Minggu, 24 September 2006.
Remaja Muslimah Sampul
Bukan fisik yang dipentingkan, tapi kecerdasan, kepribadian, dan sisi religiusitas.
Perasaan bahagia terpancar di wajah Imbang Kartika. Remaja putri kelahiran Sumedang, 1 Januari 1988, ini tidak membayangkan bakal terpilih menjadi Muslimah Sampul 2006 yang diselenggarakan Majalah Muslimah. ''Alhamdulillah, seneng banget,'' kata perempuan yang sehari-hari mengenakan busana Muslimah ini berucap syukur. Imbang pantas bersyukur. Mahasiswa semester tiga Fikom Universitas Padjadjaran, Bandung, ini meraih juara pertama, mengalahkan lebih dari seribu peserta yang mengikuti ajang tersebut. Padahal, ini kali pertama ia mengikuti lomba semacam itu. `'Tadinya hanya ingin coba-coba, malah orang tua mendukung,'' tuturnya. Coba-coba itu dilakukan dengan mengirimkan foto diri ke panitia lomba. Perasaan yang sama dialami Nurul Faizah Hanafi. Nurul semula juga hanya ingin mencoba, mengadu kemampuan di bidang modeling setelah mendapatkan informasi adanya kegiatan tersebut. Seakan tidak percaya atas prestasi yang diraihnya, dia berujar, `'Kaget aja. Tidak mengira bisa!
juara dua.'' Meski baru pertama kali mengikuti lomba di bidang modeling, tapi tampil di depan umum bukan hal baru bagi remaja kelahiran Balikpapan, 20 April 1988, ini. Nurul mengaku biasa menjadi presenter dan menyanyi di kota tempat tinggalnya, Banjarmasin. Dia pun sering mengisi acara di stasiun televisi kota itu. Kabar adanya lomba busana Muslimah itu pun segera disambutnya. Tanpa pikir panjang, mahasiswi semester kesatu Jurusan Akuntansi Universitas Lambung Mangkurat ini mendaftarkan diri. `'Sudah lama pengen ikut kegiatan semacam ini. Pas ada, ya, kenapa tidak dicoba?'' ucapnya. Gadis yang sejak dua tahun terakhir berjilbab ini menyatakan ingin mengembangan potensi diri, bakat yang diberikan Allah kepadanya. Dian Wahyu pun tidak menyangka bakal meraih juara ketiga di ajang tersebut. Maklum, postur tubuhnya yang agak gemuk membuat kepercayaan dirinya berkurang. Tapi pengalamannya menjadi bintang iklan --baik di Pekalongan maupun di Jakarta-- membesarkan keyakinannya!
. Toh, siswi SMKN 1 Pekalongan ini tidak terlalu berniat menj!
adi mode
l di masa-masa mendatang. `'Aku tujuannya bukan jadi model, tapi pengen jadi disainer, karena aku suka gambar-gambar,'' tutur remaja kelahiran Palembang, 14 Januari 1991, ini. Remaja Muslimah Pemilihan Muslimah Sampul 2006 yang dimenangkan Imbang, Nurul, dan Dian itu adalah kegiatan untuk menjaring remaja-remaja Muslimah yang berbakat di dunia modeling. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majalah Muslimah untuk mengisi kebutuhan model majalah tren remaja Islam tersebut. Tidak tanggung-tanggung. Meski ini merupakan kali baru pertama ajang pemilihan model Muslimah berjilbab diadakan, tapi peminatnya sungguh mencengangkan. Lebih dari seribu remaja putri yang mendaftarkan diri sebagai peserta. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih sepuluh finalis yang mewakili sembilan kota dengan peserta berdomisili terjauh dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sabtu (16/9) pekan lalu, para finalis itu mengadu kemampuan untuk penentuan pem!
enang di Pararaya Grande Blok M, Jakarta. Selain fashion show, mereka pun unjuk kebolehan dalam bidang menyanyi dan pembacaan puisi di depan dewan juri yang terdiri atas orang-orang profesional di bidangnya. Para juri itu, antara lain, Anneke Putri (artis), Suroso (disainer), dan Irra Fachiyanthi (pemimpin redaksi Majalah Muslimah). Sebelum grand final pemilihan Muslimah Sampul 2006 digelar, para finalis diwajibkan mengikuti karantina selama tiga hari. Ritme yang dibangun dalam proses karantina itu didesain khusus untuk membentuk mental juara dalam diri peserta. Di samping kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menambah keterampilan, ada sesi-sesi yang secara khusus diselenggarakan untuk memperkuat rohani peserta. Salah satunya adalah pendirian shalat malam dan tausyiah (nasihat) setelah Shalat Shubuh. Irra menjelaskan kegiatan ini berbeda dengan kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh majalah remaja lainnya. Di ajang ini, kata Irra, visi yang hendak dibangun dalam be!
nak finalis bahwa mereka adalah duta dari dunia modeling Islam!
i. Model
fisik bukanlah hal terpenting dalam pemilihan model ini. Keunggulan religius adalah komponen penting yang sangat diperhatikan, di samping komponen kecerdasan dan kepribadian. Dengan visi itu, penyandang gelar Muslimah Sampul diharapkan mampu menjadi simbol pribadi utuh seorang Muslimah. `'Tentunya, visi ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk diwujudkan, namun pemilihan ini adalah salah satu bentuk ikhtiar untuk merealisasikannya,'' kata Irra. Majalah Muslimah akan mengadakan kegiatan ini setiap tahun untuk mewujudkan mimpi setiap remaja muslimah di dunia model. Apakah kamu tertarik? Persiapkanlah diri kamu mengadu kemampuan di ajang yang sama, tahun depan. Siapa tahu bisa mengikuti jejak Imbang, Nurul, dan Dian, menjadi Muslimah Sampul. bur
( )
No comments:
Post a Comment