Cari Berita berita lama

detikcom - Suami TKW yang Dieksekusi Diusir dari Depnakertrans

Rabu, 16 Januari 2008.
Suami TKW yang Dieksekusi Diusir dari Depnakertrans
Ken Yunita - detikcom

Jakarta -
Niat Sugiono (40) mengadukan nasibnya kepada Presiden SBY kandas sudah. Dia diusir petugas Depnakertrans hingga ke luar pintu gerbang.Semula Sugiono berharap pemerintah bisa secepatnya memulangkan jenazah Yanti Iriyanti, istrinya yang dieksekusi pemerintah Arab Saudi.Sugiono datang sejak pukul 14.00 WIB bersama dua anaknya di Gedung Depnakertrans, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (16/1/2008).Namun belum sampai niat disampaikan, Sugiono yang sedang menunggu SBY rapat dihadang petugas Depnakertrans."Tolonglah mengerti kami. Jangan di sini. Kita akan bicarakan di lain� tempat, di sini tidak pas," kata seorang petugas kepada Sugiono.Awalnya Sugiono sempat menolak, karena dia sudah dua kali menyambangi Depnakertrans dan tidak pernah membuahkan hasil."Saya sudah dua kali ke sini kenapa ditolak juga. Saya kan cuma ingin ngadu," tutur Sugiono. Namun jawaban pengasong di Terminal Cianjur itu tidak digubris aparat. Mereka terus membujuk lelaki itu agar segera meninggalkan gedung. "!
Saya tahu hak Anda sebagai warga negara, tapi tolong dong jangan di sini," kata petugas itu dengan nada yang mulai tidak sabar.Sugiono akhirnya menuruti keinginan petugas. Warga Karang Tengah, Cianjur, Jawa Barat itu lalu digiring hingga ke luar pintu gerbang yang jaraknya puluhan meter dari gedung utama. Sebelum melangkah keluar, Sugiono sempat menyampaikan kekecewaannya. "Saya kecewa, masak saya nggak diperhatikan. Padahal Soeharto diperhatikan seperti itu, tapi saya akan tetap terus berusaha," katanya membandingkan sikap pemerintah terhadapnya dan penguasa Orba yang kini terbaring kritis di RSPP.Seiring diusirnya Sugiono, aparat langsung mensterilkan lantai dasar gedung Depnakertrans. Wartawan langsung diminta masuk ke ruangan tempat akan digelarnya konferensi pers.

(
umi
/
nrl
)



Komentar terkini (18 Komentar)





Baca Komentar



Kirim Komentar



Disclaimer

No comments:

Post a Comment