Cari Berita berita lama

KoranTempo - Masyarakat Gencar Menabung di Bank Asing

Rabu, 8 Juni 2005.
Masyarakat Gencar Menabung di Bank AsingJAKARTA -- Dominasi bank swasta nasional dan bank-bank pelat merah dalam menghimpun dan menyalurkan kredit terus digerogoti bank asing. Bahkan ada indikasi kuat masyarakat kini lebih percaya menyimpan dananya di bank-bank asing dibandingkan bank swasta nasional dan bank pemerintah.

Data Bank Indonesia yang dimiliki Tempo menunjukkan, hingga April 2005 pertumbuhan dana pihak ketiga di bank asing atau campuran melonjak 33,8 persen. Sedangkan di bank BUMN hanya meningkat 2,82 persen. Untuk bank swasta nasional meningkat 13,26 persen.

Selama April 2005, bank asing berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar Rp 8,9 triliun. Peringkat kedua ditempati bank swasta sebesar Rp 6,5 triliun. Kemudian diikuti bank pemerintah Rp 4,1 triliun.

Kendati begitu, total dana pihak ketiga terbesar masih ada di bank-bank swasta nasional sebesar Rp 420,5 triliun, diikuti bank pemerintah Rp 368,7 triliun. Sedangkan total dana masyarakat di bank asing mencapai Rp 127 triliun.

Lonjakan dana pihak ketiga di bank asing juga diikuti pertumbuhan kreditnya. Hingga periode yang sama, kredit yang dikucurkan bank asing meningkat 29,77 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit di bank pemerintah 25,28 persen. Bank asing hanya dikalahkan pertumbuhan bank swasta sebesar 33,65 persen.

Direktur Utama BNI Sigit Pramono mengakui ada tren penurunan dana masyarakat di BNI pada awal tahun sampai April. "Tapi pelan-pelan sampai akhir tahun akan terus meningkat."

Sigit yang juga Ketua Himpunan Bank-bank Pemerintah (Himbara) mengaku tidak bisa memastikan apakah telah terjadi pengalihan dana masyarakat yang besar dari bank pemerintah ke bank asing. Alasannya sejauh ini belum diketahui secara persis kondisi di bank pelat merah lainnya.

Namun, dia tak menampik gencarnya Kejaksaan Agung memeriksa kasus-kasus kredit macet Bank Mandiri membuat bankir-bankir bank BUMN berhati-hati dalam mengucurkan kredit. "Tapi itu reaksi sesaat saja. Sebab, ke depannya bank tidak perlu khawatir memberikan kredit selama sesuai dengan prosedur dan menerapkan manajemen risiko secara benar. "

Ekonom Indef Iman Sugema berpendapat, rendahnya pertumbuhan dana pihak ketiga bank-bank pemerintah tak lepas dari gonjang-ganjingnya pergantian manajemen bank tersebut. "Angka kenaikannya rendah. Tapi bukan berarti dananya yang turun."

Soal indikasi pengalihan dana ke bank asing, dirinya tidak begitu yakin. Ia hanya melihat masyarakat lebih berhati-hati dalam menjalankan portofolio keuangannya.

Di tempat terpisah, Manajer Senior Consumer Banking PT Bank Central Asia Tbk. Stephen Liestyo mengatakan, sejak maraknya kasus kredit macet di Bank Mandiri ada kekhawatiran dari perbankan untuk menyalurkan kredit. "Saya rasa semua bank pasti (merasa) seperti itu," katanya.

Mencuatnya kasus kredit macet di Bank Mandiri, kata dia, membuat BCA bersikap hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. "Kehati-hatian tetap berjalan. Tetap for eyes principle." SAM CAHYADI|ARIYANI

No comments:

Post a Comment