Selasa, 7 Juni 2005.
Paiton Energy Ingin Investasi tanpa TenderJakarta - Pemilik PT Paiton Energy berminat untuk melanjutkan investasi di Indonesia, yakni membangun pembangkit listrik Paiton III. Namun, perusahaan patungan Amerika Serikat dan Jepang itu meminta investasi di proyek infrastruktur itu dilakukan tanpa tender.
"Permintaan pemilik Paiton Energy itu disampaikan saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke AS dan Jepang baru-baru ini," ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri M.S. Hidayat di Jakarta kemarin. Kebetulan dia ikut rombongan Presiden saat berkunjung ke tiga negara, yakni AS, Vietnam, dan Jepang.
Bila diizinkan, kata Hidayat, Paiton Energy berkeinginan berinvestasi membangun pembangkit listrik di Paiton III bulan depan. Sejauh ini, Paiton Energy dimiliki oleh Mitsui Co. Ltd. dari Jepang, General Electric dari AS, dan International Power Plc. dari Inggris.
Pemerintah sendiri, kata Hidayat, sangat berhati-hati menanggapi permintaan pengelola pembangkit Paiton itu. Menurut dia, pemerintah akan membahas terlebih dulu dalam sidang kabinet mendatang apakah akan melalui tender atau tidak. "Yang jelas, pemerintah tidak mau melanggar prosedur."
Belum lama ini Paiton telah menyelesaikan pembangunan satu unit pembangkit tambahan berkapasitas 800 Megawatt (MW) di Paiton I, Probolinggo, Jawa Timur. Pembangunan ini merupakan salah satu persyaratan dari restrukturisasi perjanjian jual-beli (power purchase agreement) serta untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik.
Biaya pengembangan unit tambahan itu diperkirakan akan menelan US$ 580 juta. Rencananya, tarif untuk pembangkit tambahan ini hanya sebesar US$ 4,75 sen per kilo watt hour (kWh) atau lebih rendah daripada tarif yang direstrukturisasi sebelumnya, yaitu US$ 4,93 sen per kWh.
Selain Paiton, pengusaha dari AS, Vietnam, dan Jepang akan meningkatkan investasinya di Indonesia. Rencana itu diteken dalam nota kesepahaman (MoU) antara Kadin Indonesia dan Kadin ketiga negara tersebut. "Terutama Jepang yang menyatakan akan melipatgandakan investasinya dalam lima tahun," ujar Hidayat.
Hidayat berasumsi, pada pertengahan tahun ini komitmen luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia akan berdatangan, "Saya menilai, iklim dan citra Indonesia sudah mulai pulih dan Indonesia sudah masuk kembali dalam radar investasi." RISKA S HANDAYANI
No comments:
Post a Comment