Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Rieke 'Oneng' Dyah Pitaloka : Cegah Adopsi Anak

Rabu, 5 Januari 2005.

Nasional
Rieke 'Oneng' Dyah Pitaloka : Cegah Adopsi Anak
Rabu, 05 Januari 2005 | 17:45 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sejumlah tokoh perempuan dan artis ibukota peduli Aceh menentang keras adanya adopsi terhadap anak-anak korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Karena kondisi rawan dari anak-anak korban bencana sangat mungkin dijadikan korban ekspolitasi dan penyalahgunaan untuk maksud dan tujuan yang tidak sah. "Masyarakat dan pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masalah ini. Ini bisa menimbulkan perdagangan bebas anak, "kata Rieke Dyah Pitaloka di Crisis Centre DKI Jakarta, Rabu (5/1).

Menurut Rieke, saat ini masih belum tepat adopsi anak dilakukan. Hal yang lebih penting dilakukan saat ini adalah membangun crisis center bagi anak-anak tersebut. Seperti pemberian fasilitas pendidikan dan kesehatan yang layak. Rieke mengharapkan agar pemerintah dan orang-orang yang memiliki kekuatan dalam masyarakat tidak mengeluarkan statement yang dapat menyebabkan pro kontra dalam masyarakat. Termasuk masalah adopsi anak tersebut.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh perempuan perwakilah dari masyarakat Aceh, Umi Rohama. Umi mengharapkan agar masyarakat dan pemerintah tidak buru-buru dalam mengambil keputusan mengenai adopsi anak. "Jangan buru-buru mengadopsi anak karena itu sangat menyakitkan. Saat ini belum tentu keluarga mereka sudah meninggal. Masyarakat saat ini masih terfokus pada pengevakuasian mayat-mayat, seluruh tenaga mereka digunakan untuk itu,"kata Umi.

Ddari seluruh korban Aceh itu belum tentu seluruh keluarganya tinggal di Indonesia. "Mungkin ada sanak keluarganya yang tinggal di Luar Negeri,"ujar Umi. Namun, pihaknya tidak akan menghalang-halangi niat baik masyarakat maupun pemerintah yang ingin mengadopsi anak. Asalkan mereka melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang seperti Departemen Sosial. "Jika memang kondisi mendesak kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Mereka boleh dibawa ke Jakarta tapi dengan catatan memberikan data yang lengkap kepada kami,"kata Umi.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Marissa Haque mendesak kepada pemerintah agar segera melakukan pencegahan terhadap tindakan dan perbuatan apapun yang dapat mengakibatkan anak menjadi korban perdagangan bebas, korban eksploitasi dan upaya memisahkan mereka dari lingkungan keluarga, sosial dan budaya. "Saat ini yang penting dilakukan adalah reunifikasi bagi mereka. Upaya mempertemukan mereka dengan keluarganya. Jadi hentikan itu adopsi,"kata Marissa.

Sampai dengan 4 Januari 2005 dari data yang ada pada Kantor Wapres/Pusat Bencana, jumlah anak yang meninggal telah mencapai 25 ribu anak. Anak yang hilang sebanyak 1500 anak dan yang memerlukan penanganan medis sebanyak 3000 anak.

Suryani Ika Sari

No comments:

Post a Comment