Cari Berita berita lama

Republika - Agar Mebelair Kayu Tetap Kuat dan Mengkilap

Minggu, 12 Pebruari 2006.

Agar Mebelair Kayu Tetap Kuat dan Mengkilap






Musuh utama perabotan kayu adalah rayap.





Parabot (mebelair) yang terbuat dari bahan kayu memiliki nilai artistik dan keindahan tersendiri. Ia juga dapat menciptakan kesan bahwa seolah-olah pemilik rumah adalah orang yang berjiwa seni, berlatarbelakang pengetahuan luas, serta menggambarkan tingkat ekonomi rumah tangga. Banyak lagi yang dapat dikesankan oleh perabotan kayu yang ada di rumah kita. Namun selama ini, kita menganggap remeh dalam merawat mebelair, seperti kursi, meja, alamari, pegangan tangga, atau perabotan lainnya yang terbuat dari bahan kayu. Kita hanya membersihkannya hanya dengan melap dengan kain, tanpa ada upaya pemeliharaan agar tetap kuat dan terlihat menarik. ''Jangan dikira mudah merawat perabotan rumah yang terbuat dari bahan kayu. Salah besar apabila perawatan cukup dilakukan hanya sebatas mengelap permukaannya saja atau menjemurnya di bawah sinar matahari,'' ujar arsitek Asfarinal mengingatkan. Menurut dia, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan perabotan kayu agar bisa ta!
han lama dan selalu terlihat mengkilap. Terdapat beragam jenis kayu yang biasa digunakan untuk membuat perabotan, ada merbabu, jati, kamper, bengkirai, dan masih banyak lagi. Semakin tinggi tingkat kekeringan kayu, makin awet dan tahan lama pula perabotan tersebut. Ia menyarankan, ada baiknya dalam upaya perawatan perlu diidentifikasi lebih dulu bahaya seperti apa yang mungkin bisa mengancam mebelair kayu. Dan umumnya mahfum diketahui, kayu-kayu tersebut punya satu musuh utama, yakni rayap. ''Hampir tidak ada yang tahan terhadap rayap, bahkan kayu jati sekali pun jika basah bisa juga diserang rayap,'' kata pengurus Ikatan Arsitek Indonesia ini. Iklim dan cuaca di Jakarta yang panas makin memperbesar risiko bahaya rayap. Oleh karenanya untuk yang satu ini, imbuh dia, penanganannya mesti komprehensif dan seksama. Asfarinal menjelaskan, perawatan perabot kayu agar terbebas dari serangan rayap tidak bisa dilepaskan dari kondisi rumah yang bersangkutan. ''Biar pun sudah dibers!
ihkan setiap hari, namun apabila di rumah itu terdapat banyak !
celah un
tuk masuk rayap, ya percuma saja.'' Sarana paling rawan dimasuki rayap adalah lantai. Maka dari itu, perlu diperhatikan apakah pada saat memasang lantai sudah dilakukan dengan baik terutama untuk menghindari rayap dari bawah. Antisipasi lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengolesi perabot kayu dengan bahan cairan antirayap. Akan tetapi sebenarnya ini pun tidak menjamin aman 100 persen bebas rayap, karena, ''Bahan anti rayap hanya dapat memperpanjang usia pakai saja, tidak sampai membunuh rayap,'' paparnya. Masalahnya, kayu yang sudah terkena rayap juga tidak mudah diketahui sebab langsung mengena ke bagian dalam. Dari luar sih kelihatan biasa-biasa saja, tapi tak tahunya sudah bolong di dalam. ''Kalau sudah begitu, terpaksa bagian yang kena rayap dipotong dan diganti yang baru sehingga tidak menyebar ke bagian yang lain.'' Selain itu, bahaya juga datang dari rembesan air yang bisa membuat warna perabot kayu berubah serta mengalami pelapukan. Untuk menghindari hal tersebu!
