Cari Berita berita lama

Republika - Irigasi Kendi

Senin, 31 Juli 2006.

Irigasi Kendi






Dengan membenamkan kendi di tanah, akar tanaman akan cepat mennyerap air yang disediakan di kendi itu.





Dengan kendi, para petani sering menyiramkan air ke pokok tanaman palawija. Maka, meski kemarau membuat tanah kering, akar tanaman tetap mendapatkan air dari siraman air kendi itu. Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mecetuskan cara baru pemanfaatan air kendi sebagai sistem irigasi. Pertanian lahan kering dipandang kesulitan memanfaatkan air sehemat mungkin. "Nah, teknologi sistem irigasi kendi adalah salah satu cara pemberian air dengan tujuan untuk mempertinggi efektivitas irigasi," ujar Budi Setiawan, ketua Program Studi Ilmu Keteknian Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB, Senin (17/7) lalu. Budi menjelaskan, petani perlu membenamkan kendi di tanah untuk mencapai daerah perakaran tanaman. Dengan cara ini, para petani tak perlu berjalan mondar-mandir membawa kendi dan menyiramkan ke setiap pokok tanaman di sawah kering mereka. Kendi di tanah itu diisi air melalui selang yag dihubugkan degan gentong air. Air di dalamnya akan merembes ke tanah di sekelilingnya melalu!
i dindingnya yang dibuat permeable. Kemampuan dinding kendi untuk merembeskan air dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi kebutuhan evapotranspirasi tanaman setiap waktu dan dengan memperhatikan pula sifat hidrolika tanahnya. Kendi yang biasa dipakai untuk menyimpan air agar menjadi sejuk, dapat menurunkan suhu air karena adanya proses evaporasi (penguapan) melalui pori-pori kendi. Bila ukuran pori-pori diperbesar sampai mencapai ukuran tertentu, maka air dari dalam kendi akan merembes keluar atau kendi menjadi `berkeringat'. "Kendi yang berkeringat inilah yang jika ditanam dalam tanah kering, maka tanah di sekelilingnya akan segera menjadi basah karena adanya pengaruh beda isapan air yang sangat besar," tutur Budi. Prinsip pembasahan tanah seperti inilah yang menurut Budi sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi pemberian air bagi tanaman, khususnya di lahan-lahan kering yang ketersediaan airnya merupakan kendala utama. Jika pori-pori kendi bersifat semi-pe!
rmeable, maka larutan pupuk dapat pula dimasukkan ke dalam ken!
di. Deng
an demikian pemberian pupuk menjadi lebih efisien dan efektif serta banyak menghemat tenaga kerja. "Oleh karena itu, penerapan irigasi kendi ini tidak saja sangat potensial untuk di daerah kering tetapi juga untuk di daerah lainnya," ujar Budi. Budi menjelaskan, sistem irigasi kendi dirancang dengan berbagai pertimbangan. Yang utama adalah mengusahakan agar air yang diberikan benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman, serta menghindari kehilangan air melalui evaporasi. Pertimbangan berikutnya, yaitu mengupayakan agar teknologi ini 100 persen menggunakan komponen dalam negeri, mudah dibuat, dipasang, dioperasikan, dan dipelihara dengan biaya rendah. "Untuk itu, tujuan utama sistem iriasi kendi yaitu memberikan air langsung ke daerah perakaran tanaman," tegas Budi. Pengisian air ke dalam kendi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu manual dan otomatis. Cara manual bisa dilakukan jika jumlah kendi terbatas atau tersedia tenaga kerja yang cukup. Walaupun demikian cara ma!
nual ini tidak begitu dianjurkan mengingat muka air dalam kendi menjadi sangat berfluktuasi. Adakalanya tinggi dan adakalanya kosong sehingga sulit merespons kebutuhan tanaman yang sesungguhnya. "Hasil penelitian menunjukkan cara manual ini jika tidak dilakukan dengan tepat waktu dapat menurunkan hasil panen," kata Budi. Selanjutnya cara otomatis atau dengan menerapkan prinsip bejana berhubungan, yaitu di satu sisi berupa kendi dan di sisi lainnya adalah tangki sumber air. Keduanya dihubungkan dengan pipa atau selang plastik. Tangki air ini dapat dibuat sebagai penyuplai air bertekanan tetap. "Dengan demikian pengawasan ketersediaan air dalam setiap kendi cukup dipantau pada tangki air tersebut," ujar Budi. Melalui tangki air ini pemupukan juga dapat lebih mudah dilakukan. Salah seorang peneliti, Rudianto, mengatakan penerapan sistem irigasi kendi ini mampu mengatasi kekeringan lahan di musim kemarau. Teknologi ini juga dapat menghemat penggunaan air dan pupuk pada tanaman !
di lahan terbuka, rumah kaca, tanaman sela. Tanaman sela, sepe!
rti pala
wija/holtikultura, dapat mengatasi keterbengkalaian lahan, ketik amusim kemarau tiba. Budi menjelaskan, dengan menanam tanaman sela, lahan-lahan persawahan yang kering justru bisa lebih produktif bila teknologi irigasi hemat air seperti sistem irigasi kendi diterapkan dengan tepat. "Saya rasa bila petani memiliki perencanaan tanam yang baik, mereka akan berhasil mengatasi masalah kekeringan dan berbalik untung. Apalagi teknologi sistem irigasi kendi sangat mudah dan murah," kata Budi. Ikhisar - Kendi yang pori-porinya dapat merembeskan air dibenamkan di taah utuk mecapai akar tanaman. - Kendi diisi air dan larutan pupuk melalui selang atau pipa yang dihubungkan dengan gentong air. - Sistem irigasi kendi ini dapat mengatasi kekeringan lahan di musim kemarau.
(c42 )

No comments:

Post a Comment