Selasa, 6 Pebruari 2007.
Konglomerat Inggris yang Minus Paspor
Sebelum meraih sukses dan kaya raya, Al-Fayed hanyalah seorang pengecer kecil. Rakyat biasa. Ia terlahir dengan nama Mohamed Abdel Moneim Fayed, dari keluarga guru miskin di Alexandria, Mesir. Tumbuh dengan jiwa dagang yang mekar sejak kecil, Al-Fayed memulai kariernya dengan berjualan Coca-Cola di pinggir jalan. Ia bahkan sempat menjadi penjual mesin jahit. Pada tahun 1970, entah mengapa, Fayed muda menambahkan "Al" di depan namanya. Hidupnya mulai berubah setelah bertemu pengusaha ternama Adnan Khashoggi. Awalnya, dia bekerja di bisnis impor milik Khashoggi di Arab Saudi. Keberuntungan terus menyertai Al-Fayed, terlebih setelah menikah dengan saudara perempuan Khashoggi. Namanya mulai berpengaruh dan dikenal di Timur-Tengah, Haiti dan London. Al-Fayed sempat kembali ke Mesir dan mulai berbisnis. Nasibnya makin moncer setelah pada 1966 dirinya menjadi penasihat salah satu orang terkaya di dunia, Sultan Brunei. Pada tahun 1974, Al-Fayed yang sudah kaya-raya hijrah k!
e Inggris. Pada 1979, ia sempat membeli Ritz Hotel di Paris. Nama dan pengaruhnya di dunia bisnis terus berkibar di Inggris, apalagi setelah pada 1985 berhasil membujuk Sultan Brunei untuk berinvestasi di Inggris. Dari kedekatannya dengan Sultan itulah, Al-Fayed membeli House of Fraser, induk perusahaan Harrods Knightsbridge. Salah jaringan toko tertua di Inggris,--didirikan Charles Henry Harrod pada 1835--itu dibelinya seharga 615 juta poundsterling. Kini, Harrods, yang bermarkas di Knightsbridge, London, adalah salah satu landmark kota itu. Bersama Harrods, nama Al-Fayed kian bersinar. Toko itu memiliki acara tahunan, yakni Harrods Summer Sale dan Harrods Winter Sale. Dalam dua kegiatan itu, Al-Fayed selalu mengundang orang-orang beken untuk membuka toko pada hari pertama sale tersebut. Bisnisnya kian berkembang pesat. Pada musim panas 1997, Al-Fayed membeli klub sepak bola yang berbasis di London, Fulham FC. Awalnya, ayah Dodi Al-Fayed itu berambisi untuk mengubah Fulham!
menjadi klub kuat seperti Manchester United. Namun ketika pre!
stasi Fu
lham kurang menjanjikan, dia mengakhiri ambisinya dan memperlakukan klub itu hanya sebagai salah satu bisnisnya. Meski Al-Fayed mampu menghidupi ribuan rakyat Inggris, namun tak berarti dirinya bisa mendapatkan kewarganegaraan di negara itu dengan mudah. Hingga kini, Al-Fayed tidak pernah mendapat kewarganegaraan Inggris yang sangat ia idamkan. "Mengapa mereka tidak mau memberi saya paspor Inggris? Saya adalah pemilik Harrods dan mempekerjakan banyak orang Inggris di sana,'' tanya Al-Fayed, tak percaya. Menurut beberapa sumber, pemerintah Inggris tidak mau memberi status warga negara kepadanya karena sikapnya yang tidak menyenangkan. n hri/al-fayed.co.uk/wikipedia
( )
No comments:
Post a Comment