Cari Berita berita lama

Tim Forensik Akhirnya Otopsi Jenasah Jaksa Lozara

Kamis, 25 Agustus 2005.
Tim Forensik Akhirnya Otopsi Jenasah Jaksa LozaraSemarang, 25 Agustus 2005 14:10Tim forensik dari RS Kariadi Semarang akhirnya melakukan otopsi terhadap jenasah Jaksa Umbu Age Lozara, Kamis pukul 09.00 WIB. Tim itu terdiri dari dr.Gatot Suarto, dr.Bambang Rameng, dan dr Arief Rahmat.

Otopsi yang dilakukan di tempat pemakaman umum (TPU) Dampu, Kelurahan Kalongan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Ungaran tersebut disaksikan ratusan warga sekitar. Tampak, Kapolres Semarang AKBP Agus Sukamso dan pimpinan reskrim Polda Sulteng Kombes Afrisal Anwar. Mereka datang untuk menyaksikan pelaksanaan otopsi jaksa yang pernah bertugas di Sulawesi Tenggara itu.

dr.Gatot Suarto, usai melakukan outopsi menyimpulkan, di jazad tubuh Umbu Age Lozara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan maupun bekas penganiayaan.

"Namun organ tubuh seperti paru-paru, lambung dan ginjal, kami bawa untuk diperiksa kembali ke laboratorium forensik RS Kariadi Semarang, guna pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam tubuh mayat Umbu tidak ada hal-hal yang mencurigakan, seperti adanya bekas-bekas kekerasan maupun benda tumpul, sebagaimana dikuatirkan oleh beberapa orang.

Sebagaimana diberitakan, jaksa yang pernah menangani kasus mantan Presiden Soeharto itu meninggal 4 Agustus 2005, di sebuah penginapan di Raha, Ibukota Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, setelah melakukan ekspose kasus korupsi.

Wakajati Sulawesi Tenggara itu dimakamkan di pemakamam keluarga di Dampu, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/8), sekitar tiga kilometer dari kediamannya.

Sebelumnya kematian Umbu mengundang kecurigaan beberapa pihak, yang menduga, mendiang meninggal karena serangan jantung. Sedangkan versi lain, disinyalir mendiang telah dibunuh.

Beberapa keluarga Umbu, sangat kaget atas kematian ayahnya, saat mengetahui kondisi terakhir tubuh mendiang yang tidak wajar. Ketidakwajaran itu diketahui saat peti hendak diganti. Kebetulan, keluarga dari Sumba meminta kain dan kapas dibuka untuk diganti dengan kain tenun adat.

Waktu dibuka, semua anggota keluarga yang hadir kaget, karena lidah jenazah terjulur keluar, ada luka di dahi, hidung masuk agak ke dalam, dan lehernya ada bekas jeratan. [TMA, Ant]

No comments:

Post a Comment