Cari Berita berita lama

Republika - GLODOK

Kamis, 20 April 2006.

GLODOK


Hati-hati Belanja









Glodok sebagai pusat barang-barang elektronik yang murah dan berkualitas tak selamanya benar. Pengalaman saya membeli sebuah kamera digital di toko Matahari Jaya di Glodok City Lantai 1 mungkin bisa menjadi pengalaman bagi yang mau belanja barang-barang elektronik di kawasan ini. Penjaga toko dengan meyakinkan menawarkan sebuah kamera digital delapan megapixel yang dikatakannya sebagai buatan Jepang. Karena waktu itu saya terburu-buru ada keperluan lain, saya tidak mengontrol lagi kotak tempat kamera itu di mana biasanya tercantum negara pembuatnya. Dari tawar menawar akhirnya harga ditetapkan Rp 2.750.000. Batapa kecewanya saya ketika di rumah saya melihat kotak kameranya, ternyata kamera tersebut buatan Taiwan. Selain itu, dua hari kemudian, ketika saya jalan-jalan ke ITC Depok, saya melihat kamera dengan merek dan spesifikasi yang sama yakni delapan megapixel, harganya hanya Rp 1.800.000. Harga ini belum saya tawar. Karena itu, bagi Anda yang mau belanja di Glodok!
, harus ekstra hati-hati menghadapi tawaran harga yang seakan-akan sudah murah padahal lebih hal di banding tempat lain. Achmad Sujai Pondok Cina, Depok SUAKA POLITIK 42 Orang Papua Salah Pilih Masalah pemberian visa untuk 42 orang Papua belum berhenti jadi perdebatan. Saya masih sangat kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudara kita di Papua. Banyak pertanyaan yang timbul dibenak saya. Mengapa mereka malah meminta perlindungan dari negara lain, yaitu Australia daripada berdialog secara damai dengan pemerintah Indonesia. Menurut saya 42 orang Papua tersebut telah salah dalam mengambil keputusan. Salah telah memilih Australia sebagai negara untuk berlindung. Karena di Australia, suku Aborigin sama sekali tidak diperhatikan. Padahal, jika dilihat secara ras mereka berdua (orang Papua dan Suku Aborigin) memiliki ras yang sama. Apakah orang-orang Papua tersebut tidak sadar bahwa mereka sedang dimanfaatkan oleh orang-orang Australia? Mereka memang tulus mem!
bantu rakyat Papua atau ada kekayaan alam yang mereka incar? P!
ertanyaa
n-pertanyaan ini harus dijawab. Rakyat Papua seharusnya berpikir secara dingin, jangan terlalu terbawa emosi yang dapat menyesatkan. Diharapkan seluruh rakyat Papua mempunyai niat baik untuk bisa berdialog secara damai dengan pemerintah Indonesia karena saya yakin bahwa seindah-indahnya negeri orang, akan tetap lebih indah negeri sendiri. Saya pun yakin bahwa Indonesia akan jauh lebih tulus dan perhatian dalam pengembangan daerah Papua dibandingkan dengan pemerintahan Australia. Tantri Widiana Putri Mahasiswi Fikom Unpad, Wisma JM Putri, Jatinangor
( )

No comments:

Post a Comment