Jumat, 29 Agustus 2003.
Hindu Garis Keras Serukan Balas Dendam terhadap PakistanBOMBAY - Kelompok Hindu garis keras Bombay serukan aksi balas dendam terhadap peristiwa peledakan dua bom mobil di Bobmbay yang menewaskan sedikitnya 52 orang, Selasa lalu. Mereka menyerukan aksi teror terhadap Pakistan yang mereka anggap ikut bertanggung jawab atas peristiwa peledakan Bombay itu. Sejauh ini, tidak pernah ada pernyataan resmi dari pejabat senior India yang menunjuk kelompok militan Pakistan di balik aksi peledakan. Tapi Bal Thackeray, pendiri Partai Shiv Sena yang kini berkoalisi dengan partai BJP yang berkuasa di India, yakin Islamabad bertanggung jawab. Karena itu, Thackeray menyerukan agar India membentuk gerilyawan dan mempersenjatai warga kota guna membentuk "raksasa" untuk memerangi Pakistan. "Terorisme kian berkembang, didorong oleh keinginan untuk membentuk dunia Islam. Untuk menghadapi ini, raksasa teroris diperlukan," ujar Thackeray seperti disampaikan Samna, juru bicara Partai Shiv Sena. "Ter!
orisme tak akan mati hanya dengan menegakkan hukum, tapi juga harus dengan mempersenjatai rakyat. Itu juga salah satu cara membangun raksasa untuk menangkal terorisme." afp
Taiwan Tangkap 31 Imigran Gelap Cina
TAIPEI - Polisi Perairan Taiwan kemarin berhasil menangkap basah 31 imigran asal Cina dan tiga orang Rusia yang semuanya perempuan, yang diselundupkan dari Cina. Mereka tertangkap saat akan dibawa ke Taipei dengan sebuah truk. Pemerintah Taiwan yakin mereka diselundupkan oleh jaringan perdagangan wanita yang populer dijuluki Snake Head (Kepala Ular) melalui wilayah Fuzhou, Cina Daratan, lima hari lalu. Para perempuan itu dijual untuk kepentingan bisnis seks ilegal Taiwan. Pemerintah Tawian sendiri kemudian menggunakan kasus ini untuk mengecam Beijing sebagai tak becus mengurus warganya. "Tentu saja, yang patut dipersalahkan pertama adalah jaringan kelompok Kepala Ular," kata Presiden Taiwan Chen Shui-Bian, mengomentari soal perdagangan wanita dari Cina. "Tapi saya pikir, Beijing yang seharusnya paling bertannggung jawab, sebab rezim Beijing tampaknya tak mampu melindungi rakyatnya," kata Shui-Bian. Tudingan itu tentu saja menyulut kemarahan para pejabat di Beijing. Seorang p!
ejabat di Beijing, seperti dikutip harian China Daily, menyebut apa yang disampaikan Shui-Bian absurd. afp
AS Protes Al-Arabiya karena Tayangkan Ancaman Teroris
WASHINGTON - Amerika Serikat mengecam keras jaringan televisi Al-Arabiya karena menayangkan wajah orang bertopeng yang melontarkan ancaman kepada pasukan AS dan Dewan Pemerintahan Irak. As menyebut tindakan Al-Arabiya sebagai "amat sangat tidak bertanggung jawab". Tayangan itu diudarakan Al-Arabiya Selasa lalu. Dalam tayangan itu tergambar sosok pemimpin suatu kelompok berkostum militer dan mengenakan topeng. Ia melontarkan ancaman akan membunuh anggota Dewan Pemerintahan Irak dan siapa saja yang bekerja sama membantu tentara pendudukan AS di Irak. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, mereka telah mengirim surat kecaman dan protes keras ke kantor pusat Al-Arabiya di Dubai dan negara lain. Kementerian Luar Negeri AS juga menyatakan telah menginstruksikan kepada semua diplomat mereka untuk menyampaikan protes resmi. "Kami mendapati bahwa keputusan Al-Arabiya untuk menayangkan ancaman teroris bertopeng sebagai amat sangat tidak bertanggung jawab," kata deputi juru bicara Keme!
nterian Luar Negeri AS Philip Reeker. Menurut Reeker, tidak ada alasan bagi Al-Arabiya sebetulnya untuk meloloskan materi yang bersifat menghasut. "Kami mempertanyakan mengapa organisasi yang mengklaim sebagai lembaga pemberitaan resmi dan sah secara sengaja menayangkan mereka yang dikenal sebagai teroris untuk menyampaikan rencana, taktik, dan hasutan untuk membunuh dan merusak aspirasi perdamaian rakyat Irak," kata Reeker. afp
No comments:
Post a Comment