Selasa, 3 Januari 2006.
Gadis Kecil Tewas Dicekik
Cilincing, Warta Kota
Kirim Teman | Print Artikel
Gadis cilik Eka Rosiana ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya. Menurut hasil autopsi, bocak berusia 7 tahun itu tewas karena cekikan yang didahului pembekapan.
Tubuh Eka ditemukan terbujur kaku dan dikerubung semut di rumahnya di Perumahan Sengkang Blok A No 59, RT 14/03 Kelurahan Kali Baru Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (2/1) sekitar pukul 08.30. Pada hidung dan bibirnya terdapat darah yang sudah mengering, sedangkan pada leher bagian depan terdapat memar bekas cekikan.
Polisi menduga, Eka dianiaya sebelum dihabisi. Kanit Reskrim Polsek Cilincing, Iptu Gampang, mengatakan bahwa sampai kemarin pihaknya baru memeriksa kedua orangtua Eka, yakni Daeng Amran (55) dan Ny Idawati (39).
"Kematian Eka memang karena penganiayaan. Tetapi kami belum memastikan siapa yang menjadi tersangka. Lagi pula kami masih mencari saksi-saksi yang lain. Dalam kasus ini, saksi minim sekali," kata Iptu Gampang kepada Warta Kota. Dia mengungkapkan, pelaku kemungkinan besar adalah orang yang dekat dengan keluarga korban. Kematian Eka diduga terjadi di sekitar pukul 03.00.
Untuk memastikan penyebab kematian Eka Rosiana, polisi membawa jenazah bocah cilik itu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Ahli Forensik RSCM dr Mun'im Idris yang melakukan autopsi mengatakan bahwa kematian Eka disebabkan oleh cekikan yang didahului dengan pembengkapan. Hal itu terlihat dari bekas luka cekik yang terlihat pada bagian belakang dekat telinga, dimana terdapat bekas tekanan kuku. Selain itu juga ada bercak darah di sekitar bola mata. "Berdasarkan hasil autopsi bagian luar, anak ini tewas karena dicekik," ujar dr Mun'im Idris di RSCM, kemarin.
Ditambahkannya, pada tubuh Eka juga terdapat luka-luka, termasuk luka akibat kekerasan seksual yang berulang-ulang.Eka ditemukan terbaring diatas kasur tanpa ranjang di ruang tengah kontrakan petak tiga yang sudah dihuni keluarga Amran sejak dua bulan lalu. Harga sewa kontrakan yang lokasinya berada di belakang Pasar Jalan Baru itu Rp. 250.000 per bulan.
Orang pertama yang mengetahui kematian Eka adalah ibu tirinya Ny Idawati. Menurut Treni (20), adik kandung Idawati, saat itu Idawati hendak membangunkan Eka dan menyuruh anak itu segera mandi karena hari sudah siang. "Pokoknya sehabis bapaknya (Amran) pulang sekitar jam 06.00, ibunya beberapa kali panggil-panggil Eka untuk bangun, tapi anak itu diam saja. Sampai akhirnya selimutnya dibuka, tahu-tahu sudah dirubung semut," kata Treni.
Kematian Eka sangat mengagetkan penghuni kontrakan lain dan warga sekitar. Warga terkejut karena tewasnya siswi kelas II Madrasah Al Islamiyah itu tidak wajar. Sebab, pada malam sebelumnya tak ada sesuatu yang aneh pada diri Eka. "Dia pulang mengaji juga masih riang. Dan saya lihat jelas sekali, anaknya sehat, " kata Mirna, seorang tetangga.
Eka adalah anak pertama Daeng Amran dari istri pertamanya Darsinah (26). Setelah Amran dan Darsinah bercerai lima tahun lalu, Eka ikut ayahnya. Setahun kemudian, Amran yang bekerja sebagai buruh serabutan dan menjadi mitra Babinsa Koramil Kali Baru itu menikah dengan Idawati. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Amrin Saputra.
Sejak hadirnya Amrin itulah sikap Idawati kepada Eka mulai berubah. Eka yang sebelumnya disayang-sayang berubah jadi sering dimarahi. Menurut warga, Eka juga menjadi jarang keluar rumah selain ke sekolah. Beberapa bulan terakhir, Eka pun sering terlihat murung. Wajahnya tampak sedih. "Hampir setiap hari anak itu nangis karena habis dimarahi. Kadang-kadang anak itu mengeluh badannya sakit, kayaknya habis dipukuli," ujar seorang warga lainnya.
Ashadi, tetangga Amran, menuturkan bahwa malam sebelum Eka ditemukan tewas, ia sempat mendengar suara mencurigakan dari rumah pasangan Amran-Idawati. Ia mendengar suara seperti orang yang berusaha menahan rasa sakit karena dianiaya. "Krek, krek, suara itu yang terdengar dari rumah Ida," ujar Ashadi. Malam itu, di rumah tersebut hanya ada Idawati, Eka dan Amrin. Sedangkan Amran tidak pulang. (ito/nir)
No comments:
Post a Comment