Cari Berita berita lama

KoranTempo - Investor Masih Hati-hati

Kamis, 20 Maret 2003.
Investor Masih Hati-hatiJAKARTA -Aktivitas transaksi di bursa saham Jakarta kemarin berlangsung lamban. Investor tampaknya masih bersikap hati-hati dalam mengantisipasi pecahnya perang Irak hari ini yang akan berdampak terhadap ekonomi nasional dan gejolak sosial di dalam negeri. Namun, spekulasi beli jangka pendek yang masih terjadi pada sebagian saham unggulan mampu mempertahankan indeks di teritorial positif.

Indeks menguat tipis 0,846 poin (0,21 persen) menjadi 385,483 dengan volume 171,24 juta saham senilai Rp 112,97 miliar. Saham unggulan yang menguat antara lain Indosat 1,32 persen, BCA 1,20 persen, Indofood 4,34 persen, Semen Gresik 2,06 persen, Astra Agro 2,04 persen, dan Bimantara 2,17 persen. Sedangkan Telkom terkoreksi 0,72 persen.

Divisi Riset dan Keuangan PT Megakarya Securities Hendra Bujang mengungkapkan, secara umum kondisi perdagangan masih lamban. "Kondisi pasar yang siap-siap buang barang bila perang Irak pecah membuat arah pergerakan indeks masih negatif," katanya.

Menurut Bujang, investor tampaknya masih menunggu dan melihat perkembangan pasar. Bila perang pecah, tutur dia, investor masih memperhitungkan berapa besar pengaruh perang di pasar global? Bagaimana perjalanan perang, berlangsung lama atau singkat? Setelah perang Irak, apa yang akan terjadi berikutnya di Semenanjung Korea?

Dia memprediksi indeks akan stagnan dan cenderung bervariasi negatif di kisaran 381-387. "Investor hendaknya lebih konservatif dan tidak ambil posisi. Segera realisasikan keuntungan bila ada peluang dan jangan tahan barang, risikonya besar."

Analisis teknikal

Grafik Fibonacci mengindikasikan indeks masih datar dan cenderung terkoreksi. Hal ini tecermin dari kurva tren atas dan bawah masing-masing turun di 387,89 dan 378,37. Itu berarti indeks akan berada di kisaran 378-387.

Indikator lainnya, grafik indeks kekuatan relatif bergerak naik tapi masih di bawah garis normal. Ini mengindikasikan investor masih menahan diri dan belum berani ambil posisi hingga ada kejelasan dari dampak perang Irak. muchtar wijaya

No comments:

Post a Comment