Kamis, 13 Pebruari 2003.
Roger Danuarta, Menikmati Masa MudaPenampilan Roger Danuarta (21 tahun) saat membacakan sepenggal dialog novel 'Abadilah Cinta' karya Andre Aksana di Mario Place, beberapa hari lalu, mirip dengan tokoh Revan, pelaku utama cerita yang berasal dari keluarga konglomerat. Penampilan dengan pakaian modis, lengkap dengan cincin berlian, kalung besar, jam bermerek dan parfum mahal yang menyertai kesehariannya. Padahal untuk membacakan cerita itu bersama Irgi Fahrezi, artis sinetron dan Kasih, model dari Look Model Inc, Roger mengaku, tak lama mempelajari. Hanya sekitar 10 menit dan lebih menyukai spontanitas. Putra kedua pengusaha bridal dan salon Johnny Danuarta yang lulusan sekolah bisnis di International College, Kuala Lumpur, Malaysia ini berancang-ancang menekuni bisnis seperti ayahnya. Berikut petikan wawancaranya:
Kabarnya sekarang menyanyi juga, memanfaatkan aji mumpung?
Sebenarnya dibilang aji mumpung tidak juga, sejak SMA dulu saya sering main band. Musiknya alternatif. Memang belum fokus, terkadang pegang gitar atau jadi vokalis. Saya menyanyi semata-mata obsesi memberi persembahan kepada para penggemar. Makanya judul lagunya "Bintang Kecil", bintang itu ibaratnya para fans. Setiap kali show mereka datang, saya melihatnya bagaikan beribu bintang. Menyaksikan mereka ada keunikan dan kenikmatan sendiri.
Mereka itu ibarat aset yang berharga bagi karir Anda?
Bukan aset, tapi saya anggap teman. Waktu saya ulang tahun 20 Mei 2002 lalu, banyak hadiah yang dikirim ke rumah. Mulai dari ikan Louhan sampai kondom merek Sutra. Yang terakhir ini bikin saya kaget karena ada tulisannya, "Gunakan ini untuk seseorang yang anda cintai" .
Tidak pernah kehilangan privasi, ketika penggemar mengerubuti?
Tidak, mereka menghargai privasi saya kok.
Ayah harus mendampingi kemana kamu pergi?
Ia sekalian manajer saya.
Tidak percaya dengan orang lain?
Ayah lebih tahu soal saya mulai dari kesehatan atau waktu saya saat menerima sebuah tawaran.
Ingin terjun ke bisnis juga, seperti yang diinginkan ayah kepada kamu awalnya?
Sebenarnya saya sudah diserahi bisnis, yakni jadi manajer bridal dan salon, terutama untuk sistem waralaba (franchise)
Sudah punya pacar?
Saya sedang menikmati masa muda. Sampai sekarang belum menemukan orang yang tepat untuk jadi pacar. Yang pasti, tipe yang saya inginkan, harus pintar, baik, tidak sok tahu, punya pikiran terbuka dan tidak rasial.
Syarat terakhir ini maksudnya apa?
Ia harus bisa bergaul dengan suku, golongan dan kelompok mana saja. Seperti ketika saya kuliah di Malaysia, teman-teman saya beragam, ada yang dari Indonesia, India, Singapura, Malaysia, Thailand dan lainnya. evieta fadjar
No comments:
Post a Comment