Jumat, 10 Pebruari 2006.
Ibrah
'Ibrah berasal dari kata 'abara ar-ru'ya yang berarti menafsirkan mimpi dan memberitahukan implikasinya bagi kehidupan si pemimpi, atau 'keadaan setelah kematiannya' dan 'abara al-wadi berarti 'melintasi lembah dari ujung satu ke ujung lain yang berlawanan'. Ar-Ragib berkata asal makna kata al-'ibrah adalah 'melintasi suatu keadaan ke keadaan lain' dan kata 'ubur' dikhususkan untuk makna 'melintas di atas air'. Dalam penafsiran Surat Yusuf, Muhammad Rasyid Ridha mengatakan al-i'tibar wal 'ibrah berarti 'keadaan yang mengantarkan dari suatu pengetahuan yang terlihat menuju sesuatu yang tidak terlihat' atau jelasnya berarti 'merenung dan berpikir'. Dengan demikian, 'ibrah dan i'tibar itu merupakan kondisi psikologis yang mengantarkan manusia menuju pengetahuan yang dimaksud dan dirujuk oleh suatu perkara yang dilihat, diselidiki, ditimbang-timbang, diukur dan ditetapkan oleh manusia menurut pertimbangan akalnya sehingga dia sampai pada suatu kesimpulan yang dapat mengk!
usyukkan kalbunya sehingga kekusyuan itu mendorongnya untuk berperilaku logis dan sesuai dengan kondisi masyarakat. 'Ibrah yang terdapat dalam Alquran mengandung dampak edukatif yang sangat besar, yaitu mengantarkan penyimaknya pada kepuasan berpikir mengenai persoalan akidah. Kepuasan edukatif tersebut dapat menggerakkan kalbu, mengembangkan perasaan ketuhanan serta menanamkan, mengokohkan, dan mengembangkan akidah tauhid, ketundukan kepada syariat Allah, atau ketundukan pada berbagai perintah-Nya. Model-model i'tibar atau pengajaran dalam Alquran dan sunah yang suci berbeda-beda selaras dengan beragamnya topik 'ibrah. Pertama, ibrah melalui kisah. Setiap kisah Qurani atau nabawi memiliki tujuan pendidikan ketuhanan. 'Ibrah melalui kisah hanya dapat dicapai melalui orang yang berpikir sadar dan orang yang hawa nafsunya tidak mengalahkan akal dan fitrah. Artinya, dia mampu menarik kesimpulan dari kisah tersebut. Sehubungan dengan itu, Allah SWT berfirman setelah menuturkan!
kisah Yusuf, ''Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terda!
pat pela
jaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukan cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.'' (QS Yusuf [12]: 111) Kedua, mengambil pelajaran dari nikmat dan makhluk Allah. Berbagai nikmat dan makhluk Allah yang telah disediakan bagi manusia dapat menjadi 'ibrah bagi manusia sebagaimana firman Allah,''Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang terdapat dari perutnya (berupa) susu yang bersih antara tinja dan darah yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.'' (QS An-Nahl [16]: 66-67). Karena 'ibrah didasarkan atas pemikiran yang dalam dan pengamatan yang cermat, kita d!
apat mengetahui hikmah ketuhanan melalui isyarat dari beberapa perkara yang mengajak kepada perenungan. Seperti misalnya, berbagai keajaiban yang telah diciptakan dan dianugerahkan Allah kepada kita. Ketiga, mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa bersejarah. Alquran telah mengisyaratkan beberapa peristiwa sejarah yang menonjol dan memiliki kaitan dengan peristiwa sesudahnya. Banyak ayat-ayat Alquran yang menyebut berbagai fakta sejarah agar umat menarik pelajaran darinya. dam/dari berbagai bahan pustaka
( )
No comments:
Post a Comment