Rabu, 2 Oktober 2002.
Asmara Parlementaria Si Pria Abu-abuBekas Perdana Menteri Inggris John Major muncul lagi. Namanya menghias halaman muka hampir semua surat kabar di Inggris, Senin lalu. Kali ini bukan dalam kapasitas sebagai negarawan, melainkan sebagai seorang suami yang selingkuh.
"Tikus Cinta," begitu judul di halaman muka tabloid Sunday Express, yang mengulas secara terperinci skandal asmara selama empat tahun bekas pemimpin Partai Konservatif itu dengan seorang kolega politiknya. Padahal, tulis koran itu, kedua insan lain jenis itu masing-masing punya rumah tangga sendiri.
Major, yang menjadi Perdana Menteri dari 1990 sampai 1997, kondang dengan julukan "pria abu-abu" karena keluguannya. Dia dikenal sebagai salah seorang politisi paling bersih di Inggris. Dia tak pernah ternoda oleh skandal seks maupun korupsi yang kerap mengganggu Partai Konservatif.
Reputasi itu runtuh begitu terdengar "nyanyian" Edwina Currie, yang pernah menjabat Menteri Kesehatan pada masa pemerintahan Margaret Thatcher. Menurut pengakuannya kepada koran The Times, Currie mulai menjalin asmara dengan Major pada 1984.
Tak lama, memang. Hubungan itu berakhir tak lama setelah Major dipromosikan masuk kabinet Thathcer pada 1988. Tentu, berita itu menggemparkan jagat politik dan pers Inggris.
Beberapa koran mengutip penuturan di berbagai buku yang ditulis Currie pada 1990-an tentang eksploitasi seksual seorang anggota legislatif yang perkawinannya retak. Currie mengakui novel berjudul The Parliamentary Affair itu didasarkan pada pengalaman nyata. Currie juga mengaku dirinya adalah inspirasi bagi tokoh Elaine Stalker, seorang politisi Konservatif yang jatuh gara-gara seorang tokoh senior partai berambut perak.
Dalam nukilan catatan harian yang diserialkan The Times, Currie mengungkapkan banyak hal, mulai dari kegamangan Major sampai warna sebagian besar celana dalamnya. Dalam satu kunjungan ke apartemen Major tak lama sebelum pemilihan umum pada 1992, Currie mengaku mereka berciuman dua kali. Namun, belakangan Currie menyerang Major karena tidak menunjuk seorang pun perempuan dalam kabinetnya.
Bekas juru bicara Downing Street, kantor Perdana Menteri Inggris, Sir Bernard Ingham, mengatakan bahwa dia tak pernah mencurigai hubungan itu. Berita itu, kata Ingham, benar-benar mempermalukan Major yang lugu.
Kepada The Times, Major, 59 tahun, mengatakan bahwa istrinya, Norma, sudah tahu hubungan gelap itu selama bertahun-tahun dan sudah pula memaafkannya. "Ini salah satu peristiwa dalam hidup saya yang paling memalukan. Saya sudah lama cemas itu akan tersebar ke publik," kata Major seperti dikutip koran itu.
Malah, menurut pengakuan beberapa teman dekat dan kerabatnya, perkawinan Major nyaris bubar pada musim panas 1989. Norma mengancam akan meninggalkannya begitu mengetahui Major tidak setia, dan mengultimatum agar dia meninggalkan kekasih gelapnya.
Ihwal keretakan rumah tangga itu sebetulnya sudah tersebar ketika Major menjadi Menteri Luar Negeri pada Juli 1989. Namun, penyebab utama yang dipahami publik waktu itu adalah ketatnya pengamanan dan hilangnya privasi setelah penunjukan dia menjadi menteri.
Dalam otobiografinya, Major menulis: "Norma sangat takut. Dia paling tidak suka saya menangani pekerjaan di Kantor Luar Negeri." Akibatnya, suami-istri itu memang berpisah. Norma tinggal di kampung halamannya, Huntington, sementara Major hidup sendiri di Carlton Gardens, kediaman resmi Menteri Luar Negeri.
Badai belum berlalu. the times/sydney morning herald/yanto musthofa
No comments:
Post a Comment