Rabu, 11 Januari 2006.
Tawaf dengan Kursi Roda
Setelah melakukan perjalanan wukuf di Arafah, rombongan haji Markaban langsung menuju Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadah. Tawaf ifadah adalah tawaf yang masuk rukun haji yang harus dikerjakan, yang jika ditinggalkan jamaah dikenai dam (denda). Jika seorang jamaah meninggalkan tawaf ifadah dan tidak membayar dam maka ibadah hajinya dianggap tidak sah. Oleh karena itu dengan sekuat tenaga semua jamaah pun menjalankan tawaf ifadah ini. Tawaf ifadah ini amat berat, karena prosesi mengelilingi tujuh kali Kabah dari sudut Hajar Aswad ini dilakukan setelah jamaah seharian di Padang Arafah melakukan wukuf. Sedangkan hampir berjuta jamaah dari seluruh penjuru dunia hampir bersamaan melakukan tawaf ifadah ini. Oleh karena itu ruas halaman Masjidil Haram menjadi penuh sesak jamaah melakukan tawaf ifadah. Karena selalu penuh sesak dan berjejal, maka lokasi tawaf pun bisa dilakukan di tiga lokasi, yakni berada di lantai dua dan tiga Masjidil Haram. Hanya saja di lantai du!
a dan tiga itu harus menempuh perjalanan yang amat jauh. Untuk di lantai tiga misalnya, sekali berputar mengelilingi Kabah bisa mencapai sekitar 1 kilometer. Biar bisa cepat selesai dan tidak harus berdesak-desakan, Markaban memilih melakukan tawaf ifadah di lantai tiga. Tentu dengan berkeliling Kabah dengan jarak yang jauh. Namun karena tidak ingin ibadah hajinya gagal, ia pun memaksa tawaf dengan jalan kaki di lantai tiga Masjidil Haram. Putaran pertama dan kedua dikerjakan tanpa keluhan. Namun setelah melewati putaran ketiga dan keempat ia merasa capek sekali. ''Waduh, putaran tawaf masih tiga kali lagi. Berarti masih harus berjalan 3 kilometer lagi. Padahal kaki dan badan sudah capek sekali. Kalau tak diselesaikan ibadah haji ane bisa gagal,'' kata Markaban. Lalu, Markaban clingak-clinguk melihat rombongannya. Setelah melihat tidak ada rombongannya ia langsung menyewa kursi roda kepada pemuda Arab untuk menyelesaikan tawaf ifadahnya. ''He..he, tawaf pun akan selesai,'' !
kata Markaban ketika naik kursi roda yang didorong pemuda Arab!
. Belum
satu putaran Markaban menyelesaikan tawaf, anggota rombongannya melihatnya. ''Oeee..,kursi roda untuk tawaf orang cacat atau jompo,'' kata teman-temannya menyoraki Markaban. ''Tidak apa, ini juga dorurot. Kalau kaki capek dipaksakan juga bisa cacat,'' kata Markaban dengan tenang.
(n wot )
No comments:
Post a Comment