Selasa, 31 Desember 2002.
Trayek Angkot Diperjualbelikan Hingga Rp12 JutaBandar Lampung, 31 Desember 2002 18:05Trayek angkutan kota (angkot) di Bandar Lampung diperjual-belikan antara Rp1 juta hingga Rp12 juta, tergantung jalurnya apakah trayek "basah/gemuk" atau tidak.
Trayek tertinggi terjadi pada jurusan Tanjungkarang-Rajabasa yang mencapai Rp12 juta, sementara harga terendah terjadi pada Angkot Tanjungkarang--Way Halim antara Rp1 juta hingga Rp2 juta.
Trayek Tanjungkarang--Sukaraja harganya sama dengan Tanjungkarang--Sukarame yang mencapai Rp7,5 juta. Tanjungkarang--Kemiling dan Tanjungkarang--Ratulangi relatif sama antara Rp1,5 juta--Rp2,5 juta.
Beberapa sopir angkot di sejumlah trayek di Bandar Lampung menyebutkan bahwa tingginya harga trayek tersebut karena pihak Dinas Perhubungan Bandar Lampung sudah tidak mengeluarkan izin trayek baru.
"Bagaimana, mau bikin yang baru sudah tidak bisa lagi, terpaksa beli yang sudah dikeluarkan," kata Pendi, sopir angkot Tanjungkarang--Sukaraja.
Kepala Dinas Perhubungan Bandar Lampung, Zainal Abidin Hasan, saat dihubungi menyebutkan bahwa pihaknya tidak mengetahui soal harga izin trayek antar pemilik angkot tersebut.
Menurutnya, pihaknya memang hanya mengeluarkan izin sesuai dengan jumlah yang ditetapkan, jika jumlah angkot telah mencapai kuota maka izin trayek baru tidak akan dikeluarkan lagi.
"Saya tidak tahu soal itu, karena itu jual beli antar pemilik angkot (pemegang SIT). Memang beberapa trayek sudah lama tidak ada penambahan izin trayek baru, mungkin itu yang membuat harganya melambung," kata Zainal.
Tingginya harga izin trayek tersebut mengikuti tingkat pendapatan angkot per hari. Trayek Rajabasa--Tanjung karang lebih tinggi karena trayek daerah tersebut banyak lembaga pendidikan, sehingga pendapatan angkot per hari relatif tinggi.
Selain itu, ramainya penumpang pada trayek ini juga disebabkan trayek ini melintasi terminal induk Rajabasa, yang penumpangnya tidak putus selama 24 jam.
Pendapatan kotor angkot trayek ini rata-rata mencapai Rp200 ribu hingga 250 ribu/hari.
Penumpampang angkot trayek Tanjungkarang--Sukarame dan Tanjungkarang--Sukaraja relatif tidak seramai angkot trayek Tanjungkarang--Rajabasa, karena angkot kedua trayek tersebut lebih banyak mengandalkan penumpang umum dan anak sekolah.
Rata-rata pendapatan kotor kedua trayek tersebut hampir sama, antara Rp100 ribu--Rp175 ribu per hari. [Tma, Ant]
No comments:
Post a Comment