Cari Berita berita lama

Republika - Belajar Bisnis di Sekolah Bisnis

Senin, 17 Juli 2006.

Belajar Bisnis di Sekolah Bisnis






Sekolah bisnis makin banyak diminati lulusan SMA.





Dewasa ini banyak perguruan tinggi (PT) yang menyebut dirinya sebagai sekolah bisnis. Umumnya, institusi-institusi pendidikan tersebut menjanjikan bahwa para lulusannya akan menjadi orang-orang yang handal di bidang bisnis. Terlepas apakah alumni nantinya akan menjadi seorang pebisnis, atau pun bekerja di sebuah perusahaan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan sekolah bisnis? Menurut Chris Wren, direktur, President Business Institute (PBI), Jakarta, sekolah bisnis adalah lembaga pendidikan yang senantiasa mencari tahu apa yang dibutuhkan dunia bisnis saat ini. Dan, membawa informasi yang didapat ke dalam kampus. Sehingga, mahasiswanya senantiasa dipersiapkan untuk mampu memenuhi kebutuhan industri.
''Sekolah bisnis sejatinya, secara berkesinambungan mempersiapkan sumber daya manusia yang nantinya menjadi manusia yang diinginkan dan dibutuhkan oleh berbagai perusahaan. Untuk itu, kurikulum dan setiap mata kuliah yang diberikan harus senantiasa relevan dengan kebutuhan dunia bisnis saat ini,''kata Wren.
Sedangkan menurut Rudi Handoko, program manager, S1 Bisnis, Prasetiya Mulya (PM), Jakarta, sekolah bisnis adalah sekolah yang mendorong mahasiswanya untuk menciptakan nilai (value) dalam sebuah produk kepada pasar. Maksud dari pasar adalah perusahaan, lingkungan, supplier dan konsumen. ''Sekolah bisnis,sudah seharusnya lebih berorientasi pada keseluruhan proses bisnis dan integrasinya, tidak sekedar hanya mengelola dan menyelesaikan sebuah tugas tertentu,''kata Rudi.
Sementara, Kabul Wahyu Utomo,kepala bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama STEKPI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia), Jakarta, berpendapat bahwa sekolah bisnis adalah sebuah institusi pendidikan yang mengajarkan pengalaman berbisnis bagi mahasiswanya dan dikemas dengan kurikulum yang tidak hanya memberikan teori saja namun juga praktik-praktik bisnis.
Kriteria sekolah bisnis, lanjut, Rudi antara lain pengajaran hand-on experience atau pengalaman langsung di dunia sebenarnya dan pengasahan soft-skill seperti kepemimpinan lewat pelatihan dan projek kelompok.
Pebisnis
Lulusan sekolah bisnis, kata Kabul tidak hanya berorientasi untuk bekerja di perusahaan, lebih dari itu menjadi pebisnis. Di STEKPI sendiri, kata Kabul, mahasiswa sejak semester awal telah diberi tugas untuk membuat suatu bisnis secara nyata. Tujuannya untuk memunculkan minat berwirausaha, dan menunjukkan bahwa berwiraswasta adalah menyenangkan dan penuh tantangan. Lebih jauh, STEKPI pun memberikan dukungan berupa modal penyertaan bagi bisnis para mahasiswa yang memang layak untuk dikembangkan sebesar 50 persen dari modal usaha yang dirancangkan.
Dalam menentukan sekolah bisnis, baik Rudi, Kabul, maupun Wren, sepakat bahwa calon mahasiswa harus memperhatikan beberapa hal. Termasuk, kurikulum, metode pengajaran, fasilitas, dan dosen. ''Dalam kurikulum dan metode pengajaran, sekolah bisnis seharusnya, memiliki keseimbangan antara teori dan aplikasi. Termasuk adanya pengajaran studi kasus dari dunia nyata,''kata Rudi.
Mengenai studi kasus sendiri, memang diterapkan hampir disemua sekolah bisnis. Maraknya penggunaan metode kasus di sekolah bisnis, bagi Wren, sangat dimengerti. Apalagi, lanjutnya, apabila merujuk pada sekolah binis terkemukan dunia, Harvard Business School, Amerika, yang sejak lama menggunakan metode tersebut. Dan, katanya, keberhasilan Harvard tidak dapat terbantahkan.
Sekolah bisnis di Indonesia, menggunakan metode kasus merupakan suatu hal yang positif. Namun, ada hal-hal yang harus diingat dalam penggunaan metode kasus. ''Kasus yang dipelajari harus relevan. Artinya, kasus yang digunakan sebaiknya adalah kasus-kasus di perusahaan Indonesia. Selain itu, kasus yang digunakan terjadi paling lama tiga tahun kebelakang,''katanya. Alasannya, kasus disuatu negara, kemungkinan tidak sama dengan negara lain. Pendekatan penyelesaiannya pun tentu berbeda. Sedangkan, penggunaan kasus-kasus baru, katanya, sangat penting. Karena, dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif saat ini, semua berjalan demikian cepat. Sehingga, lewat dari tiga tahun, kasus tersebut sudah kadaluarsa.
Fasilitas pun, diakui oleh Rudi dan Kabul sebagai sesuatu yang penting. ''Fasilitas yang memadai akan membuat kampus seolah menjadi rumah kedua,''kata Rudi. Fasilitas akses internet saat ini menjadi fasilitas yang ditawarkan berbagai sekolah bisnis. Termasuk PM, dan STEKPI. ''Keunggulan kuliah di Stekpi salah satunya adalah pada setiap jurusan, perkuliahan dilakukan secara online, meski tetap ada dosen yang membimbing di depan kelas,''kata Kabul. Setiap mahasiswa, lanjutnya, disarankan untuk memiliki notebook mobile untuk kemudahan mengikuti mata kuliah. Karena, STEKPI dilengkapi dengan teknologi Wireless Fidelity (Wi-Fi). ''Kami berharap alumni STEKPI nantinya akan menjadi pebisnis. Namun, bila harus menjadi pekerja, mereka pun akan mampu menjadi orang-orang yang profesional di bidangnya. Dan, memiliki pemahaman yang baik terhadap pengembangan Teknologi Informatika''tutur Kabul.
Prospek
Prospek lulusan sekolah bisnis, kata Rudi, sangat cerah karena dunia bisnis pada umumnya mengharapkan lulusan yang sudah mengerti seluk-beluk bisnis dan siap memberikan kontribusi positif untuk pertumbuhan perusahaan. Di lain pihak, bila lulusan tersebut ternyata ingin membuka bisnis sendiri, percepatan pertumbuhan bisnisnya akan lebih cepat.
Prasetiya Mulya sendiri, lanjut Rudi, merupakan sekolah bisnis yang menawarkan program pembentukan mahasiswa menjadi pebisnis yang tangguh, tidak mudah menyerah dan beretika tanpa menghilangkan kewajibannya untuk peka terhadap lingkungan di sekitarnya. ''Lulusan S1 Bisnis PM didorong untuk menjadi pebisnis dengan membuka usahanya sendiri maupun menjadi profesional plus yaitu profesional yang memiliki jiwa pebisnis,''akunya.
Di Prasetiya Mulya, S1 Bisnis saat ini memiliki tiga program konsentrasi. Masing-masing Marketing Communication, Corporate Finance, dan Business Management. Sedangkan STEKPI, selaku sekolah bisnis, untuk program S1, menawarkan dua program studi yang masing-masing memiliki bidang konsentrasi. Seperti, Manajemen, dengan bidang konsentrasi Keuangan Bisnis, Keuangan Intenasional, Pasar Modal, Perbankan, dan Asuransi.
(may )

No comments:

Post a Comment