Selasa, 14 Oktober 2003.
Banten
Rp 97 Miliar Honor Guru Bantuan Banten Mengendap di Kas Negara
14 Oktober 2003
TEMPO Interaktif, Banten: Sebanyak Rp 97 miliar yang seharusnya dibayarkan kepada Guru Bantu Sekolah (GBS) di Provinsi Banten, mengendap di kas negara. Uang sebanyak itu merupakan honor bagi 16.854 GBS yang belum dibayar selama lima bulan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Didie Supriady, kepada wartawan, di kantornya Selasa (14/10) mnjelaskan, tertahanya honor GBS tersebut karena sampai saat ini para guru bantu belum memberikan nomor rekening bank ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten. 'Kami kesulitan mentransfer dana mereka,' kata Didie.
Selain para guru belum membuka rekening bank, juga ada persoalan administrasi, seperti belum diterbitkannya Surat Keputusan dan adanya kesalahan administrasi seperti salah nama, tempat tugas guru, salah alamat dan sebagainya. Semua kesalahan administrasi itu terjadi pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Menurut Didie, sistem transfer ke rekening dinilai aman, juga untuk mengurangi resiko berkurangnya uang yang seharusnya sampai ketangan para guru.
Persoalan keterlambatan pembayaran honor tersebut, paling dirasakan oleh para guru bantu sekolah yang ditugaskan di daerah pedalaman Banten Selatan, seperti Bayah, Cibaliung, Panimbang dan sebagainya, karena di tempat seperti itu tidak memiliki kantor perwakilan bank.
Walau di sejumlah daerah tempat para GBS melakukan tugas tidak terdapat bank, kata Didie, tetap dianjurkan untuk membuka rekening bank di daerah yang memiliki bank cabang pembantu. 'Kita akan kirim honor mereka bila nomor rekening sudah ada, serta persyaratan yang kurang sudah terpenuhi, ini juga kita desak mereka terutama yang bertugas di wilayah terpencil, agar segera melengkapi persyaratan administrasi yang kurang,' tegasnya.
Ketika ditanya disimpan di mana uang honor guru yang belum terbayar tersebut, Didie mengaku, keberadaan uang yang nilai seluruhnya Rp 97 miliar, itu berada di kas negara. Dari nilai tersebut di antaranya Rp 84 miliar, untuk honor GBS selama dikontrak, dengan rincian masing-masing GBS memperoleh sebesar Rp460 ribu/per orang per bulan.
Bila persyaratan administrasi para GBS tersebut sudah diselesaikan, lanjut Didie, diharapkan akhir Oktober 2003 seluruh honor dapat langsung ditransfer ke rekening masing-masing. 'Artinya kecepatan pengiriman uang para GBS sangat tergantung, pada masing-masing GBS dalam menyelesaikan persyaratan,' katanya.
Sementara itu di tempat terpisah, Sartana, salah seorang GBS, yang berugas di SMP 8, Kaligandu Kabupaten Serang, mengaku bingung dengan alasan pihak Dinas Pendidikan tersebut, yang mengatakan soal nomor rekening dan administrasi belum diselesaikan.
'Saya sudah membuka rekening di Bank Rakyat Indonesia (BRI) jauh sebelum saya mendaftar menjadi GBS. Selain itu nomor rekening saya sudah saya laporkan begitu saya dinyatakan diterima menjadi GBS. Terus kalau adalagi persyaratan administrasi yang belum diselesaikan saya juga bingung karena saya belum mendapatkan informasi soal kekurangan administrasi tersebut,' kata Sartana.
Asnawari, 30 tahun seorang GBS lainnya berharap honornya dapat diterima sebelum akhir Oktober 2003. Alasannya karena selama lima bulan terakhir untuk mengatasi kebutuhan hidup setiap hari sudah meminjam uang pada tetangga dan warung terdekat.
Selain itu, Asnawi mengaku sudah merasa malu kepada tetangga dan pemilik warung, dia juga berharap sisa honor yang dia peroleh dapat dipergunakan untuk kebutuhan menghadapi bulan puasa. 'Saya saat ini betul-betul bergantung dari pembayaran honor GBS, utang sudah banyak dan hampir tiap bulan ditagih kita belum dapat melunasinya,' kata Asnawi berharap.
Faidil Akbar - Tempo News Room
No comments:
Post a Comment