Jumat, 2 Pebruari 2007.
Menyoroti Peranan Muthowif
Keberadaan muthowif sama pentingnya dengan manasik.
Dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah selama di Tanah Suci, biro penyelenggara haji khusus umumnya selalu menggunakan jasa seorang muthowif sebagai pembimbing atau guide. Dengan adanya muthowif ini, maka jamaah haji atau umrah, makin mudah dalam menjalankan ibadah maupun melakukan ziarah atau wisata ke tempat-tempat bersejarah di Tanah Suci.
Direktur Utama PT Aida Tourindo Wisata Husein Badegs mengatakan, keberadaan para muthowif sangat penting dan memiliki peranan yang sangat strategis dalam membantu kelancaran pelaksanaan ibadah haji dan umrah. ''Peranan muthowif sangat penting bagi jamaah haji dan umrah. Tanpa bantuan muthowif, sulit bagi jamaah haji maupun umrah dari biro haji khusus (ONH Plus) bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman,'' kata Husein kepada Republika.
Menurut Husein, sulit bagi travel membimbing jamaah, kalau tidak ada bantuan dari muthowif. Apalagi, kalau travel bersangkutan tidak ada yang mampu berbahasa Arab dengan baik. ''Melalui muthowif, maka jamaah yang membutuhkan sesuatu dapat berkomunikasi secara mudah dengan penduduk setempat. Baik untuk kebutuhan ibadah maupun tujuan berziarah, wisata atau berbelanja,'' ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur PT Gatra Citra Kencana, Hj Nana Moelyadi. Menurut Nana, keberadaan muthowif ini sama pentingnya dengan bimbingan manasik kepada jamaah haji dan umrah. ''Pada umumnya, jamaah haji kita tidak paham bahasa Arab dan mereka buta terhadap situasi dan kondisi di Tanah Suci. Kalau hanya berdasarkan bimbingan manasik selama di Tanah Air, hal itu sangat kurang tanpa ada bimbingan atau bantuan dari muthowif di Tanah Suci. Karena, banyak hal berbeda antara teori di Tanah Air dengan saat praktek di Tanah Suci,'' jelasnya.
Karena itu, sejumlah biro penyelenggara haji khusus pun, memberikan persyaratan khusus kepada calon muthowif. Pada umumnya, jasa muthowif yang digunakan biro travel selama di Tanah Suci adalah mereka yang sudah menguasai situasi dan kondisi serta seluk beluk Tanah Suci.
''Seorang muthowif, harus supel atau pintar bergaul dan baik tingkah lakunya. Muthowif yang biasa kami pakai jasanya adalah mereka yang mukimin (tinggal di Tanah Suci) atau para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Tanah Suci. Tentu, mereka juga harus menguasai kondisi di Tanah Suci dan bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat,'' ungkap Husein.
Selain itu, tambah Husein, muthowif harus memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas yang diberikan. ''Persyaratan utamanya selain bisa berkomunikasi dengan baik juga harus bertanggung jawab,'' paparnya.
Hj Nana menambahkan, muthowif juga harus memiliki sikap sopan santun yang baik, berpakaian bagus dan mampu memaksimalkan peranan yang diberikan. ''Tanggung jawab muthowif sangat penting dalam menjalankan tugasnya,'' paparnya. Dan demi kelancaran beribadah, lanjutnya, maka setiap 10-15 jamaah akan dibimbing satu orang muthowif.
Sementara itu, Syadam Wahono, salah seorang alumnus Timur Tengah yang sudah terbiasa menjadi muthowif mengakui, tanggung jawab dan komitmen selalu ditekankan pihak travel penyelenggara haji khusus dan umrah kepada muthowif terhadap tugas yang diberikan. ''Kelancaran beribadah dari jamaah haji dan umrah, tidak hanya pada travel dan kemampuan jamaah, tetapi juga dibutuhkan peran seorang muthowif. Tujuannya, agar jamaah mengalami kelancaran selama proses melaksanakan ibadah,'' paparnya.
Oleh karena itu, jelas Syadam, seorang muthowif memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap kelancaran ibadah haji ataupun umrah. ''Yang harus dikedepankan adalah bagaimana agar ibadah dari jamaah ini berjalan dengan lancar. Tidak boleh berlindung dibalik karena ini atau karena itu. Sesuai dengan komitmen dan tanggung jawab yang dipercayakan travel, maka kepercayaan itulah yang harus dipegang oleh muthowif dalam membimbing jamaah haji,'' paparnya.
Tanggung jawab dan komitmen itu, lanjut Syadam, adalah dengan memaksimalkan tugas yang diberikan demi kemudahan dan kelancaran jamaah dalam melaksanakan ibadah. ''Terkadang, birokrasi yang diberikan dari pihak hotel atau keimigrasian sangat ribet (susah, {red}). Namun, sebagai orang yang sudah diberi tanggung jawab, kami harus berusaha agar dalam pelaksanaan di lapangan, semuanya berjalan lancar,'' tegasnya.
Ia menambahkan, para muthowif juga harus selalu melakukan check and recheck seluruh persiapan. Misalnya, masalah hotel akan semuanya sudah beres apa belum. ''Jika belum, maka muthowif akan berusaha mencari solusi agar tidak hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran jamaah dalam melaksanakan ibadah,'' paparnya.
Kendati demikian, jamaah haji maupun biro haji khusus hendaknya benar-benar menggunakan jasa muthowif yang baik dan memiliki tanggung jawab atau komitmen terhadap tugas yang diberikan biro travel. Sebab, seperti diungkapkan salah seorang jamaah, yang keberatan namanya dikorankan menyatakan, kecewa dengan layanan yang diberikan muthowif oleh salah satu biro travel. ''Setelah di Tanah Suci, kami layaknya ayam yang kehilangan induknya. Muthowif-nya tidak bertanggung jawab,'' ungkapnya.
(sya )
No comments:
Post a Comment