.

Kerajaan Assiria hancur pada abad ke-7 Sebelum Masehi. Tapi bahasa mereka, Aramaik, tetap bertahan menjadi lingua franca selama berabad-abad kemudian, termasuk saat Isa Almasih lahir.

Beberapa puluh tahun setelah Isa Almasih lahir, muridnya--Thomas, Thaddeus, dan Bartholomeus--tiba di Edessa, kota Assiria. Sejak itu, Assiria menjadi Kristen. Gereja Assiria pun berdiri, menjadi gereja tertua di dunia. Begitu berhasil Gereja Assiria sehingga dikisahkan saat Marcopolo sampai ke Cina, ia bertemu dengan pendeta Assiria di istana Cina.

Tapi Gereja Assiria ini berkurang drastis umatnya setelah munculnya Gereja Chaldean sekitar lima abad silam. Ini karena Gereja Assiria menganut aliran teologi Nestorian sedang Chaldean sesuai dengan ajaran Katolik. Katolik menyatakan Nestorian sebagai ajaran sesat sejak sekitar 15 abad silam. Meski begitu, Chaldean tetap memelihara ritus Gereja Assiria.

Saat ini umat Gereja Assiria di Irak tinggal sekitar 50 ribu orang. Sebagian orang Assiria menjadi Chaldean yang sekarang mencapai sekitar 600 orang, termasuk Tariq Aziz yang terkenal itu.

Sedangkan bangsa Assiria, baik masuk Gereja Chaldean atau Gereja Assiria, menjadi etnis utama penganut Kristen di Irak, selain Arab Kristen.

Jumlah total umat Kristen di Irak sebelum Perang Teluk 1991 diperkirakan sekitar satu juta jiwa. Tapi angka ini kemudian menurun. Saat ini mereka sekitar 700 ribu dari sekitar 23 juta penduduk Irak, sebagian berimigrasi ke Eropa atau Amerika.

Sebagian besar umat Kristen hidup di Bagdad dan sejumlah kota besar lain seperti Kirkuk, Irbil, serta Mosul. Mosul ini, dalam Injil, disebut sebagai Nineveh.

Belakangan Gereja Ortodoks Suriah masuk Irak pada sekitar abad keenam. Sedangkan penganut Ortodoks Yunani dan Ortodoks Katolik adalah imigran dari Suriah, Lebanon, dan Palestina yang diguncang perang dengan Israel.

Sekarang bangsa Assiria tercerai-berai meski masih tinggal di wilayah zaman kunonya--Irak Utara, Suriah Timur, Turki Selatan, dan Iran Barat--yang persis ditempati Kurdi.

Yang jelas, bangsa Assiria inilah yang memelihara Aramaik. Malah, pada 1970, masih ada majalah dengan dwibahasa--Arab dan Aramaik--di Irak. Radio dan televisi dengan bahasa Aramaik juga sempat muncul.

No comments:

Post a Comment