t, maka mau tak mau harus diwaspadai kebocoran dari langit-langit dan juga dinding rumah. Tetapi bila masih ada air yang menetes, supaya cepat-cepat dibersihkan dan dikeringkan. Tergantung jenis Mukti, pengusaha pembuat mebelair kayu, mengatakan agar kesan artistik dan mahal tetap melekat pada perabotan kayu, ada beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan. Namun, perawatan disesuaikan dengan jenis kayu mebelair tersebut. ''Sebenarnya untuk perawatan kayu sangat tergantung jenisnya. Kayu yang tergolong bagus seperti jati, kamper, dan meranti, merawatnya relatif mudah. Tidak dirawat pun sudah bagus, karena memang asalnya bagus,'' ujar Shalih. Namun untuk kayu kamper Samarinda biasanya pada udara lembab atau dingin akan memuai, sehingga dalam prosesnya harus dibuat kerenggangan satu millimeter, agar kayu tidak cepat rusak,'' ujarnya perajin asal Grobokan, Jawa Timur ini. Menurut Mukti, pengelola Furnindo Pondok Bambu, Kelender, Jakarta Timur, secara umum ada dua faktor !
penyebab kerusakan kayu. Pertama, faktor alami, yakni kayu rus!
ak karen
a terkana panas, hujan, dan udara lembab (dingin). Juga karena dimakan rayap dan termakan usia. Kedua, faktor manusia, bisa jadi kurang hati-hati dalam menggunakannya seperti jatuh, terkena air, kena benturan benda keras, dan tidak dioven ketika membuatnya. Shalih, pengusaha kayu lainnya, mengatakan agar mebelair yang terbuat dari kayu tahan lama dan tetap terlihat antik, harus diplitur semprot. Biayanya memang sedikit lebih mahal, tapi hasilnya akan jauh lebih bagus dan kuat. Namun, kekurangannya, mebelair tersebut tidak cocok jika ditempatkan di ruang ber-AC, karena warnanya, dalam beberapa bulan akan tampak keputih-pitihan seperti embun. Menggunakan plitur kuwas yang dicampur bahan sirlak dan spirtus juga tidak kalah baiknya. Cara ini lebih ekonomis dibanding plitur semprot. Hanya saja, dalam pengerjaannya memakan waktu cukup lama. Keunggulan cara ini adalah tahan udara dingin dan lembab. Namun untuk kayu-kayu biasa, seperti kayu duren dan mahoni perlu perawatan khusus, a!
gar kayu tidak mudah rusak. Di antaranya jangan ditempatkan diudara yang panas dan lembab (dingin), sebelum dicat dioleskan antirayap terlebih, dan permukaan kayu sering dibersihkan dengan semprotan pembersih. Tips Merawat Mebelair Kayu. Pertama, untuk mebelair yang terbuat dari jenis kayu melamin, sebaiknya jangan ditempatkan di ruangan yang lembab, dingin, dan ber-AC. Hal ini akan menyebabkan warna cat tampak keputih-putihan setelah beberapa bulan. Kedua, pakai pembersih silikon. Obat ini akan membersihkan bagian luar kayu dari kotoran-kotoran seperti debu, juga dapat mengantisipasi serangan rayap. Ketiga, bisa juga pakai pembersih Sanpoli, fungsinya hampir sama dengan cara kedua. Pemakaian Sanpoli ini akan membuat warna cat selalu tampak lebih mengkilap dan cerah. Keempat, sebelum dibuat mebelair, kayu-kayu tersebut sebaiknya terlebih dulu dioven (diawetkan) selama kurang lebih satu bulan. Langkah ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan kayu agar tahan terhadap seranga!
n rayap. Kelima, untuk kayu jenis tertentu, misalnya kayu jati!
dan bam
bu, sebelum dibentuk jadi mebelair, terlebih dulu direndam lumpur selama kurang lebih enam bulan. Ini dilakukan untuk menghilangkan penyakit yang ada pada kayu. Namun, tidak semua kayu bisa direndam dengan Lumpur. Kayu meranti Kalimantan, misalnya bila direndam malah menjadi kurang bagus.
(yus/mg02 )

No comments:

Post a Comment