Kamis, 4 Mei 2006.
Home
> Keluarga
> Orangtua
dan Anak
Sesekali, memeberi
hukuman pada anak justru disarankan. Tentu saja bukan hukuman fisik
seperti pukulan atau cubitan. Yang jadi masalah adalah jika sudah
dihukum pun, si kecil masih tak kapok juga. Bahkan merasa hal itu
bukan sebuah hukuman. Nah, panduan berikut ini mungkin bisa diterapkan
agar hukuman terhadap anak efektif.
1.
Cuek atas hukuman
Jika
dihadapkan pada masalah seperti ini, kunci utamanya adalah konsistensi.
Hukuman yang seharusnya diberikan saat ini, dapat Anda berikan keesokan
harinya bila anak tetap memperlihatkan sikap yang sama. Jangan lakukan
pada hari yang sama karena bisa saja hati Anda sedang 'panas'
sehingga bisa membuat Anda bertindak di luar kontrol. Jangan lupa
perlihatkan sikap tegas bila anak tak memperdulikan Anda.
Juga penting untuk memberikan hukuman langsung pada saat kejadian.
Jangan sampai menunggu 30 menit atau menanti sampai saat yang menurut
Anda tepat. Bila kebetulan tengah berada di tempat umum, berikan
hukuman langsung di tempat. Di supermarket misalnya, Anda dapat
menghukum anak dengan menyuruhnya duduk didekat pintu keluar, di
tempat yang agak sepi. Jika, menunggu sampai tiba di rumah, berarti
Anda kehilangan kesempatan untuk menghukumnya pada tempat dan waktu
yang tepat.
Bila hukuman
diberikan pada saat yang tidak tepat, yang terjadi adalah hukuman
bisa ditafsirkan anak sebagai ancaman dan hal ini tidak memberikan
pelajaran kepada si kecil. Jangan lupa, intinya adalah untuk menenangkan
suasana dan pengendalian diri.
2.
Bukan permainan
Jangan pernah
lupa, gerak gerik, sikap, dan tingkah laku Anda selalu diperhatikan
si kecil. Bila Anda bersungguh-sungguh dalam memberikan hukuman,
dia pun akan bersungguh-sungguh mengikuti perintah Anda. Sebaliknya
jika Anda memberikan hukuman dengan sikap yang tidak tegas dan menunjukan
bahwa Anda tak suka dengan perbuatan anak, si kecil akan menganggap
Anda tak sedang menghukumnya.
Di sisi lain bila Anda memperlihatkan ekspresi wajah atau nada suara
yang penuh dengan kemarahan, anak(terutama balita) akan menirunya.
Ia berpikir dan belajar, begitulah sikap yang harus dilakukannya
saat ia marah. Yang jelas, amat penting untuk memperlihatkan ekspresi
tegas dan bersungguh-sungguh walaupun dia akan merajuk, mencium
atau berusaha mengambil hati Anda agar terhindar dari hukuman.
3.
Membangkang
Bila anak tidak mau mengikuti apa yang Anda katakan/perintahkan,
berarti dia perlu bantuan Anda. Gandeng dia ketempat yang sepi lalu
minta dia untuk duduk diam. Bila anak menolak, perintahkan agar
dia duduk dan diam. Walaupun dia berusaha berkali-kali menolak,
maka Anda harus juga berusaha berkali-kali agar mengikuti apa yang
Anda katakan. Lakukan dengan konsisten dan jangan dengan cara yang
kasar atau menghardik. Bila si kecil tidak menurut, katakan kepadanya
konsekuensinya dia tidak boleh menonton acara kegemarannya di TV
selama seminggu atau tidak boleh melakukan apapun yang menjadi kegemarannya.
Misalnya main sepeda atau makan es krim.
4.
Menangis dan teriak
Saat dihukum si kecil menangis dan teriak. Mendengar suara tangisan
dan teriakannya, pasti akan sangat mengganggu, membuat Anda kesal
dan ingin marah. Namun demikian, bukan berarti Anda harus mengalah
karenanya. Sadarilah, anak juga punya keinginan untuk protes dan
marah. Nah, pada balita, bentuk protes serta perasaan marahnya bisa
berupa tangisan dan teriakan. Sedapat mungkin tak usah pedulikan
tangisan dan teriakannya. Soalnya semakin Anda meminta anak diam,
akan semakin keras tangisan dan teriakannya. Biasanya dengan mendiamkan
dan berpura-pura tidak peduli, anak akan diam dengan sendirinya.Yang
perlu Anda perhatikan adalah apakah sesudah dihukum si kecil masih
memperlihatkan sikap nakalnya atau tidak. Bila dia memperlihatkan
perbaikan, berarti usaha Anda berhasil.
5.Tidak
kapok
Berikan anak waktu. Bila Anda mengubah hukuman dengan pendekatan
yang lain, yang mungkin terjadi adalah sikap anak malah bertambah
buruk. Asal tahu saja, anak suka 'mengetes' ketegasan
dan ketahanan orangtuanya. Bila kenakalan terus berlangsung, berikan
lagi hukuman padanya. Gunakan teknik ini secara konsisten walaupun
tampaknya tidak berpengaruh dan tetap beri penjelasan kepadanya
untuk mengerti apa yang Anda katakan.
6.
Malah rewel
Bila anak makin rewel dan tak bisa diam karena hukuman yang Anda
berikan terlalu lama, Anda dapat memperpendek waktunya. Dua menit,bagi
orang dewasa memang waktu yang pendek tapi bagi si kecil dua menit
bagaikan dua jam. Begitu anak terlihat tenang, hentikan hukuman.
Hal penting yang perlu Anda ketahui adalah hukaman hanyalah merupakan
salah satu strategi yang digunakan bila anak tidak berbuat baik
atau nakal. Misalnya, bila anak ingin bermain bola di dalam rumah,
dan mainkan permainan lain di dalam rumah. Bila dia tidak memperdulikan
perkataan Anda dan tetap bermain bola di dalam rumah, katakan padanya,
jika dia tidak menghentikannya, Anda akan membuang bolanya dan memintanya
duduk diam serta memikirkan apa yang Anda katakan. Hal ini dapat
memberinya dua pilihan sebelum Anda mejatuhkan hukuman. Biarkan
anak memilih dan mengetahui konsekuensi pilihannya.
7.
Cuma manjur sesaat
Setelah berhasil membuat anak berprilaku manis usai dihukum, anak
melakukannya lagi dan tak jera hukumannya. Biasanya hukuman tidak
mempan lagi diberikan bila karena dilakukan secara berlebihan.Sedikit-dikit,
anak dihukum.Nah, lama-lama anak tidak lagi melihat hukuman sebagai
cara menenangkannya atau membuatnya berpikir dan mengerti apa yang
anda katakan, tapi mereka menganggap hal ini sebagai suatu respon
utnuk 'menindas' atas setiap tindakan mereka yang berlebihan.
Resapi baik-baik, hukuman bukanlah suatu hukuman, tetapi lebih merupakan
penghentian sesaat atas tindakan yang dilakukan untuk membantu agar
anak berpikir dan mengerti bahwa kelakuannya tidak dapat dibenarkan.
Dan yang lebih penting lagi, Anda harus menyadari bahwa anak tetap
memerlukan dukungan, pelukan, serta ciuman untuk hal-hal yang dilakukannya,
baik yang Anda sukai atau pun tidak. hukuman akan berjalan baik
dan efektif bila Anda hanya melakukannya pada saat yang benar dan
tepat. (Nova)
No comments:
Post a Comment