Cari Berita berita lama

Republika - Menulis Surat Wasiat

Jumat, 30 Juni 2006.

Menulis Surat Wasiat












Diam-diam, aktor laga asal Hong Kong, Jackie Chan, sudah menulis surat wasiat. Bila meninggal kelak, dia akan mewariskan separuh kekayaannya untuk kegiatan amal. ''Saya telah menulis (surat wasiat)... separuh dari kekayaan itu akan diberikan kepada kegiatan amal, sisanya untuk istri dan putra saya,'' ujar pria bernama asli Kong-Sang Chang, ini, pada acara jumpa pers kampanye pelestarian harimau, seperti dilaporkan Apple Daily. Pria kelahiran Hong Kong, 7 April 1954, ini, mengambil langkah itu karena terinspirasi pada tindakan dua orang kaya dunia, Warren Buffett dan Bill Gates. Sebelumnya, Warren Buffet, menyumbangkan sekitar 80 persen dari 55 miliar dolar AS kekayaannya untuk amal, atau sekitar 37 miliar dolar AS. Memang, jumlah yang akan disumbangkan Jackie Chan tak sebesar Warren Buffet. Menurut sejumlah orang dekat suami Lin Feng-Chia, ini, kekayaan bersih sang aktor mencapai sekitar 1 miliar dolar Hongkong, atau sekitar 128 juta dolar AS. Dengan kurs Rp 9.000 pe!
r dolar AS, jumlahnya mencapai Rp 1,152 triliun. Alhasil, jumlah uang yang akan disumbangkan aktor yang kerap menempuh sendiri adegan-adegan berbahaya, ini, mencapai sekitar Rp 576 miliar. Lembaga yang akan mendapat limpahan dana itu adalah Jackie Chan Charitable Foundation (JCCF). Lewat JCCF yang didirikan tahun 1988 itu, ayah Elaine Ng yang juga Miss Asia, ini, akan membantu orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan. Dan tentu saja, bantuan itu juga untuk mendukung seni peran, dunia yang telah melambungkan namanya. ant/run Jamel Debbouze Bangga Menjadi Muslim ''Saya bangga menjadi Muslim. Saya berpuasa di bulan suci Ramadhan, tidak menenggak minuman beralkohol, dan tidak merokok. Saya juga tidak pernah berpikir nge-drug.'' Rangkaian kalimat tersebut selalu diulangi komedian top Prancis, Jamel Debbouze, setiap kali diwawancarai stasiun televisi. Bila di Indonesia, cendekiawan Sudjatmoko pernah mengemukakan figur Soe Hok Gie sebagai contoh pembauran orang Indonesia asli !
dan keturunan Tionghoa, cermin yang sama terlihat pada sosok J!
amel. Pr
ia kelahiran Paris, 18 Juni 1975, ini, menjadi contoh integrasi positif imigran Muslim dengan masyarakat Prancis. Integrasi positif karena Jamel tak perlu menyembunyikan keyakinan agamanya di tengah masyarakat. Bersama identitasnya, dia bisa tetap menapak puncak karier di negara yang merupakan pusat mode dunia itu. Saat di Eropa pelajar dan mahasiswi yang berjilbab mendapat diskriminasi, Jamel tak sungkan-sungkan mengungkapkan secara terbuka bahwa ibunya pun berhijab. Jamel yang orang tuanya berasal dari Maroko, ini, sering mengatakan bahwa ibunya adalah Muslimah yang taat. Jamel tampaknya memang generasi baru yang berhasil memecahkan dilema. Tak seperti kisah film Les Pierres Bleues du Desert (Batu Biru dari Gurun). Di film itu, Jamel memerankan anak muda asal Maroko yang berimigrasi ke Prancis. Dia mendapat kesulitan, sehingga tetap menyandang identitas ganda. Dalam realitas, Jamel hanya perlu satu identitas: menjadi Prancis, tapi Muslim. iol/run
( )

No comments:

Post a Comment