Senin, 11 Desember 2006.
Partai Matahari Bangsa Lakukan Soft LaunchingJakarta, 11 Desember 2006 10:30Partai Matahari Bangsa (PMB), yang didirikan tokoh muda Muhamadiyah yang dengan Partai Amanat Nasional (PAN), dipertegas eksistensinya melalui soft launching (peluncuran perdana) di sebuah hotel mewah di Jakarta, Senin pagi.
"Acara soft launching ini kemungkinan dihadiri beberapa tokoh Muhammadiyah, seperti Pak Malik Fajar (mantan Mendikbud -red.)," kata Sekretaris Eksekutif DPP PNB, Abdul Munawar yang dihubungi sebelum acara itu berlangsung, Senin pagi. Pada acara itu, hadir pula para inisiator PMB dari seluruh provinsi di Indonesia.
Akhir November lalu, Ketua Umum sekaligus inisiator PMB, Imam Adaraqutni, kepada wartawan mengatakan, para tokoh muda Muhammadiyah mendeklarasikan PMB sebagai upaya menampung aspirasi warga Muhammadiyah yang saat ini semakin tidak didengar partai-partai politik terutama PAN yang justru dilahirkan Muhmmadiyah.
"Karena suara kami hanya `dititipkan` maka `partai` yang dititipkan bisa saja tidak mendengar," katanya.
Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tersebut mengatakan PMB merupakan partai yang didedikasikan untuk warga Muhammadiyah dan membawa suara Muhammadiyah di pentas politik nasional.
Menurut Imam, hubungan antara Muhammadiyah dengan partai politik telah dimulai sejak awal kemerdekaan. Pertama Muhammadiyah memiliki hubungan dengan Partai Masyumi, kemudian dengan Partai Persis, dan pada era reformasi para tokoh Muhammadiyah membidani Partai Amanat Nasional (PAN).
"Namun semuanya berakhir dengan mengecewakan," katanya.
Untuk itu, dengan PMB ini pihaknya berupaya untuk `mengemong` (memelihara) warga Muhammadiyah sebagai salah satu bagian integral bangsa Indonesia terutama dalam politik nasional, sehingga suara dan aspirasinya dapat terus disampaikan.
Azas Islam
Sekretaris Jenderal PMB Ahmad Rofiq menambahkan selama ini partai yang menjadi naungan warga Muhammadiyah belum bisa menampilkan suara warga Muhammadiyah.
"Adanya perbedaan ideologi antara Muhammadiyah dengan partai politik yang menaungi warga Muhammadiyah telah membuat jarak antara partai politik dan warga Muhammadiyah itu sendiri," kata Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah tersebut.
Untuk itu dalam PMB, asas yang digunakan adalah Islam sesuai dengan warga masyarakat Muhammadiyah yang Islam.
"Islam sebagai realitas sosial dan politik tetap memiliki kekuatan, dan kita pun tidak mau dilihat sebagai partai politik yang tidak jelas asasnya. Namun demikian Islam dalam PMB tersebut adalah Islam yang berkemajuan. Selain itu kami juga akan mengedepankan Islam sebagai substantif," katanya.
Menanggapi pendirian PMB itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin, pernah mengingatkan partai politik mana pun termasuk PMB tidak membawa nama Muhammadiyah.
"Muhammadiyah tidak ada kaitannya dengan partai politik mana pun. Muhammadiyah juga tidak memiliki hubungan dengan parpol mana pun," katanya.
Ketika ditanyakan bagaimana prospek PBM di daerah-daerah, Din yang juga mantan salah seorang Ketua DPP Golkar itu menyatakan tidak tahu. "Saya tidak tahu (prospeknya, red). Saya tidak mengikuti (perkembangan PBM, Red)," katanya. [TMA, Ant]
No comments:
Post a Comment