Cari Berita berita lama

Pihak RS Masih Tutup Mulut

Senin, 6 Desember 2004.
Pihak RS Masih Tutup MulutJakarta, 6 Desember 2004 13:22Promotor tinju internasional, Herry "Aseng" Sugiarto, Minggu sekitar pukul 4.15 WIB menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo Jakarta, setelah sempat dirawat selama dua hari di RS tersebut.

Jenazah promotor tinju profesional internasional yang banyak melahirkan petinju Indonesia sebagai juara itu sekitar pukul 10.00 WIB diterbangkan ke Surabaya dari bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Pihak RS Abdi Waluyo tidak dapat memberikan keterangan yang pasti tentang meninggalnya Herry Aseng Sugiarto tersebut, termasuk dokter yang menangani dalam perawatannya setelah hari Jumat (3/12) masuk RS itu.

Fendi Taslim yang mengaku utusan dari pihak RS Abdi Waluyo untuk memberikan keterangan kepada wartawan tentang meninggalnya Aseng ini juga ternyata tidak dapat memberikan keterangan yang lebih rinci, termasuk penyebab kematian promotor kondang asal Surabaya itu.

"Saya ini tidak berhak memberikan keterangan urusan dalam RS Abdi Waluyo dan saya hanya diberikan tugas untuk urusan luar saja, tunggu keterangan humas Dr.Migot saja," kata Fendi.

Sementara Promotor Tourino Tidar mengakui sempat mengunjungi Aseng yang sedang dirawat di RS tersebut bersama Presiden PABA, Yangsup shim dan Sekjen PABA Allan Kim.

"Saya bersama pengurus PABA sempat ngobrol sama Aseng dan dia (Aseng) menyatakan badannya lemas setelah menjalAni operasi penyedotan lemak yang ditangani dokter ahli dari Amerika," kata Tourino.

Menurut Tourino, sebelum masuk ke RS Abdi Waluyo itu, dirinya sempat menawarkan Aseng untuk pergi ke Tenggarong, Kutai Kertanegara menyaksikan pertandingan Chris Jhon lawan Jose Choe Rojas, namun Aseng keberatan karena sudah janji untuk menjalani operasi sedot lemak dengan dokter asal Amerika itu.

Dijelaskan Tourino, dirinya mendapat keterangan dari Aseng, ia sudah berjanji dengan dokter ahli dari Amerika itu untuk menjalani operasi sedot lemak.

Pernyataan yang sama juga dikemukakan Dr. Tommy Haluwet bahwa Aseng sudah ada janji dengan pihgak RS Abdi Waluyo untuk melakukan operasi sedot lemah sejak Mei 2004 lalu.

"Daftar tunggu operasi Aseng sudah pada gilirannya tanggal 3 Desember itu sehingga dia (Aseng) tidak dapat menyaksikan pertandingan internasional di Tenggarong itu," kata Tommy.

Menurut Tommy, dirinya sudah mengingatkan Aseng untuk tidak melakukan operasi sedot lemah tersebut karena berkaitan dengan kondisi kesehatan Aseng yang selama ini diduga ada gejala jantung dan darah tinggi.

"Saya sempat menyatakan bahwa operasi yang dilakukan Pak Aseng rawan terhadap kematian menjelang keberangkatan saya ke Tenggarong. Memang sudah janji untuk berangkat bersama, tapi karena ada panggilan operasi, sehingga Aseng tidak dapat berangkat.

Ketua KTI Pusat, Anton Sihombing dan Ketua ATI Pusat, Manahan Situmorang mengakui Indonesia kehilangan tokoh promotor tinju internasional, setelah meninggalnya Aseng ini.

"Belum ada yang mampu mengimbangi Aseng sebagai promotor tinju internasional, sehingga kita kehilangan dia (Aseng) yang dapat menggelar pertandingan tinju," kata Manahan.

Bahkan almarhum rencananya akan menggelar partai tinju dunia versi IBF kelas terbang mini antara M. Rahman sebagai pemegang sabuk juara dan petinju asal Thailand di Palembang tahun 2005.

Aseng bersama Irwan Hendarmin dari RCTI sempat meninjau ke Palembang dan bertemu dengan Walikota Palembang, Ir. Eddy Santana Putra untuk memastikan tentang gelar tinju dunia di kota yang dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya itu.

"Pak Walikota Palembang antusias sekali untuk membantu penyelenggaraan kejuaraan tinju dunia yang akan dilangsungkan di kota Palembang itu dan bahkan Pak wali menawarkan pelaksanaan kejuaraan tersebut pada Februari 2005 mendatang," kata Irwan Hendarmin.

Pada hari yang bersamaan Walikota Palembang, Ir. Eddy Santana Putra setelah diberitahu melalui SMS tentang meninggalnya Aseng langsung menyampaikan turut belasungkawa. [EL, Ant]

No comments:

Post a Comment