Jumat, 27 April 2007.
Virus TBC Terancam Kebal Pengobatan Tahap Pertama
Rafiqa Qurrata A - detikcom
Jakarta - Tim Pemantau Eksternal Program Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia menemukan ancaman multy drug resistant (MDR) (kekebalan) terhadap pengobatan tahap pertama atau first line bagi penderita TBC di Pulau Jawa.
"Ini karena obat tahap kedua atau second line banyak direkomendasikan oleh dokter spesialis," kata anggota tim Koninklijke Nederlance Centrale Vereniging (KNCV) Jan Voskens usai jumpa pers di Departemen Kesehatan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (27/4/2007).
Padahal, kata Jan, seorang penderita baru TBC harus menyelesaikan pengobatan firts line terlebih dulu selama 6 bulan pertama. "Tapi ada dokter spesialias yang tidak percaya dengan obat first line. Padahal second line dosisnya lebih tinggi," ujar Jan.
Kondisi itu, kata Jan, membuat penderita TBC resisten terhadap dua obat anti TBC first line yang paling efektif yakni Isoniazie dan Rifampicin. Oleh karena itu, timnya meminta pemerintah Indonesia membuat regulasi obat yang bisa mencegah dokter spesialis memberikan resep obat second line pada pasien TBC.
Tim Monitoring juga meminta pemerintah mengajak rumah sakit di Indonesia bergabung dalam program pengendalian TBC atau Directly Observe Treatment Short Course (DOTS). Dari 1.300 rumah sakit di Indonesia yang bergabung dengan DOTS hanya 300 rumah sakit.
Padahal 98 persen dari 7.400 Puskesmas di Indonesia sudah memiliki program DOTS yang bagus. "Mereka sudah punya obat dan terlatih menangani TBC," cetus Jan.
(mar/umi)
No comments:
Post a Comment