Kamis, 13 Pebruari 2003.
Seulawah dan Star Air Catat Sejarah Baru PenerbanganJAKARTA - Dua maskapai penerbangan domestik Seulawah Nad Air dan Star Air, mempelopori kerja sama baru di Indonesia, satu tiket bisa dua untuk dua pesawat.
Melalui kerja sama itu, sejak 18 Februari, pemegang tiket Seulawah bisa menggunakannya untuk penerbangan Star Air dan sebaliknya. Seulawah juga bisa menjual tiket Star Air, begitu juga sebaliknya.
Menurut Juru Bicara Seulawah, Arifin Hutabarat, perjanjian aliansi telah ditandatangani Direktur Utama M. Soeparno dan Direktur Utama Star Air Ale Sugiarto dua hari lalu. Tujuan kerja sama, untuk meningkatkan pelayanan kepada konsemen kedua penerbangan.
"Aliansi ini menjadi terobosan untuk menghindari inefisiensi nasional di bidang penerbangan dan tidak bersaing, hingga saling membunuh," kata Arifin dalam siaran persnya yang diterima koran ini kemarin.
Dia mengatakan, Seulawah akan menghentikan penerbangannya di rute Jakarta-Medan mulai 18 Februari. Namun, dengan aliansi ini, tiket Seulawah dapat digunakan secara otomatis untuk penerbangan Star Air yang melayani rute itu setiap hari. Sementara Seulawah akan membuka rute Jakarta-Banda Aceh tiga kali seminggu.
Seulawah akan meningkatkan frekuensi penerbangan pada rute Medan-Banda Aceh menjadi tiga kali sehari. "Untuk kedua rute itu, pemegang tiket Star Air juga dapat menggunakan penerbangan Seulawah," kata Arifin.
Penjualan tiket Star Air oleh Seulawah atau sebaliknya, kata Arifin, dimungkinkan, karena harga tiket kedua perusahaan sama. Sehingga, konsumen dimudahkan dalam pembelian tiket dan efisien dalam upaya meningkatkan pelayanan.
Menurut Soeparno, di rute di Jakarta-Medan sudah terlalu banyak operator penerbangan domestik yang beroperasi. Sehingga, harga jual tiket semakin tertekan.
Rendahnya harga tiket yang didorong oleh tidak adanya ketentuan batas harga terendah, katanya, mengancam kerugian besar bagi maskapai yang beroperasi. Jika hal ini terus berlanjut, keberadaan maskapai penerbangan terancam bangkrut.
Dengan aliansi, lanjutnya, Seulawah tidak menerbangi rute yang sudah dilayani Star Air. Tapi, perusahaan tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumennya dengan menggunakan kapasitas milik Star Air. Demikian pula sebaliknya.
Contohnya, seorang calon penumpang di Banda Aceh dapat membeli tiket Seulawah tujuan Surabaya. Ia akan naik pesawat Seulawah dari Banda Aceh ke Jakarta. Di Jakarta, ganti pesawat Star Air tujuan Surabaya.
"Melalui aliansi, Seulawah tidak menerbangi sendiri rute Medan-Jakarta. Berarti, kelebihan kapasitas tempat duduk yang sudah amat berlebihan bisa dikurangi," kata Soeparno. taufik kamil
No comments:
Post a Comment