Minggu, 17 Juli 2005.
Presiden Minta Kasus Flu Burung Tidak DitutupiJakarta, 17 Juli 2005 11:14Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kasus dugaan meninggalnya tiga orang dalam satu keluarga di Tangerang, Banten, tidak ditutup-tutupi , apakah akibat flu burung atau tidak sehingga bisa diambil tindakan yang tepat.
"Harus ada kepastian. Jelaskan kepada masyatakat, tidak boleh ditutupi," kata Presiden kepada pers seusai memimpin tim volli Paspampres melawan Kostrad di Cijantung, Jakarta.
Yang terpenting, kata Presiden, pemerintah melakukan pencegahan dan melaksanakan segala upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran virus flu burung itu.
Presiden mengatakan dia telah menerima laporan Menkes Siti Fadillah Supari dua hari lalu saat berada di Lampung mengenai kasus dugaan meninggal tiga orang dalam satu keluarga, yakni Iwan Siswara Rafei (38) dan dua anaknya Sabrina Nurul Aisah (8) dan Thalita Nurul Hikmah (1).
Yang terpenting, kata Kepala Negara, adalah perlakuan baik terhadap tiga orang yang diduga terinfeksi flu burung.
Perawatan terhadap anggota keluarga dan kerabat terdekat lainnya juga perlu dilakukan dengan baik.
Selanjutnya, Presiden menilai perlu segera dipastikan apa yang menjadi penyebab meninggalnya ketiga orang tersebut.
Kepala Negara tidak mempermasalahkan pemeriksaan lanjutan ke laboratorium di Hong Kong . Hanya saja perlu segera diketahui hasilnya.
"Bila perlu dilakukan `jemput bola` (mencari tahu segera)," kata Yudhoyono .
Presiden meminta Menteri Kesehatan dalam waktu satu, dua hari ini menjelaskan kasus tersebut.
Sementara itu kepada masyarakat, Presiden meminta agar tidak resah karena kasus itu sudah dibatasi dan meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu yang berkaitan dengan kasus itu.
Namun demikian, Presiden meminta masyarakat agar tetap waspada atas kemungkinan terjadi penyakit menular dan jika terjadi sesuatu yang ganjil segera melaporkannya kepada dokter atau lembaga kesehatan terdekat. [EL, Ant]
No comments:
Post a Comment