Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Izin Impor Gula Khusus Raw Sugar

Selasa, 2 Maret 2004.

Ekonomi Bisnis
Izin Impor Gula Khusus Raw Sugar
02 Maret 2004
TEMPO Interaktif, Jember: Kebijakan impor gula akan dikhususkan pada soal raw sugar. 'Jangka panjang program pergulaan untuk impor akan diarahkan semua pada raw sugar,' kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sudar S.A di sela-sela kunjungannya menemani Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi ke perkebunan tebu di Jember, Jawa Timur, Selasa (2/3).

Menurut Sudar, gula putih ataupun double refined sugar sudah tidak boleh lagi diimpor. 'Kalau sudah diolah, raw sugar sudah tidak boleh diimpor lagi, sedang double rifined sugar hanya untuk industri makanan, minuman,' kata Sudar.

Kebijakan ini supaya di dalam negeri memiliki nilai tambah (added value). 'Kan ada penghematan devisa juga penyerapan tenaga kerja,' katanya. Program ini sudah dimulai secara bertahap dari sekarang. Ia berharap gula importir tidak mampu memenuhi kontrak, industri makanan minunan didorong untuk membeli bahan baku dari dalam negeri. 'Jadi impor tidak dilarang hanya lebih difokuskan,' katanya.

Dengan ini pengawasannya lebih gampang karena gula yang diluar raw sugar disebut selundupan. Di lapangan sebenarnya semua terdaftar, hanya yang sulit dibedakan adalah antara raw sugar dan double refined sugar.

Mengenai jumlahnya, Sudar menjelaskan, harus disesuaikan agar tidak terjadi kelebihan pasokan. 'Sesuaikan dengan kapasitas. Sekarang (izinnya) diberikan per tiga bulan,' katanya. Menurutnya, pihaknya selalu mengevaluasi dari setiap izin yang diberikan, apakah seluruhnya terserap. Ia mencontohkan, jangan sampai kapasitas terpasang 100 ribu ton gula diberi sesuai jumlah yang diminta ternyata hanya menyedot 700. 'Akhirnya kalau begitu sisanya dilempar ke pasar konsumsi yang menggangu harga di pasaran,' katanya.

Saat ini harga dasar gula yang ditetapkan Departemen Perindustrian Rp 3.410 per kilo, sulit dilaksanakan. Penyebabnya, penyelundupan gula masih terus terjadi dan gula rafinasi yang seharusnya untuk industri beredar di pasar umum.

Anastasya - Tempo News Room

No comments:

Post a Comment