Cari Berita berita lama

Republika - Posyandu di Surabaya Berhadiah Door Prize

Jumat, 30 Desember 2005.

Posyandu di Surabaya Berhadiah Door Prize












SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr Esty Martiana Rahmie mengatakan, pihaknya akan membagi-bagikan door prize bagi masyarakat yang memeriksakan balitanya di pos pelayanan terpadu (posyandu) di Surabaya. ''Adanya kasus gizi buruk karena selama ini masyarakat tidak pernah mengontrol berat badan balitanya. Adanya door prize ini sebagai motivasi bagi ibu-ibu untuk lebih rajin memerikasakan kondisi balitanya di posyandu,'' katanya. Ia juga membantah tudingan Komisi D DPRD Surabaya yang menganggap Dinkes Surabaya lamban dan kurang melakukan sosialisasi pada warga. Menurutnya, Dinkes Surabaya melalui kader posyandu yang dimiliki sudah sering melakukan sosialisasi. Tak jarang, kata dia, kader-kader tersebut datang dari rumah ke rumah hanya untuk sekadar mengingatkan pentingnya gizi bagi balita. ''Kader-kader tersebut hanya mampu mengingatkan dan tidak bisa memaksa. Beda dengan imunisasi kita bisa langsung datang ke rumah warga dan melakukan imunisasi. Tapi ka!
lau kontrol gizi, masa kita yang harus datang membawa timbangan,'' ujarnya. Masih ditemukannya kasus balita dengan gizi buruk, kata dia, lebih disebabkan oleh faktor pendidikan dan perilaku. Sebagian besar orang tua bayi yang menderita gizi buruk, lanjut dia, ternyata berlatar belakang pendidikan rendah. n arz Freeport Diduga Cemari Papua JAKARTA -- PT Freeport Indonesia dituding telah melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan di Papua. Berdasarkan investigasi yang dilakukan jurnalis New York Times, perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu terlihat telah merusak dan mencemari daerah di sepanjang Sungai Ajkwa, dari hulu hingga pesisir laut Papua. ''Kami mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti informasi tersebut,'' ujar Chalid Muhammad, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dalam siaran persnya. Freeport telah berulang kali mendapat kecaman dari warga setempat dan beberapa kelompok pecinta lingkungan hidup. Selain itu, kementerian lingkung!
an hidup pun sudah pernah memperingatkan Freeport soal limbah !
tambangn
ya. Namun, aktivitas pembuangan limbah beracun dan berbahaya itu terus saja berlangsung. Tiap tahunnya, Freeport membuang enam miliar ton batu dan limbah dari tambang emasnya. Jumlah itu sebanding dengan dua kali lipat galian tanah untuk Terusan Panama. Sebagian besar limbah dibuang di sekitar pegunungan dekat lokasi tambang dan sisanya digelontorkan ke aliran sungai yang berbatasan dengan taman nasional. Sebuah penelitian memperlihatkan saat ini, sungai dan lahan basah di sekitar daerah operasi Freeport tidak lagi layak dihuni organisme air. Selain merusak serta mencemari lingkungan, Freeport pun dikatakan menyadap e-mail para aktivis lingkungan hidup. ''Proses hukum dan sanksi atas tindakan yang merugikan alam Indonesia itu harus segera dilaksanakan,'' tegas Chalid.
( rei )

No comments:

Post a Comment