Cari Berita berita lama

KoranTempo - Diduga Memeras, Tiga Anggota Mabes Polri Ditahan

Kamis, 14 April 2005.
Diduga Memeras, Tiga Anggota Mabes Polri DitahanJAKARTA-Tiga anggota Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia ditahan di Markas Kepolisian Sektor Metropolitan Jakarta Selatan dengan tuduhan melakukan pemerasan terhadap warga negara Jepang, Simozawa, sebanyak Rp 35 Juta dan 400 ribu yen. Menurut Kepala Bagian Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Irawan Dahlan, ketiga anggota itu berinisial JS berpangkat komisaris polisi, Inspektur Dua M, dan Bripka B.

"Mereka melakukan pemerasan atas alasan penyalahgunaan visa turis. Mereka kami tahan atas dugaan pelanggaran kode etik profesi atas kasus pemerasan warga negara Jepang," ujar Irawan kepada wartawan kemarin. Polisi juga telah menahan seorang warga sipil yang dianggap ikut membantu melakukan pemerasan. Saat ini pihaknya telah memeriksa beberapa orang saksi di Jalan Tebet Dalam VII Nomor 10, Jakarta Selatan. "Kami juga melakukan penyidikan di money changer di Jakarta Selatan, tempat para oknum ini menukarkan uang yen hasil pemerasan," ujarnya. raden rachmadi

Ditemukan Resapan Darah di Tulang Kepala Rina

BEKASI-Dokter Cecep Dwijaya Siswaya dari Departemen Forensik dan Medical Legal RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menyatakan, dari hasil otopsi jenazah Rina Kurniawati bin Samsuar, 11 tahun, di tempat pemakaman Jalan Al-Mujahidin RT 3/1, Kelurahan Jatirahayu, ditemukan resapan darah di tulang kepala bagian belakang korban. Ini membuktikan, semasa hidup, Rina pernah mengalami kekerasan fatal di bagian kepalanya.

Rina adalah salah satu korban kekerasan seksual yang dilakukan Ahmad Yusuf pada 2003. Yusuf juga melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Febrina Purnamasari Harahap, 11 tahun. Cecep mengaku kesulitan untuk memastikan penyebab kematian Rina. Alasannya, hampir semua jaringan otot dan ikat pada tubuh korban sudah hilang.

"Sulit memprediksi penyebab meninggalnya korban," ujar Cecep. Karena itu, dia belum dapat menjelaskan bagaimana pembunuhan dilakukan. Wakil Kepala Polres Bekasi Ajun Komisaris Besar Purwadi Arianto menyatakan tengah menyelidiki beberapa motif kematian yang menimpa anak-anak di Bekasi. "Kami sedang menyelidiki beberapa kasus yang menimpa anak," kata Purwadi. -siswanto

Logistik KPUD Depok Belum Maksimal

DEPOK -Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok sampai saat ini belum mempersiapkan logistik berupa surat suara, kartu pemilih, dan tinta pemilih. Padahal logistik tersebut akan digunakan saat pemilihan kepala daerah pada 26 Juni mendatang. Ketua KPUD Kota Depok Zulfadli menyatakan, penyediaan ketiga barang tadi akan dilakukan melalui proses lelang atau tender.

"Dalam waktu dekat akan kami umumkan," kata Zulfadli tanpa mau menyebut tanggal pasti kepada Tempo di KPUD Depok kemarin. Lusa, KPUD Depok akan mendistribusikan kotak dan bilik suara ke masing-masing panitia pemungutan suara di 63 kelurahan kota Depok. "Masing-masing akan kami kirimkan dua barang, tapi akan kami tambah lagi beberapa saat yang akan datang," kata Zulfadli. suliyanti

Sehari Dua Tahanan Meninggal Dunia

JAKARTA - Dalam sehari dua tahanan meninggal dunia di ruang tahanan. Ilham Hakiki al-Kiki, 29 tahun, meninggal dunia di ruang tahanan Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, pukul 13.05 WIB kemarin. Ilham sempat dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Menurut hasil pemeriksaan pihak rumah sakit, Ilham mengalami sesak napas. "Sejak ditahan 3 April lalu, Ilham memang sudah sakit. Jenazah yang bersangkutan sudah disimpan di RS Cipto Mangunkusumo," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Komisaris Besar Tjiptono kemarin.

Nasib serupa dialami Beni, 23 tahun, tahanan kamar 14 Blok D Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Pria, Tangerang. Ia meninggal kemarin pukul 18.30 WIB. "Menurut laporan yang kami terima, ia meninggal akibat kesetrum listrik saat membetulkan lampu neon yang tidak nyala di ruang tahanannya," ujarnya. -raden rachmadi

Kota Bekasi Abaikan Perpustakaan Sekolah

BEKASI-Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Bekasi belum memprioritaskan sarana pendidikan, terutama kebutuhan taman bacaan (perpustakaan) di tingkat sekolah. "Idealnya, perpustakaan itu harus ada di setiap sekolah, tapi dalam APBD kemarin memang belum diakomodasi," kata Ketua Komisi D DPRD Kota Bekasi Zubaidi Asnan.

Dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah 2005, Zubaidi menambahkan, sarana perpustakaan sekolah belum dimasukkan. Alasannya, lembaga eksekutif dan legislatif masih memprioritaskan pembangunan sarana pendidikan berupa fisik bangunan lain. "Kita prioritaskan dulu sektor fisik," ujarnya. Padahal kondisi perpustakaan di 240 gedung SD negeri di kota Bekasi masih memprihatinkan. - siswanto

No comments:

Post a Comment