Cari Berita berita lama

KoranTempo - Panglima TNI Gugat Washington Post US$ 1 Miliar

Sabtu, 9 November 2002.
Panglima TNI Gugat Washington Post US$ 1 MiliarJAKARTA --- Panglima TNI Jenderal Endriartono Soetarto akan menggugat harian Washington Post atas pemberitaan keterlibatan dirinya dalam peristiwa penembakan bus sekolah di Timika, Irian Jaya, Agustus lalu. Kepada wartawan usai pemberian tanda jasa Hari Pahlawan di Istana Negara, Jakarta, kemarin, dia akan menggugat koran terbitan Amerika Serikat itu US$ 1 miliar.

Berita edisi Minggu (3/11) itu mengutip laporan intelijen Amerika Serikat yang mengatakan bahwa sebelum peristiwa yang menewaskan dua warga Amerika Serikat dan seorang warga Indonesia itu, Endriartono dan sejumlah perwira tinggi TNI mengadakan pertemuan untuk membicarakan rencana operasi militer terhadap pertambangan PT Freeport Indonesia, di Timika, Papua. Operasi ini ditujukan untuk mendisreditkan Organisasi Papua Merdeka.

Menurut berita itu, laporan intelijen tersebut dikuatkan oleh percakapan Endriartono yang disadap oleh dua negara barat, Amerika Serikat dan Australia.

Endriartono mengaku sudah menyatakan kekecewaannya atas berita tersebut kepada Francis X.Taylor, pejabat tinggi kementerian luar negeri Amerika yang menemuinya, Kamis (7/11). Selain itu, Endriartono juga mengaku sudah memanggil Duta Besar Amerika dan Australia yang ada di Indonesia untuk mengklarifikasi penyadapan tersebut. "Biar saja mengganggu (hubungan militer Indonesia - Amerika). Kalau mereka sampai melakukan fitnah, siapa pun itu, kita kan punya kehormatan. Ini serius," kata dia. kurie suditomo

Deplu: Perlakuan Polisi Australia Membaik

JAKARTA --- Juru bicara Departemen Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, pemerintah Australia tidak menahan 14 warga Indonesia yang diinterogasi kepolisian beberapa hari lalu. Karena itu, dia menilai Australia memperhatikan pernyataan keprihatinan dari Indonesia yang dilayangkan sebagai tanggapan terhadap perlakuan kurang wajar polisi Autralia terhadap warga Indonesia.

"Kami lihat perlakuan terhadap warga Indonesia sudah lebih baik dari yang sebelumnya," ujarnya kemarin di kantornya, Jakarta. Khusus untuk mahasiswa Indonesia di negeri tetangga itu, katanya, pemerintah Indonesia telah meminta pihak universitas untuk memberikan suasana yang kondusif bagi mereka untuk melanjutkan studinya. "Diduga banyak perlakukan yang diterima para mahasiswa menjurus pada terganggunya kegiatan belajar para mahasiswa," ujarnya.

Terkait kabar akan dihentikan kerjasama Indonesia-Australia dalam penyelidikan kasus bom di Bali karena tidakan kepolisian Australia yang di luar batas itu, Marty menjelaskan, pihaknya belum melakukan langkah sejauh itu. "Kami hanya katakan setiap tindakan yang dilakukan pemerintah Australia akan mengundang reaksi dari Indonesia dan tentu berdampak pada semua aspek hubungan kedua negara," ujarnya. sri wahyuni

Megawati Beri Mertuanya Tanda Kehormatan

JAKARTA --- Presiden Megawati Soekarnoputri kemarin memberikan gelar pahlawan nasional dan tanda kehormatan di Istana Negara, Jakarta kepada sejumlah tokoh, sehubungan dengan perayaan Hari Pahlawan 10 November. Salah satu penerima bintang penghargaan adalah Tji Agus Kiemas (alm), ayahanda suami Megawati, Taufik Kiemas. Semasa hidupnya, Tji Agus Kiemas adalah perwira TNI dengan pangkat terakhir kolonel.

Adapun gelar pahlawan nasional diberikan kepada Jenderal Besar TNI Kehormatan Abdul Haris Nasution (alm), Jenderal TNI Kehormatan GPH Djati Kusumo (alm), Andi Djemma (alm), Pong Tiku alias Ne'Baso (alm) dan Prof. Mr. R.H. Iwa Kusuma Sumantri (alm).

Peraih gelar bintang Mahaputera Utama adalah, Mohammad Jusuf Ronodipuro, Mr.Dr. Masdoelhak Nasoetion, Mochtar Prabu Mangkunegara (alm), Samaun Bakri (alm) dan Johannes Abraham Dimara (alm). Selain ayahanda Taufik Kiemas, penerima Mahaputera Nararya adalah Arifin (alm) dan Prof. Dr. Umar Kayam (alm). Bintang Budaya Parama Dharma diberikan kepada sastrawan Chairil Anwar (alm), komponis Ismail Marzuki (alm), dan sutradara Teguh Karya (Lim Tjoan Hok) (alm). Adapun penerima Bintang Jasa Nararya adalah Go Kim Tjoan (Hendro Gunawan) (alm). kurie/dede

No comments:

Post a Comment