Sabtu, 25 Januari 2003.
Menyantap Kenangan Pahit, Menyeruput Memori Getir Anda mungkin masih ingat singkatan CCCP yang dulu selalu tertulis terang di dada kostum para pemain olahraga Uni Soviet. Singkatan dalam huruf Cyrillic yang berbunyi es-es-es-er dan berarti Republik Sosialis Uni Soviet ini memang singkatan resmi dari bekas negara adidaya itu. Ketika Soviet hancur, singkatan itu tidak terlihat lagi.
Namun, belakangan ini, singkatan itu muncul lagi di Saint Petersburg, Rusia. Sebuah bangunan dengan jelas memakai nama itu. Mereka yang bekerja di dalamnya bahkan menyematkan tulisan CCCP lengkap dengan lambang palu aritnya. Tenang, ini bukan kebangkitan komunisme, ini "karya" seorang kapitalis yang ingin meraup untung.
CCCP kini dipakai untuk nama kafe di Saint Petersburg yang belum lama ini dibuka. Tampaknya kiat pemilik kafe untuk menarik perhatian dengan nama kontroversial ini berhasil. "Tamu kami tertarik dengan dekorasi orisinal. Interior lama ini merupakan hal baru bagi mereka. Mereka menyukainya," kata Natasha, pramusaji berusia 20 tahun.
Alexei yang menyeruput kopi di sudut kafe menyetujuinya, "Saya terpancing dengan inisial yang sudah mulai dilupakan itu, tepat di Prospek Nevsky," katanya. Prospek Nevsky yang dimaksud adalah jalan utama bersejarah di kota itu. "Ini menggelitik rasa penasaran saya."
Manajer Yevgeny Zavalin mengakui pernik-pernik era Soviet itulah yang menjadi faktor utama kesuksesan kafenya sejak dibuka beberapa pekan lalu. Menurut dia, interior kafe CCCP sebenarnya barang baru, namun memang dibuat seperti sudah berumur puluhan tahun.
CCCP tidak sendirian. Ada sejumlah bar dan kafe yang belakangan menggunakan nama senada seperti Propaganda, Papanin--yang diambil dari nama penjelajah Kutub Utara ternama di era Stalin--dan Plakushaya Iva (Pohon Willow Menangis) yang merupakan nama restoran di sebuah serial komedi terkenal pada era 1970-an.
Bagi kebanyakan anak muda, kembali ke suasana zaman Soviet bukan berarti kerinduan pada sistem totalitarian yang mencekam. Saat itu mereka terlalu kecil untuk mengerti represi pemerintahan komunis. Kesan yang muncul justru nostalgia masa kanak-kanak yang menyenangkan.
"Untuk mereka yang kini berusia sekitar 30-an, Uni Soviet merupakan representasi dari masa kanak-kanak dan secara alami mereka akan merasakan kehangatan dan kelucuan terhadapnya," kata sosiolog Yelena Zdravomislova. "Bagi anak kecil, tidak ada diktator, tidak ada perbedaan pendapat. Mereka tidak memiliki perasaan negatif terhadap CCCP sebagaimana yang dirasakan orangtuanya."
Meski tidak ada tujuan politis, ornamen dan pajangan interior sangat sarat muatan politik. Tengok saja poster-poster era 1920-an yang memenuhi dinding Propaganda. Dalam restoran berkonsep apartemen di masa pemerintahan Leonid Brezhnev (1964-1982) itu terpampang sebuah poster bertulisan "Hidup Penerbangan Tangguh Milik Negara Sosialis Kami".
Bagi sosiolog Zdravomislova, tren kembali ke era Soviet sama saja dengan kembalinya tren fesyen ke era 1970-an atau 1960-an yang muncul akhir-akhir ini. Karenanya, wajar saja jika hal itu kemudian diambil oleh kafe dan restoran. "Untuk sukses, restoran butuh konsep yang atraktif," kata manajer Propaganda Anna Mikova.
Andrei Burtsev, 29 tahun, yang sedang menyantap makan malamnya di Propaganda tahu benar akan tidak adanya keterkaitan itu. "Saya tidak punya nostalgia terhadap rezim Soviet, tapi memang saya suka mengenang masa kanak-kanak saya, terutama jika tahu hal itu tidak akan kembali lagi." afp/qaris
No comments:
Post a Comment