Cari Berita berita lama

Republika - Layanan Blue Bird Mengecewakan

Rabu, 7 Pebruari 2007.

Layanan Blue Bird Mengecewakan












Saya kecewa dengan pelayanan taksi Blue Bird. Padahal, sebelumnya saya fans berat Blue Bird karena selalu menggunakan argo nggak perlu cape tawar-menawar. Kekecewaan saya bermula saat Kamis (1/2) saya menelepon call center Blue Bird agar mengirimkan taksi ke rumah. Namun, setelah satu jam, taksi yang saya pesan tidak kunjung datang. Padahal, taksi itu akan saya gunakan untuk membawa ayah saya ke rumah sakit yang kambuh penyakitnya. Kemudian, saya menelpon lagi ke call center tersebut menanyakan taksi pesanan kami. Lagi-lagi, petugas call center itu mengatakan taksi sedang menuju ke rumah kami. Setelah menunggu sekitar setengah jam dan taksi Blue Bird tidak juga datang, kami pun akhirnya memanggil taksi yang lewat ke jalan raya. Saya sangat kecewa kepada manajemen Blue Bird, karena waktu itu kondisinya sangat darurat. Kami membutuhkan waktu cepat untuk mengantarkan ayah saya ke rumah sakit agar bisa segera ditolong. Saya tidak tahu mengapa taksi itu tidak sampai ke ru!
mah kami. Padahal, seharusnya kalau tidak ada taksi yang bisa dikirim ke rumah kami karena semuanya sedang menarik penumpang, petugas call center tinggal bilang saja jadi kami tidak menunggu-nunggu. Kebayang kan kalau sampai telat pengobatannya? Karena waktu sejam saja, sangat berharga untuk memberikan pertolongan kepada orang sakit. (Fefey, 08562200XXX) Jalan Pantura Bolong-bolong Bulan Februari ini, memang merupakan puncaknya musim penghujan. Sebagai warga Pantura, saya sangat prihatin bila melihat kondisi jalan utama di Pantura Subang. Sudah dua minggu ini, sepanjang jalan dari Patokbeusi hingga perbatasan Subang-Indramayu rusak dan berlubang. Lubang jalan tersebut, bervariasi dari yang lebarnya satu meter hingga lima cm. Situasi ini akan semakin parah terasa jika hujan sedang turun dengan derasnya. Lubang-lubang itu tak akan terlihat karena tertutup air dan sangat membahayakan pengemudi yang melewatinya. Saya berharap kepada Dinas PU setempat segera memperbaiki jalan y!
ang bolong-bolong itu. Kusnadi Kampung Ciawitali, Desa Pusakar!
atu Pusa
kanagara-Subang 41255 PLN Bagaimana Ini? Keluarga kami memiliki sebidang tanah di pinggiran kota Bandung. Tanpa seizin dan sepengetahuan kami, PLN membentangkan kabelnya secara melintang belah ketupat di atas tanah kami. Sekarang sesudah menabung 14 tahun kami ingin membangun rumah di atas tanah tersebut. Namun kemudian terganjal oleh bentangan kabel. Walaupun staf PLN menyarankan untuk tetap membangun rumah dengan membiarkan kabel menembus dinding rumah, kami sebetulnya lebih merasa nyaman, aman, dan tenteram bila bentangan kabel itu dipindahkan. Hanya saja, ternyata PLN meminta kami untuk membiayai pemindahan kabel tersebut sampai sejumlah antara Rp 5.756.000 (lima juta tujuhratus lima puluhenam ribu rupiah) sampai Rp 7.468.000 (tujuh juta empatratus enampuluh delapan ribu rupiah). Kepada PLN atau ahli hukum, kami mohon penjelasan apa yang harus kami lakukan supaya kami tetap mendapat rdla Allah, tapi juga tidak ada masalah dengan PLN? Di sisi lain, kami tidak harus men!
geluarkan biaya yang tidak seharusnya kami tanggung? Siapa sebenarnya yang harus mengeluarkan uang biaya pemindahan kabel, apakah kami yang punya tanah yang tanahnya dipakai PLN tanpa izin dan sepengetahuan kami, atau Pihak PLN yang telah membentangkan kabelnya ke atas tanah kami tanpa seizin dan sepengetahuan keluarga kami? Arif Nurudin Gg. Lontar VII/18 RT/Rw 016/006 Duren Utara Grogol Petamburan Jakarta Barat. Uneg-uneg Anda mengenai layanan publik atau sosial disampaikan via sms ke 022-70086949; email : //repbdg@yahoo.com dan atau repbdg@telkom.net, surat ke Republika Perwakilan Jawa Barat Jalan Lengkong Kecil No 73 E Bandung 40261 maupun fax ke nomor 022-4219371. redaksi
( )

No comments:

Post a Comment