Selasa, 13 Maret 2007.
Ribuan Tanaman Obat Belum Diteliti
JAKARTA -- Indonesia memiliki sekitar 3.000 jenis tanaman obat. Namun, yang sudah digali dan diteliti baru sedikit. Padahal efek samping penggunaan obat herbal lebih sedikit dibandingkan obat yang berbahan kimia. Demikian disampaikan Pakar Obat Herbal, Susi Endrini, kepada Republika, di Jakarta, Senin (12/3). Ia bersama beberapa orang temannya baru bisa meneliti 50 hingga 100 tanaman obat, ilmuwan lain pun demikian. ''Itu berarti masih banyak kekayaan alam kita yang belum diteliti,'' katanya. Untuk melakukan penelitian memang membutuhkan modal. Namun, sambung Susi, jika dilihat dari manfaatnya, devisa yang bisa didapatkan suatu negara pun besar. Dengan beasiswa dari Malaysia, ia berhasil membuat obat antikanker. Obat herbal itu dikemas dalam bentuk teh dan dijual Rp 200 ribu per bungkus. ''Jika setiap tanaman obat bisa dikomersilkan tentunya akan membantu pembangunan Indonesia,'' kata Susi. Jangan sampai, kata dia, negara lain yang meneliti tanaman obat Indonesia, d!
an mereka yang mendapat keuntungan. Indonesia, kata Susi, sejak dulu sangat mengenal tanaman obat. Ketika sakit perut, maka orang tua memberikan anaknya daun jambu batu dan sembuh. Kekayaan turun temurun ini bisa dilestarikan dengan cara menelitinya, sehingga diakui dalam dunia kesehatan. Diakui Susi, kemasan obat ramuan tidak diminati masyarakat karena kemasannya yang ribet serta rasanya yang tidak enak. Sedangkan obat kimia dikemas dengan cara sederhana sehingga mudah diminum. Untuk itu, peneliti selain bertugas untuk meneliti mempunyai kewajiban mengembangkan cara pengemasan yang menarik. Mengenai sumber daya manusia, Susi menjelaskan, peneliti di Indonesia tidak kalah bagus. Namun, persoalannya dukungan dana untuk penelitian di Indonesia masih minim.
(ren )
No comments:
Post a Comment