Kamis, 30 November 2006.
Menarik Pebisnis Rusun ke Kota Bogor
Kota Bogor kini memiliki rumah susun. Satu twin block rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di kawasan Bumi Menteng Asri, Kelurahan Menteng, Bogor Barat, siap dioperasikan dalam waktu dekat. Menyusul pengoperasian Rusunawa berlantai dengan 80 unit rumah ini, akan dibangun pula tiga twin block lagi. Sehingga kelak, Kota Bogor memiliki empat twin block rusunawa berjumlah 320 unit rumah. Namun rusunawa yang merupakan pilot projeck pemerintah pusat (Departemen PU) bekerja sama dengan Pemkot Bogor itu, bukan untuk diperjualbelikan. Sesuai dengan namanya rumah sewa, maka sistemnya pun sewa bulanan. Sebagai tahap awal, mereka yang boleh bermukim di sana adalah pegawai pemkot. ''Ini sekaligus upaya kita membantu pagawai yang belum memiliki rumah dan melihat animo mereka dalam bermukim di rusunawa ini,'' ujar Kepala Sub Bidang Pembinaan Teknis Bangunan Dinas Tata Kota Pemkot Bogor, Alan Tandiar. Bagi pegawai yang belum mempunyai tempat tinggal, kelak bisa menyewa rusun. Saat i!
ni, pemda bersama dengan DPRD setempat tengah menyusun aturan main sistem penyewaan termasuk nilai sewa per bulan, dalam sebuah Perda Rusunawa. ''Saat ini tengah digodok oleh Pansus DPRD,'' kata Alan. Rusunawa sebanyak 80 unit rumah itu bisa dioperasikan setelah perda yang mengatur tentang hal itu disahkan. Alan mengatakan, penyediaan rusunawa di Kota Bogor sudah sangat mendesak, mengingat makin bertambahnya penduduk sementara lahan yang tersedia untuk permukiman kian terbatas. Sementara pemerintah harus berusaha membantu menyediakan perumahan yang layak huni bagi warganya. Salah satunya upaya yang harus dilakuan adalah membangun rumah susun (vertikal). Anggota DPRD Kota Bogor, Gatut Susanta, mengatakan Perda Rusunawa itu masih dalam pembahasan oleh Pansus. Ia menilai, pembangunan rusun di kota Bogor sangat diperlukan mengingat sempitnya lahan yang dimiliki kota Hujan ini. ''Sebagai daerah penyangga ibu kota negara dengan jumlah penduduk mencapai 1 juta, kita harus turut me!
nyediakan permukiman bagi warga,'' katanya, Rabu (29/11). Ia m!
engataka
n banyak pegawai atau karyawan yang bekerja di Jakarta, tapi bermukim di wilayah kota Bogor. Sebenarnya, lanjut Gatut, saat ini penyediaan rusun sederhana di kota Bogor sangat menjanjikan. Hal ini melihat dari pertumbuhan penduduk dan perekonomian di kota ini. Dan, sektor bisnis inilah yang memungkingkan sangat berkembang di wilayah Bogor. Dengan jarak tempuh yanga hanya sekitar 50 menit ke Jakarta, kini banyak masyarakat yang mengincar kota ini sebagai tempat bermukim. Hal itu berarti peluang bagi pemodal untuk berinvestasi di sektor pemukiman, baik dengan sistem jual maupun sewa seperti yang dilakukan oleh pemkot. Anggota dewan dari Fraksi Golkar ini melihat sektor jasa sangat memungkinkan untuk berkembang di kota Bogor. Dan, kalangan DPRD sangat mendukung bagi investor yang mau menanamkan modalnya di bidang ini. Gatut mengatakan binis rusunawa juga bakal dikembangkan di daerah Situgede, sebagai upaya menjawab tingginya kebutuhan dan permintaan pemukiman. Menurut informasi!
yang didapat, sewa rusunawa itu berkisar antara Rp 200 ribu hingga 300 ribu per unit per bulan. Besaran itu dihitung dari upah minimum kota (UKM) Bogor yang hanya sekitar 800 ribu/bulan. Itu berarti sewa rusun berkisar antara 25-35 persen dari UMK. 'Namun, angka itu belum final, masih dalam pembahasan,'' ujar seorang sumber. Wali Kota Bogor, Diani Budiarto, mengatakan sebenarnya bukan hanya pengadaan rumah, seperti rusun, yang memiliki prospek bagus di kota Bogor, tapi bisa dibilang hampir semua bisnis jasa sangat baik untuk dikembangkan. Dan, pemkot mengajak investor siapa saja yang mau mengembangkan bisnis jasa di kota ini. kho
( )
No comments:
Post a Comment