Sabtu, 11 Maret 2006.
Omzet Pulsa Jalanan Rp 1,5 Juta Per Hari
BANDUNG -- Persaingan usaha penjualan pulsa dan kartu seluler di Bandung semakin ketat. Karenanya, kini banyak bermunculan pedagang pulsa dengan sebutan pedagang counter tahu'. Rata-rata omzet mereka mencapai Rp 1,5 juta per hari. Menurut Mansyur, salah satu pedagang counter tahu pulsa di Jl Jawa, omzet penjualan pulsa di kiosnya cukup baik. Kata dia, sehari bisa terjadi 35 transaksi. Transaksi itu, kata dia, tergolong banyak karena tiap transaksi memiliki nilai yang berbeda. ''Jadi kalau dihitung rata-rata setiap hari bisa mencapai Rp 1,5 juta,'' tuturnya kepada Republika, Kamis (10/3). Besarnya transaksi penjualan pulsa counter tahu tersebut, juga dibenarkan Wawan (28) pedagang pulsa lainnya di Jl Purnawarman. ''Pembelinya dari semua lapisan masyarakat,'' katanya. Baik Wawan maupun Masyur mampu mendapatkan penghasilan yang terbilang cukup besar. Meski jumlahnya tidak selalu sama setiap hari, kata dia, tapi selalu ada keuntungan. ''Yang jelas, minimal setiap hari Rp 5!
0 ribu, itu pendapatan saya,'' ungkapnya. mus Perbaikan Kilang Balongan Lebih Cepat INDRAMAYU -- Perawatan rutin kilang Pertamina Unit Pengolahan VI (UP VI) Balongan, Kabupaten Indramayu, lebih cepat dari jadwal yang ditentukan sebelumnya. Kondisi ini, kata Kabag Humas UP VI Balongan, Ir Tuhirlan Indrajaya, dapat menekan cost dan penghematan sebesar Rp 40 miliar. ''Perbaikan unit perengkah residu (RCC) lebih cepat empat hari dari jadwal yang ditargetkan semula,'' katanya kepada Republika, Jumat (10/3). Sesuai jadwal perawatan yang dimulai pada 15 Februari, perbaikan itu akan selesai pada 6 Maret tapi lebih cepat empat hari dari sebelumnya. Ditegaskan Tuhirlan, proses perbaikan itu berjalan lancar tanpa ada kendala serta kecelakaan (zero accident). ''Saat ini, kilang UP VI berjalan normal dan telah menghasilan produk berupa proylenem, LPG, Pertamaz plus, Pertamax, premium TT, kerosene dan solar,'' katanya. Sebelumnya, kilang BBM PT Pertamina UP VI Balongan ini pada 15 Febru!
ari 2006 melakukan shut down. Langkah ini dilakukan guna peraw!
atan sec
ara rutin di salah satu unitynya, residue catalytic cracking (RCC), berupa penggantian catalyst cooler. yul 17 Titik Rawan Penyebaran HIV/AIDS BANDUNG -- Jumlah penderita HIV/AIDS di Jabar terus bertambah dari waktu ke waktu. Ini terjadi karena banyaknya daerah yang berpotensi menyebarkan HIV/AIDS. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar, Trio Indra Setiadi, ada 17 titik di Jabar yang potensi penyebaran HIV/AIDS-nya sangat tinggi. ''Titik-titik potensi penyebaran HIV/AIDS yang tinggi itu pada umumnya terdapat di Pantura,'' ujar Trio usai membuka acara Pelatihan HIV/AIDS untuk Wartawan Bandung, Jumat (10/3). Trio mengatakan, titik-titik rawan penyebaran HIV/AIDS itu misalnya Patrol, Haurgeulis, Indramayu, Subang, Cirebon, Karawang, dan daerah lain yang sering dilalui sopir truk-truk besar. Berdasarkan survei yang dilakukannya, para sopir itu menempuh perjalanan dari Jakarta-Surabaya selama empat hari. Rata-rata, kata dia, sopir tersebut melakukan hubungan s!
eksual sebanyak empat kali. ''Kalau supir itu melakukan hubungan seksual dengan tidak sehat, maka resiko penularan HIV/AIDS sangat tinggi,'' kata Trio. Untuk meminimalisasi penularan HIV/AIDS, sambung dia, Jabar memperoleh bantuan finding machine (ATM) kondom. ATM kondom itu, berjumlah 10 unit, tapi saat ini masih diproses untuk pendistribusiannya. Selain mencari tempat yang strategis dan efektif, pihaknya juga sedang menerima aspirasi dari tokoh agama untuk mencantumkan pesan moral di ATM kondom itu. Pesan moral itu, misalnya mengingatkan kalau berzina itu haram. ''Titik-titik rawan itu jelas akan kami prioritaskan untuk dipasang finding mechine kondom,'' ujarnya. kie
( )
No comments:
Post a Comment