Sabtu, 5 Pebruari 2005.
DBD Makan Korban Jiwa di Sejumlah DaerahBANDUNG -- Wabah demam berdarah dengue (DBD) terus menyebar dan di sejumlah daerah telah memakan korban jiwa. Di Jawa Barat, jumlah penderita DBD semakin bertambah, sampai Jumat kemarin tercatat sudah 745 kasus DBD di 25 kota dan kabupaten. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya meninggal dunia.
Dari data itu, penderita terbanyak berada di Bandung dan Bogor. "Jawa Barat dinyatakan KLB (kejadian luar biasa)," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dadang Sukandar di Bandung kemarin.
Di Bandung penyakit yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini sudah menyebar di 66 kelurahan dari 139 kelurahan. "Data kasus DBD pada Januari 2005 meningkat hampir seratus persen dibanding bulan sebelumnya," kata Kepala Seksi Surveillance Dinas Kesehatan Bandung Tjatur Subeno.
Mengenai penyebaran DBD, Tjatur menjelaskan, pihaknya memetakan penyebaran penyakit itu ada di bagian barat dan timur Bandung. Melihat luas penyebarannya, kata dia, sudah menjangkiti 47,48 persen wilayah kota Bandung.
Dari wilayah yang terjangkit DBD di Bandung, menurut Tjatur, pihaknya memprioritaskan penyemprotan obat pembasmi jentik di delapan kelurahan. Menurut dia, delapan kelurahan ini menjadi prioritas karena jumlah kasus DBD di wilayah ini banyak. "Hunian penduduknya padat, sehingga berpotensi untuk menjangkiti warga lebih banyak," katanya.
Selain Jawa Barat, dari Medan dilaporkan, walaupun kini sudah 90 persen wilayah Medan dilakukan pengasapan, masih saja berjatuhan korban penderita DBD. Bahkan jumlah penderitanya masih terus melonjak. Sejak Januari tercatat dua korban DBD tewas dan 98 orang dirawat inap dengan di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi, Medan.
Dari posko informasi demam berdarah di RSU Pirngadi, menurut Ketua Tim Penanggulangan DBD Medan, Dr Syahrial Anas, wabah DBD tidak bisa dihilangkan di Medan, karena kota ini merupakan salah satu daerah endemis. "Karena itu, upayanya adalah pencegahan intensif," katanya.
Saat ini, menurut Syahrial, penanggulangan DBD masih ditangani serius dan angka DBD yang normal di perkotaan adalah 5/100. Artinya, kata dia, di antara 100 orang penduduk, hanya terdapat 5 penderita DBD. "Jika angka penderita melebihi 5/100, harus diwaspadai dan ditanggulangi secepat mungkin," katanya.
Menurut Syahrial, dalam memberantas wabah DBD, perlu dilakukan surveillance epidemiologi, yakni jika ada seorang penderita DBD di suatu lokasi, harus dilakukan survei di sekitar tempat tinggalnya. Bila ditemukan ada orang lain yang menderita demam di sekitar tempat tinggal tersebut, "Harus dilakukan pengasapan," kata dia. ahmad fikri/rana akbari fitriawan/bambang soed/hambali batubara
No comments:
Post a Comment