Senin, 21 Maret 2005.
FPAN Cenderung Opsi Menolak dan Pembahasan Ulang
Shinta Shinaga - detikcom
Jakarta -
FPAN belum memiliki sikap resmi mengenai 5 opsi dalam paripurna siang nanti yang membahas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Namun kecenderungannya memilih opsi menolak dan pembahasan ulang.
Opsi itu merupakan opsi keempat yang selengkapnya berbunyi, DPR menolak Peraturan Presiden 22/2005 tentang Pencabutan Subsidi BBM dan memberi kesempatan kepada pemerintah untuk membahas ulang melalui alat-alat kelengkapan DPR.
"Kami akan rapat internal fraksi jam satu siang untuk menentukan posisi. Namun kecenderungannya opsi keempat karena lebih rasional," kata Wakil Ketua FPAN Djoko Susilo saat dihubungi detikcom pukul 07.30 WIB, Senin (21/3/2005).
Diakuinya ada kekhawatiran FPAN dianggap bersikap lembek terhadap pilihan opsi tersebut. Namun FPAN berpendapat perlu bersikap rasional dalam mengambil keputusan.
"Jadi jangan asal menolak suatu kebijakan, tapi juga memberikan solusi bagi pemecahan suatu masalah. Rakyat juga harus diedukasi untuk berpikir dan bersikap demikian. Kalau hanya asal tolak, tidak akan memberikan jalan keluar," ujar Djoko.
Curiga FPG
Mengenai melebarnya opsi dari dua menjadi lima, Djoko mengungkapkan rasa kecurigaannya kepada FPG. Dia pun berharap FPAN tidak terjebak dalam permainan.
"Saya curiga kenapa opsi menolak variannya banyak. Mungkin ini untuk memecah suara fraksi yang sejak semula menolak. Saya curiga FPG akan menggalang kekuatan dan mengarahkan fraksi yang sejak semula menerima untuk memilih opsi memahami," kata Djoko.
Untuk itu, sambung dia, fraksinya akan melakukan lobi-lobi kepada fraksi lain, terutama yang sejak semula menolak kenaikan harga BBM seperti FPDIP, FPDS, FKB, dan FPAN. "Supaya yang menolak bisa satu bahasa," ujarnya.
(
sss
)
No comments:
Post a Comment