Senin, 14 Oktober 2002.
Nasional
Matori Tuduh Al-Qaidah Dalang Tragedi Legian
14 Oktober 2002
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Dia amat yakin jaringan Al-Qaidah mendalangi pengeboman Cari Club Legian, Kuta, Bali, Sabtu lalu. Pernyataan itu malahan dilemparkan dalam jumpa pers khusus di Departemen Pertahanan, Jakarta, Senin (14/10).
"Dilihat dari kerja dan akibat tindakan mereka, kelompok ini sangat profesional. Dilihat dari suasana yang surprise dan dampak yang ditimbulkan, yaitu korban yang cukup besar," tutur Matori membeberkan indikasi dari keyakinan dirinya.
Tapi dia tidak membeberkan bukti tentang kerja Al-Qaidah dibalik Tragedi Legian. Matori melanjutkan indikasi yang dia yakini. "Misal di Bali, ada surprise, high explosive, lalu pelakunya hilang begitu saja. Itu profesional dan canggih. Jadi tidak aneh adanya jaringan nasional dan internasional terlibat dalam peristiwa itu," ujarnya.
Organisasi pimpinan Usamah bin Laden itu bak hantu yang bergentayangan menyusul serangan teroris terhadap World Trade Center di New York pada 11 September 2001. Sejauh ini suara-suara internasional menilai Indonesia sebagai salah satu tempat bagi persembunyian dan aktivitas jaringan Al-Qaidah. Tapi, tuduhan itu sendiri memicu pro dan kontra di kalangan pejabat Indonesia. Paling banter menyebut: ada indikasi jaringan Al-Qaidah. Tertangkapnya Omar al-Faruq di Bogor, awal Juni lalu, yang mengaku pada CIA sebagai petinggi Al-Qaidah untuk Asia Tenggara, juga belum diyakini penuh.
Matori bisa dibilang pejabat pemerintahan pertama yang mengakui adanya jaringan Al-Qaidah di Indonesia menyusul Tragedi Legian. Lebih lanjut, Matori menganalogikan pembuktian jaringan Al-Qaidah itu persis seperti mengimani adanya Tuhan. "Sebagai orang beragama, untuk meyakini adanya Tuhan cukup melihat bumi, pohon dan sebagainya," ujar dia.
Tapi, bagaimana dengan sinyalemen rekayasa intelijen Amerika Serikat seperti CIA, yang dilontarkan Pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir? Juga yang diyakini sejumlah tokoh Islam garis keras lain? Matori pun enggan menanggapi. "Jangan buai masyarakat dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak benar," katanya meminta.
Menurut dia pertanyaan-pertanyaan seputar pembuktian jaringan Al-Qaidah, siapa kaki tangan yang bekerja di Indonesia, justru membuat persoalan menjadi gamang. Demikian pula munculnya sikap apriori terhadap Amerika, membuat kewaspadaan pun berkurang. "Sehingga peringatan-peringatan dari Amerika sebelum insiden di Bali, tak ditanggapi secara serius," ujar Matori. (Deddy Sinaga - Tempo News Room)
No comments:
Post a Comment